Anciak berarti sama dengan maleh. Dilihat dari pengertian bahasa Indonesia anciak ini sama dengan malas. Malas sendiri adalah kondisi ketika seseorang menghindari pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan dengan potensi dan energi yang dimiliki. Malas sering dikaitkan dengan dua perilaku, yaitu prokrastinasi (menunda-nunda) dan idleness (berdiam diri tanpa melakukan apa-apa.
Kalau ada orang berkata “anciiak bana den mah” maksud katanya adalah sungguh malas sekali saya. Kata anciak ini memiliki satu arti tetapi hanya ada di Tandikek. Lain pula halnya dengan anciak-anciak yaitu memiliki arti tersendiri karena berbeda dengan anciak saja, anciak-anciak itu sama dengan bermalas-malasan.
Kalau bermalas-malasan sendiri misalnya kita bekerja maka kerja tersebut tetap kita kerjakan tetapi dengan keengganan tersendiri begitu juga dengan malas, kalau sudah malas jangankan bekerja bergerak saja kita tidak mau. Jadi begitu anciak-anciakan ini misalnya seseorang mengucapkan "ancaik-anciakan bana ang karajo ko".
Anciak berbeda juga dengan ancik, ancik mungkin semua orang Minang tahu, ancik ini memiliki makna yaitu tunggu sebentar misalnya, "ancik dulu beko den ambiakan" walaupun bunyinya hampir sama tetapi maknanya tentu berbeda.
Begitu defenisi dan perbedaan kata anciak yang hanya bisa kita temui di Nagari Tandikek Kecamatan Patamuan Kabupaten Padang Pariaman.
Hal ini juga tentu menjadi keunikan tersendiri dan kadang juga menjadi ciirikhas dari sebuah nagari, Tidak jarang teman memanggil kita dengan sebutan anciak.
Kata ini sebenernya tidak baik untuk dilakukan tetapi setiap manusia memiliki rasa ini maka dari itu sedikit diajarakan trik dan trip agar tidak malasrasa malas juga terkadang muncul dari minimnya motivasi dalam diri.
Supaya malas di dirimu hilang, maka kamu harus memberi semacam motivasi pada dirimu agar tidak malas-malasan lagi. Adapun cara menghilangkan malas dengan motivasi sendiri bisa dilakukan dalam pelbagai macam bentuk.
Kamu bisa memotivasi dirimu dengan mengingatkan diri soal beberapa manfaat menjadi pribadi yang rajin; atau juga bisa dengan cara memberikan imbalan ke dirimu sendiri, bila kamu bisa jadi pribadi yang lebih rajin.
*Penulis adalah Abdul Jamil Al Rasyid, Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand angkatan 2019 berdomisili di Padang Pariaman Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas Patamuan Tandikek.
Source: RMOL
« Prev Post
Next Post »