Perbandingan Lirik Lagu Chrisye "Ketika Tangan Dan Kaki Berkata" Dengan Surat Yasin Ayat 65

Perbandingan Lirik Lagu Chrisye "Ketika Tangan Dan Kaki Berkata" Dengan Surat Yasin Ayat 65
PADA kenyataanya karya sastra, tidak hadir atau diciptakan dalam kekosongan budaya, namun karya sastra hadir atau diciptakan karena adanya seorang pengarang yang menuliskannya. Karya sastra diciptakan pengarangnya untuk menanggapi gejala-gejala yang terjadi pada masyarakat sekelilingnya, bahkan seorang pengarang tidak terlepas dari paham-paham, pikiran-pikiran atau pandangan dunia pada zamannya atau sebelumnya. Semua itu tercantum dalam karyanya.


Dengan demikian, karya sastra tidak terlepas dari kondisi sosial budayanya dan tidak terlepas dari hubungan kesejarahan sastranya.


Sebuah karya sastra, baik puisi maupun prosa, mempunyai hubungan sejarah antara karya sezaman, yang mendahuluinya atau yang kemudian. Hubungan sejarah ini baik berupa persamaan atau pertentangan. Dengan hal demikian ini, sebaiknya membicarakan karya sastra itu dalam hubungannya dengan karya sezaman, sebelum atau sesudahnya.


Lirik Lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata sebagai berikut:


Akan datang hari mulut dikunci

Kata tak ada lagi

Akan tiba masa tak ada suara

Dari mulut kita

Berkata tangan kita

 Tentang apa yang dilakukannya

Berkata kaki kita

Ke mana saja dia melangkahnya

Tidak tahu kita bila harinya

Tanggung jawab tiba

Rabbana

Tangan kami

Kaki kami…


Lagu hampir sama dengan puisi, maka lagu lahir tentu memiliki interpertasi dari hal sebelum nya misalnya saja lirik lagu diatas sama dengan surah yasin ayat 65 yang berbunyi:


الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ


Artinya:


Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”


Isi yang terkandung dalam terjemahan surat Yasin di atas tidak lain menjelaskan tentang penggambaran situasi di Hari Kiamat. Menurut Imam al Qusyairi dalam kitabnya, Lathaif al-Isyarat pada Hari Kiamat, Allah akan amembiarkan seluruh tubuh bersaksi satu sama lain dengan mulut yang dibungkam.


Kedua tangan dan kaki merekalah yang akan bersaksi dan berbicara atas apa yang selama ini telah mereka perbuat di dunia.Tidak hanya kedua tangan dan kaki, namun seluruh anggota tubuh mereka akan bersaksi atas apa yang telah dilakukan selama ini di dunia. Kesaksian tersebut tidak hanya berkaitan dengan kebaikan, tapi juga tentang kemaksiatan yang telah diperbuat. Bagi orang-orang kafir, tubuhnya akan bersaksi dengan penuh kesedihan dan penyesalan.


Sama seprti hal nya diatas misalnya lirik lagu tentang mulut dan kaki dikunci maka sama halnya dengan lirik lagu Chrysie ini. Surah yasin ini maknanya hampir sama dengan lirik lagu yang dibawakan oleh chrysie ini, hal ini menyebabkan keterkaitan lirik lagu ini dengan Al Quran. Kita harus mengetahui bahwa lagu ini dijadikan sebuah pembelajaran. Mari kita bahas satu persatu lirik lagu tersebut dan dibandingkan dengan terjemahan surat yasin ayat 65


- Akan datang hari mulut dikunci


Kata tak ada lagi


Dapat dibandingkan dengan terjemahan Al Quran berikut "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka" 


-Berkata kaki kita


Ke mana saja dia melangkahnya dapat dibandingkan dengan kaki mereka akan memberikan kesaksian terhadap apa yang  dahulu mereka kerjaakan


Hal ini sudah bisa kita jadikan landasan bahwa teori sastra itu tidak hanya dibandingkan dengan karya Sastra Saja, bisa juga dibandingkan dengan terjemahan Al Quran dan juga datangnya hari akhir. Lirik dan terjemahan ayat itu hampir sama, tentu makna dari lirik tersebut sesuai juga dengan. Inti dari lirik dan bandingan tersebut adalah ayat Al quran, penulis bisa mengatakan bahwa lirik lagu ini merupakan inspirasi, interpetasi yang dilakukan oleh pencipta lagu Taufik ismail dan Chrysie yang menyanyikannya. Penulis baca bahwa Chrysie ini menangis, alasan dia menangis tentu terbayang hari Akhir yang tak tau bagaimana. Begitu sulit kita membayangkan bahwa surat yasin Ayat 65 ini begitu dalam maknanya.


*Penulis adalah Abdul Jamil Al Rasyid, Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand angkatan 2019 berdomisili di Padang Pariaman Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas  Patamuan Tandikek

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »