Beratnya Seleksi Awak KRI Nanggala 402, Bertahan Hidup di Hutan hingga Disiksa di Kamp Tahanan

Beratnya Seleksi Awak KRI Nanggala 402, Bertahan Hidup di Hutan hingga Disiksa di Kamp Tahanan
BENTENGSUMBAR.COM - Indonesia berduka atas tenggelamnya KRI Nanggala 402. Sebanyak 53 prajurit kapal selam kedua kelas Cakra yang tenggelam di perairan utara Bali dipastikan gugur. Dari 53 prajurit Hiu Kencana ini, terdapat 49 anak buah kapal (ABK), satu komandan satuan, dan tiga personel senjata.


KRI Nanggala 402 berada di bawah kendali Satuan Kapal Selam (Satsel) Komando Armada RI Kawasan Timur yang memiliki motto ‘Tabah Sampai Akhir’.


Menilik kebelakang, tidak mudah untuk menjadi awak kapal selam TNI AL. Seorang prajurit Angkatan Laut, yang kemudian masuk dalam proses uji pemilihan harus meliputi beberapa aspek hingga dinyatakan lulus dan masuk Pendidikan Calon Awak Kapal Selam (Dikcawakasel).


“Usai mengikuti pendidikan itu tidak serta merta bisa langsung masuk ke Satuan Kapal Selam melainkan masih harus mengikuti pembekalan terlebih dulu, baru menjadi Awak Kapal Selam yang sesungguhnya,” tulis tni.mil.id dikutip Okezone, Senin, 26 April 2021.


Salah satu contoh gambaran nyatanya, ketika pembekalan yang dilaksanakan oleh Satuan Kapal Selam Koarmatim (Satsel Koarmatim), menggambarkan bahwa kapal selam sedang menerima tugas untuk masuk ke daerah musuh untuk mencari data-data intelijen.


Ketika sedang melaksanakan tugas di daerah musuh itu, kapal selam mengalami kedaruratan karena tidak dapat diatasi kapal dalam keadaan bahaya udara beracun, akhirnya Komandan Kapal memerintahkan untuk melaksanakan peran peninggalan kapal.


Seluruh awak mempersiapkan diri untuk melaksanakan Sea And Jungle Survival sampai datangnya bala bantuan. Di tengah sulitnya menempuh medan berat itu mereka semua tertangkap oleh musuh dan ditahan di suatu tempat.


Sea and Jungle Survival merupakan bekal tambahan yang tidak kalah penting yang harus dikuasai dan dipahami oleh setiap personel dari Korps Hiu Kencana. Tak heran bila semangat kepahlawanan yang ditorehkan dalam sejarah Korps ini merupakan kebanggaan bagi setiap individu dan kelompok di dalamnya.


Di tahanan itu, para awak diinterogasi oleh lawan disiksa dan dipaksa untuk mengaku dan membuka rahasia tugas, namun mereka tetap setia dan tidak membocorkan rahasia dan dengan ketangkasan yang dimiliki awak itu, di suatu malam yang gelap berhasil mengelabuhi musuh, lalu meloloskan diri, sehingga terjadi pengejaran dan pendeteksian pada awak kapal yang melarikan diri itu.


Dari berbagai tahapan serta gambaran yang sedemikian itu, menunjukkan tidaklah mudah untuk masuk dan menjadi komunitas dengan semboyan “Tabah Sampai Akhir” itu. Semoga Korps Hiu Kencana selalu setia dan hadir dengan sikap kepahlawanan dalam menjaga kedaulatan Republik Indonesia.


Source: Okezone

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »