SAYA salah seorang penggemar tulisan Miko Kamal. Meski, kadang vulgar namun ada makna dibalik tulisannya. Analisanya bagus dan punya refrenshi yang kuat. Kadang tulisan Miko Kamal menjadi perdebatan panjang dan ditanggapi dalam berbagai sudut pandang
Terkait masalah Wakil Walikota Padang yang kosong dan diperebutkan PKS - PAN, Miko Kamal mengupasnya secara blak blakan. Bahkan, disertai kata gilo, bila ada yang berani membelinya, meski uang segerobak. Alasannya, wakil walikota hanya pembantu. Dan, terkesan hanya memakan gaji buta dan bekerja sesuai selera Walikotanya.
Sepertinya, perkataan Miko Kamal ada benarnya. Bahkan, sangat tepat, jika dilihat selama ini tak berapa lama bersanding, terjadi perselisihan Wako dan Wawako. Seperti yang terjadi kasus Mahyeldi - Emzalmi. Anehnya, meski hanya sebagai pembantu, kenapa dua orang wakil Mahyeldi mau jor joran untuk mendampingi saat jadi walikota priode dan naik kelas menjadi Gubernur Sumbar.
Kita tak menampik saat Pilwako Kota Padang, Mahyeldi mencari pasangan yang bisa mendukung secara finansial. Ributnya, Hendri Septa menjadi Wakil Mahyeldi dengan suntikan dana fantastis jadi viral saat Pilwako tersebut. Tapi, beruntung perhitungan Hendri Septa tepat. Meski dengan harga mahal, akhirnya kursi walikota dapat diraihnya
Lalu, saat mencalonkan diri jadi Gubernur Sumbar, meski baru dilantik jadi Walikota Padang priode kedua, Mahyeldi bergerak cepat mencari pendampingnya. Mahyeldi berharap calon wakilnya menjadi gubernur, orang yang punya finansial kuat. Dan, pilihannya jatuh kepada Audi pengusaha muda yang memegang beberapa perusahan.
Seperti Hendri Septa, Audy juga menjadi viral karena dinilai sosok bermodalkan uang dan kurang popularitas. Strategi Mahyeldi mencari wakil kuat secara finansial sukses dan mampu menghantarkannya menjadi orang nomor satu di Sumbar. Dan, Miko Kamal sebagai Timses Mahydi-Audy juga terbilang sukses menghantarkan pasangan itu duduk di Rumah Bagonjong.
Jadi pertanyaan, apakah nasib Audy Joinaldy menjadi wakil Mahyeldi akan selaras dengan cerita Miko Kamal. Hanya pembantu memakan gaji buta dan bekerja berdasarkan selera tuannya gubernur. Pernyataan ini, terlontar dari seorang Miko Kamal, Timses kedua pasangan itu.
Dan, sewajarnya Audy Joinaldy dan partai pengusung mewaspadai ucapan dari seorang Miko Kamal juga Timsesnya sendiri. Wakil hanya pembantu, makan gaji buta dan bekerja berdasarkan selera gubernur. Apakah pernyataan Miko Kamal sebuah sinyal bagi Audy. Kita lihat saja nanti.
*Penulis Novri Hendri, Anggota PWI Sumatera Barat dan CEO SKM Investigasi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »