Lawan Radikalisme, Eko Kuntadhi Nilai Ada Konspirasi untuk Lengserkan Nadiem

Lawan Radikalisme, Eko Kuntadhi Nilai Ada Konspirasi untuk Lengserkan Nadiem
BENTENGSUMBAR.COM - Eko Kuntadhi, pegiat media sosial menilai bahwa ada pihak-pihak yang sedang berkonspirasi untuk melengserkan Nadiem Makarim dari kabinet karena upayanya melawan radikalisme.


Awalnya, Eko Kuntadhi menyinggung bahwa posisi Nadiem sebagai Menteri Pendidikan dan Budaya (Mendikbud) adalah posisi yang strategis untuk menumpas radikalisme di dunia pendidikan.


Nadiem yang berusaha memberantas radikalisme ini pun, menurut Eko, berusaha dilengserkan dengan cara membenturkannya dengan Nahdatul Ulama (NU).


“Selain budget Depdikbud yang gede banget. Posisi Mendikbud juga strategis buat menebar racun radikalisme di sekolah dan kampus. Nadiem berusaha melawannya. Kini dia ditarget untuk dilengserkan. Caranya dengan membenturkan dengan NU,” kata Eko di akun Twitter-nya pada Selasa, 20 April 2021.


Lebih lanjut, Eko Kuntadhi mengatakan bahwa upaya pendongkelan Nadiem ini dilakukan dari dalam dan luar pemerintahan.


Eko berargumen bahwa draft kamus sejarah yang ditulis pada tahun 2017 itu bocor ke luar. Ia menilai ini dilakukan pihak internal.

Seperti telah ramai dibahas, draft kamus itu tidak memuat KH Hasyim Ansyari, pendiri NU di dalamnya.


Sementara dari luar, Eko menuding bahwa orang-orang seperti Hidayat Nur Wahid (HNW), petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga terlibat upaya pendongkelan Nadiem.


“Usaha pendongkelan Nadiem dilakukan dari dua arah. Dari dalam dan dari luar. Draft buku yang ditulis 2017, tidak diterbitkan. Kini dijadikan masalah. 2017 Mendikbud bukan Nadiem. Bocornya draft itu menunjukan konspirasi di dalam. Sementara orang sprti HNW berteriak dari luar,” ungkapnya.


Selain HNW, Eko juga menyebut Tengku Zulkarnain sebagai orang dari pihak luar yang menarget Nadiem Makarim untuk didepak dari kabinet.


“Ini bukti kipasan Kadrun yang menarget Nadiem. Sebab Depdikbud sekarang berusaha keras menjadikan sekolah kita bukan jadi peternakan kadal. Tapi jadi lembaga pendidikan yang baik. Kita butuh generasi yg bisa bersaing. Bukan generasi yang pandai mengkafirkan orang,” kata Eko.


Ia membagikan cuitannya itu dengan tangkapan layar cuitan-cuitan Tengku Zul soal hilangnya pendiri NU dalam kamus sejarah.


“Betapa bangganya kemarin saat keluar pernyataan ‘Presiden RI adalah warga NU.’ Kenyataan memang pahit: Nama pendiri NU hilang dari Kamus Sejarah. 4 tokoh PKI malah muncul. Sneevliet, Dsrsono, Semaoen, dan DN Aidit. Piye kabare mas? Penak toh? Arep mlaku ngende sih?” kata Tengku Zul.


Sementara itu, melalui akun Twitter-nya, HNW juga lantang bersuara soal hilangnya Kemendikbud yang menghilangkan pendiri NU dari kamus sejarah. Berikut salah satu cuitannya:


“Setelah hilangnya frasa Agama, Pendidikan Pancasila, sekarang muncul masalah baru dari Kemendikbud yang membuat Kamus Sejarah Indonesia, karena hilangkan peran KH Hasyim Asyari (Pahlawan Nasional, Pendiri NU), tapi malah sebut tokoh-tokoh PKI seperti Semaun, DN Aidit, dll. Agar segera ditarik & direvisi.”


Source: makassar.terkini.id

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »