Podcast Hari Pendidikan Nasional, Presiden Jokowi Berpesan Jadilah Pembelajar Sejati

Podcast Hari Pendidikan Nasional, Presiden Jokowi Berpesan Jadilah Pembelajar Sejati
Ditulis Oleh: H. Ali Akbar


Bicara mengenai Pendidikan di Indonesia, kita juga harus membicarakan tokohnya, Ki Hajar Dewantara, yang terkenal dengan semboyannya: Ing ngarso sung tulodho, Ing madya mangun karso dan Tut wuri handayani. Artinya, Di depan memberi teladan, Di tengah membangun kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruhnya.


Setiap tahun pada tanggal 2 Mei, dirayakan sebagai Hari Pendidikan Nasional, mengenang hari lahirnya Ki Hajar Dewantara, 2 Mei 1889, di Pakualaman, Yogyakarta. Nama asli Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Sekaligus sebagai pencetus lahirnya sistem pendidikan nasional bagi kaum pribumi dengan nama Taman Siswa, berdiri pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta.


Ki Hajar Dewantara dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden RI, Ir. Soekarno pada tanggal 28 Nopember 1959. Nama beliau diabadikan menjadi salah satu dari nama sebuah kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Kemudian pada tahun 1998, fotonya diabadikan sebagai uang kertas Rp.20.000,-.


Ada yang istimewa pada perayaan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei tahun 2021, dimana baru pertama kali Presiden RI, Joko Widodo melakukan ‘podcast’ bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI (Kemdikbud-Ristek), Nadiem Anwar Makarim atau lebih dikenal dengan sebutan ‘Mas Menteri’ melalui channel Youtube Sekretariat Presiden.


Dalam ‘podcast’ tersebut, Presiden Jokowi mengemukakan semangat Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan itu haruslah memerdekakan kehidupan manusia. Kemerdekaanlah menjadi tujuan. Di Indonesia, dengan berbekal pendidikan, semua orang boleh menjadi apa saja, tetapi selalin itu harus juga menghormati kemerdekaan orang lain.”


Kemudian Presiden Jokowi melanjutkan, “Sistem Pendidikan Nasional haruslah memerdekakan manusianya dan membangun jiwa dan raga bangsa.”


Mas Menteri bertanya kepada Presiden Jokowi, “Apa kemajuan pendidikan yang diharapkan?”.


Presiden Jokowi menjawab bahwa, “Yang menjadi harapan adalah pendidikan untuk semua – inklusif, sampai ke pinggiran, ke pelosok tanah air. Pendidikan yang berkualitas dan kompetitif – berjalan bersamaan.”


Dalam dialog tersebut, Mas Menteri menjelaskan kepada Presiden Jokowi beberapa terobosan yang telah dan akan dilaksanakan, seperti: digitalisasi sekolah, ujian nasional menjadi asesmen nasional, survey karakter, program guru penggerak, transformasi keuangan, dana BOS – Bantuan Operasional Sekolah Majemuk, paket laptop untuk sekolah dan perangkat pendukungnya.


“Keseragaman itu belum tentu keadilan,” demikian Mas Menteri berulang kali menyebut kalimat tersebut kepada Presiden Jokowi.


Dalam ‘podcast’ ini keduanya terlihat kompak dan saling mengapresiasi. Hal ini sebagai cerminan betapa pentingnya dalam sebuah kerja team. Mas Menteri terlihat lugas dan berbicara tanpa beban, selaras dengan konsepnya, MERDEKA BELAJAR. Mas Menteri selalu punya solusi atas setiap masalah, dan dia nampak cukup mengenal permasalahn dunia pendidikan dengan baik.


Terakhir, Presiden Jokowi berpesan, “Jangan berhenti belajar, walau sedang Pandemi (Covid-19). Justru gunakan untuk belajar sekarang ini secara mandiri dan menjadi pembelajar sejati. Ilmu dari sekolah atau dari kampus itu bisa menjadi suatu saat itu usang – menjadi jadul. Tapi, kalau selalu belajar sepanjang zaman yang akan terus bisa relevan. Artinya, memang kita harus belajar terus.” 


(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »