AHY Bicara Soal Idealnya RI Naik Kelas, Eko Kuntadhi Sindir: Idealnya di Hambalang Gak Berdiri Candi

AHY Bicara Soal Idealnya RI Naik Kelas, Eko Kuntadhi Sindir: Idealnya di Hambalang Gak Berdiri Candi
BENTENGSUMBAR.COM - Eko Kuntadhi mengomentari pernyataan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) soal turunnya status ekonomi Indonesia dari negara berpenghasilan menengah ke atas menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah.


Eko Kuntadhi menyindir AHY soal kasus korupsi Hambalang yang terjadi di era ayahnya ya g merupakan Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


“Idealnya di Hambalang gak berdiri candi,” kata pegiat media sosial itu melalui akun twitter Eko_kuntadhi pada Jumat, 9 April 2021.


Sebelumnya, AHY menanggapi penurunan status ekonomi Indonesia serta mengaitkannya dengan pandemi Covid-19.


“Idealnya, kita selalu naik kelas. Jangan tinggal kelas, apalagi turun kelas,” katanya melalui akun AgusYudhoyono pada Rabu, 7 Juli 2021.


“Masalah gentingnya, bukan dimana status kelas kita saat ini, tapi mampukah negara ini menyelamatkan rakyatnya dari Covid?” lanjutnya.


Ketua Umum Partai Demokrat itu menyinggung bahwa korban Covid-19 semakin bertambah setiap saat.


“Hampir sekian menit sekali terdengar sirine kencang ambulans. Hampir sekian jam sekali terima berita duka dari yang kita kenal,” kata AHY.


“Ini mengonfirmasi, setiap hari ada rekor baru, baik jumlah yang positif terpapar, maupun yang meninggal dunia. Sampai kapan Indonesia?” tambahnya.


AHY membagikan pernyataannya itu bersama berita bahwa Bank Dunia (World Bank) menurunkan Indonesia dari kategori negara berpenghasilan menengah ke atas (upper middle income) pada 2019 menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower middle income) pada 2020.


Dilansir dari CNN Indonesia, Bank Dunia mencatat Pendapatan Nasional Bruto (GNI) Indonesia turun dari US$4.050 menjadi US$3.870. 


Disebutkan pula bahwa penurunan status Indonesia ini disebabkan oleh dampak pandemi covid-19 yang memukul penghasilan masyarakat.


Sebagai catatan, perhitungan yang dilakukan Bank Dunia ini mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar mata uang, dan pertumbuhan populasi yang dipengaruhi oleh GNI per kapita.


Dalam klasifikasi barunya, Bank Dunia mengkategorikan negara berpenghasilan menengah ke bawah dengan rentang pendapatan US$1.046-US$4.095 dan kelompok penghasilan menengah ke atas US$4.096-US$12.695.


Sebelumnya, klasifikasi penghasilan menengah ke bawah berada dalam rentang US$1.035-US$4.045 dan menengah ke atas sebesar US$4.046-US$12.535.


“Indonesia, Mauritius, Rumania, dan Samoa sangat dekat dengan ambang klasifikasi pada 2019 dan mereka mengalami penurunan Atlas GNI per kapita karena covid-19 yang mengakibatkan klasifikasi lebih rendah pada 2020,” jelas Bank Dunia dalam laporannya seperti dikutip CNN Indonesia, Rabu, 7 Juli 2021.


Dari penjelasan di atas, nampak bahwa Indonesia hanya mampu mempertahankan status negara berpenghasilan menengah ke atas selama setahun.


Seperti diketahui, pada tahun lalu, Bank Dunia sempat menaikkan peringkat Indonesia dari negara pendapatan menengah ke bawah menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas.


Source: terkini.id

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »