Ketua DPR Puan Maharani Mendorong Kepemimpinan Perempuan yang Visioner

BENTENGSUMBAR.COM - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan bahwa perempuan masa kini memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi seorang pemimpin. Namun, Puan menekankan bahwa untuk meraih kesempatan tersebut perempuan harus mempersiapkan diri dan percaya diri.

“Perempuan sekarang punya kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk menjadi calon pemimpin, tapi syaratnya perempuan harus lebih dulu mempersiapkan diri dan paling penting wajib percaya diri bahwa dia bisa menjadi pemimpin,” kata mantan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini.

Dia menyatakan bahwa seorang pemimpin di zaman modern ini harus mampu memiliki beberapa kompetensi utama, di antaranya berpikir visioner, berani melakukan inovasi untuk melahirkan terobosan baru, dan mampu memberikan solusi paling baik dari permasalahan-permasalahan yang rumit.

“Pemimpin yang memiliki pandangan visioner itu berarti mampu menciptakan dan mengartikulasikan visi masa depan yang realistis, kredibel, unggul, dan memiliki keunikan tersendiri sehingga organisasi yang dipimpinnya bisa tumbuh dan berkembang melampaui zaman,” ucap Puan.

Perempuan pertama yang menjabat ketua DPR ini juga mengatakan bahwa seorang pemimpin perempuan harus memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh para laki-laki, yaitu bisa mengatur waktu mengurusi keluarga, mendidik anak, dan memenuhi tanggung jawab sebagai istri.

“Jadi pemimpin perempuan itu harus bisa seimbang antara waktu untuk keluarga, tanggung jawab pekerjaan atau karier, waktu untuk diri sendiri, dan bersosial masyarakat,” kata alumni FISIP Universitas Indonesia ini.

Menurut Puan, perempuan sebagai pemimpin bisa dimulai dari keluarga, yaitu sebagai contoh bagi anak-anaknya. Perempuan juga bisa memberikan contoh kebiasaan baik bagi suami dan anggota keluarga lain.

“Di keluarga, perempuan ini yang jadi agen-agen pengubah, yang mengubah kebiasaan keluarga. Di masa pandemi ini untuk menghidupkan kebiasaan baru dalam kehidupan sehari-hari pada lingkup keluarga butuh peran perempuan. Dari lingkup kecil keluarga akan menyebar menjadi lebih luas karena komponen bangsa paling inti itu ya keluarga,” tutur dia.

Lebih dari itu, eksistensi perempuan dalam berbagai kehidupan tidak dapat dipandang sebelah mata, khususnya di bidang ekonomi yang telah mengakar kuat dalam kehidupan sehari-hari.

Ketua DPR mengungkapkan bahwa 60% Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi masker dan hand sanitizer dimiliki atau dikelola kaum perempuan.

Dari sekitar 62 juta pengusaha di Indonesia, sebanyak 57 juta di antaranya merupakan pelaku mikro dan kecil, lalu sebanyak 60% di antaranya dimiliki oleh perempuan. Artinya perempuan juga berkontribusi luar biasa terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Di bidang politik, kepemimpinan perempuan juga ternyata sangat penting dalam menentukan laju perkembangan sebuah bangsa. Kepemimpinan dan keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan menjadi sangat penting.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indonesia pada 2019 yang mengukur partisipasi aktif laki-laki dan perempuan pada kegiatan ekonomi, politik, dan pengambilan keputusan baru menunjukkan angka 75,24.

“Perempuan harus terjun ke politik agar pengambilan kebijakan bisa lebih representatif dan inklusif untuk mencapai pembangunan bangsa yang lebih baik,” kata cucu Proklamator RI ini.

Pasalnya, minimnya keterwakilan perempuan sebagai pemimpin membuat organisasi maupun institusi kurang memiliki sudut pandang perempuan, sehingga secara tidak langsung juga berpengaruh pada penyusunan kebijakan yg berpihak pada perempuan dan berdampak pada rendahnya indeks kesetaraan gender.

Padahal, Bank Dunia pada 2012 sepakat bahwa saat perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk aktif secara politik dan membuat berbagai keputusan dan kebijakan yang lebih adil dan membangun bagi seluruh kalangan bangsa, dari minoritas sampai mayoritas.

“Kita sudah sering membahas terkait representasi perempuan dalam politik, salah satunya adalah dengan affirmative action kuota 30% bagi perempuan sebagai calon legislatif di pemilihan umum,” ucap Puan.

Dia melaporkan bahwa jumlah anggota DPR perempuan di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu. Di periode 2014-2019 ada sekitar 17% anggota DPR yang perempuan dan di periode 2019-2024 jumlahnya meningkat menjadi sekitar 21%.

“Dalam pilkada-pilkada sebelumnya seperti di Pilkada 2018 terdapat 31 perempuan dari total 342 orang yang terpilih menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah atau sekitar 9,06%. Angka ini sedikit mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Pilkada 2015 ketika 8,7% perempuan memenangkan Pilkada,” ujar Puan.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »