Ketua DPR Puan Maharani: Narkoba Ini Biang Keladi yang Bisa Membumihanguskan Generasi Bangsa!

BENTENGSUMBAR.COM - Ketua DPR RI Puan Maharani kembali mendengungkan semangat untuk melawan narkoba kepada segenap rakyat Indonesia. Di tengah wabah Covid-19 yang terus mengganas, Puan berharap masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan dan keselamatan diri, keluarga, juga orang-orang di sekitar.

“Narkoba ini biang keladi yang bisa membumihanguskan generasi bangsa! Kalau kita ingin Indonesia terus berjaya hingga ratusan tahun kedepan, kita harus memerangi narkoba,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya.

Dia mengingatkan bahwa memerangi narkoba tidak cukup dengan menjaga diri kita sendiri. Saat ini, setiap orang harus berperan aktif menjaga keluarganya agar tidak ada lagi orang yang terjerat narkoba.

“Masa PPKM Darurat ini bisa jadi momen keluarga berkumpul, berbicara banyak hal. Salah satunya membicarakan bahaya narkoba ini. Kita rangkul anak-anak kita, keluarga kita untuk memahami bahwa narkoba bisa menghancurkan masa depan mereka,” ucap mantan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) ini.

Puan juga berharap agar para orang tua dapat menjadi panutan bagi anak-anak mereka dengan menjauhi narkoba serta berperan aktif mengkampanyekan gerakan anti-narkoba. Menurut dia, tidak ada orang tua di dunia ini yang menginginkan anak mereka menjadi korban narkoba.

“Agar anak-anak kita tidak menjadi korban narkoba, para orang tua berperan sangat penting dengan memberikan edukasi dan paling utama menjadi contoh, panutan bahwa para orang tua pun bersih dari narkoba,” tutur alumni FISIP Universitas Indonesia ini.

Kenyataannya, bahaya narkoba terus menghantui meskipun dunia tengah bergulat dengan pandemi. Nyatanya korban akibat narkoba terus berjatuhan. Peredaran zat-zat laknat ini juga tak terhenti di saat pandemi, sebaliknya kian gencar mencari mangsa.

Badan Narkotika Nasional (BNN) melaporkan dari awal tahun hingga Februari 2021 sudah lebih dari 1 ton narkotika jenis sabu yang disita, belum lagi jenis ganja juga cukup banyak. Angka ini diperkirakan naik dari tahun 2020 yang mencapai 1,12 juta ton sabu selama satu tahun.

Selama semester pertama tahun 2021, jajaran Polri telah menyita barang bukti berupa ganja 2,14 ton dan sabu 6,64 ton serta zat-zat lain. Sementara itu, jumlah penyitaan pada 2019 untuk bukti sabu mencapai 2,7 ton yang meningkat menjadi 4,57 ton bukti sabu per November 2020.

Lalu hingga bulan April 2021, Direktorat Jenderal Bea Cukai mencatat 422 kasus upaya penyelundupan narkoba dengan berat bruto mencapai 1,9 ton yang telah berhasil digagalkan oleh Polri. Nilainya lebih dari Rp1 triliun dan jumlah ini mengancam 10 juta orang Indonesia.

Selain mengancam jiwa dan masa depan generasi bangsa, narkoba juga mengakibatkan kerugian ekonomi dan sosial hingga Rp 63 triliun per tahun. Oleh karena itu, Puan meminta pemerintah untuk waspada terhadap kegiatan ilegal, termasuk penyelundupan narkoba selama PPKM Darurat.

“Bayangkan ada 3,9 juta orang menjadi korban narkoba. Bahkan BNN melaporkan 50 orang meninggal setiap harinya akibat penyalahgunaan narkoba. Berapa banyak orang tua kehilangan anak-anaknya dan anak kehilangan orang tuanya, gara-gara narkoba ini,” ujar Puan.

Setidaknya 2,29 juta pelajar Indonesia menggunakan narkoba pada 2018. Peredaran narkotika dan orang yang terjerat penyalahgunaannya juga masih tinggi. Polri melaporkan 24.878 orang ditangkap dari 19.229 kasus yang berhasil diungkap Polri sepanjang Januari hingga Juni 2021.

Sementara itu, BNN melaporkan pada 2014 sekitar 4,2 juta warga Indonesia menggunakan narkoba. Jumlah ini memang sempat turun menjadi 3,3 juta jiwa dengan rentang usia 10 sampai 59 tahun pada 2017. Namun, tren penyalahgunaan narkoba kembali naik menjadi 3,6 juta pada 2019.

“Kalau kita menyayangi anak-anak kita, tentu kita ingin mereka tidak pernah menyentuh narkoba selama hidupnya. Tapi terkadang ada anak-anak kecil yang jadi korban karena tidak tahu, lalu mereka ketagihan,” ucap Puan.

Modus penyebaran narkoba tidak selalu menyasar pemakai-pemakai aktif. Dalam banyak kasus, korban narkoba menyasar anak-anak dengan memberikan zat-zat adiktif yang berbahaya dalam bentuk permen, coklat, atau camilan lain yang mengundang selera anak kecil.

“Anak-anak harus diberikan pengertian untuk tidak menerima makanan apapun dari orang asing. Mereka harus dibekali pengetahuan agar terhindar dari bahaya narkoba,” ucap Politikus PDI Perjuangan ini.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »