Ketua DPR Puan Maharani: Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Percepat Pemulihan Ekonomi

BENTENGSUMBAR.COM - Bagi sebagian masyarakat awam, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mungkin baru diartikan sebatas kemudahan dalam mendapatkan informasi, internet cepat, atau akses media sosial.

Padahal lebih dari itu, pemanfaatan TIK bagi masyarakat memiliki implikasi dalam segala aspek kehidupan. Dalam cakupan yang lebih luas, TIK mampu mengubah pola masyarakat dalam melakukan bisnis, belajar, menggunakan waktu luang, dan seterusnya.

“Akses teknologi informasi yang dapat menjangkau seluruh pelosok wilayah Indonesia bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat. Mendorong pemerataan pendidikan dan memperkuat ekonomi digital yang berkembang tanpa kenal batas wilayah,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani.

Selain itu, lanjut dia, teknologi informasi berperan sangat penting dalam mendukung pemerintahan, pembangunan manusia, dan revolusi mental. Di pemerintahan, teknologi informasi mampu mendukung terciptanya pemerintahan yang efektif, demokratis, dan terpercaya.

“Teknologi dapat didayagunakan untuk melayani masyarakat dan memudahkan aparat untuk melayani warga. Kedepannya saya berharap teknologi informatika ini bisa dimanfaatkan di semua lini pelayanan publik juga untuk menggerakkan ekonomi lokal,” ucap Puan.

Dengan sistem digital, lanjut dia, pemerintah mampu memberikan pelayanan publik yang efektif. Teknologi informasi sendiri akan membantu pemerintah mengumpulkan data-data penting sehingga di masa depan, kebijakan pemerintah bisa selalu didasarkan pada data-data yang akurat.

Pada masa pandemi Covid-19, pemanfaatan TIK juga kian penting untuk mengurangi touch point antar masyarakat yang bisa menyebabkan semakin tersebarnya virus. Kini, digitalisasi menjadi solusi untuk menyokong kehidupan sehari-hari, menggerakkan roda ekonomi dan sektor-sektor esensial lainnya.

Masyarakat pun semakin marak melakukan migrasi ke komunikasi digital selama pandemi. Pada masa liburan Idul Fitri 2021, misalnya, terdapat lonjakan trafik layanan data mencapai 39,7 petabyte atau tumbuh hampir 50% lebih besar dibandingkan lebaran tahun 2020.

Oleh karena itu, industri telekomunikasi diprediksi akan terus bertumbuh hingga 5,1% selama tahun 2021. Pemicunya tidak lain adalah peningkatan kebutuhan akses data. Namun, pemerataan akses internet masih menjadi kendala utama. Sekitar 70 juta penduduk Indonesia kesulitan mendapat akses internet.

“Pemanfaatan teknologi informasi tidak hanya di kota-kota besar tapi juga masuk dan dimanfaatkan untuk kepentingan publik hingga ke desa, termasuk pelosok terpencil. Karena Indonesia ini justru didominasi oleh desa-desa yang lokasinya jauh,” kata mantan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat desa atau kelurahan yang belum terakses oleh internet jumlahnya mencapai 12.548 desa dan kelurahan. Wilayah yang berada di Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) sebanyak 9.113 desa dan kelurahan, sedangkan yang non-3T ada sebanyak 3.435 desa dan kelurahan.

“Supaya teknologi informasi bisa dimanfaatkan rakyat tentunya mereka harus dapat koneksi internet dulu, ini kuncinya. Jadi, pertama ya harus dibangun infrastrukturnya sampai ke wilayah terdepan, terpencil dan tertinggal,” ucap alumni FISIP Universitas Indonesia ini.

Oleh karena itu, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Bakti Kominfo), menargetkan tahun 2021-2022 menjadi tahun pembangunan infrastruktur fisik.

Bakti akan menyelesaikan pembangunan di 9.113 desa dan kelurahan 3T, mulai dari tahun 2020 sebanyak 1.209 desa dan kelurahan. Lalu tahun 2021 sebanyak 4.200 desa dan kelurahan, kemudian tahun 2022 ada 3.704 desa dan kelurahan. Setelah rampung, masyarakat di wilayah 3T ini nantinya bisa menikmati sinyal 4G.

Selain infrastruktur, literasi teknologi informasi dan komunikasi merupakan prasyarat lain untuk mempersiapkan masyarakat supaya mereka bisa mengoptimalkan pemanfaatan teknologi ini dalam kehidupannya.

“Pengetahuan ini perlu karena merupakan suatu bentuk kesiapan mental yang dapat memberi arah bagi setiap individu guna memperoleh keuntungan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi,” tutur Politikus PDI Perjuangan ini.

Pasalnya, survei literasi digital yang dilakukan Kominfo bersama Siberkreasi dan Katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4.

Padahal, literasi digital penting guna menciptakan sebuah masyarakat informasi atau information society di mana masyarakatnya mampu menciptakan kesempatan terbaik dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi baru guna memenuhi dan mengelola serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

“Pembangunan infrastruktur dan literasi masyarakat ketika digabungkan bisa melahirkan information society sehingga mempercepat Indonesia untuk bangkit dari pandemi ini,” kata Puan.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »