Ketua DPR Puan Maharani Ajak Masyarakat Kurangi Penggunaan Plastik yang Meningkat Selama Pandemi

BENTENGSUMBAR.COM - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak masyarakat untuk mencintai lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik, tidak membuang sampah sembarangan, serta memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang berguna untuk dimanfaatkan kembali. 

“Menjadi keprihatinan bersama bahwa perilaku manusia modern justru bertentangan dengan misi membangun peradaban, merusak lingkungan dan menghasilkan semakin banyak sampah,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.

Dia mencontohkan alih fungsi sungai yang dalam beberapa dekade terakhir malah menjadi tempat pembuangan sampah serta limbah. Mayoritas sampah ini merupakan plastik yang memakan waktu 1.000 tahun untuk bisa terurai dan hancur.

“Saya mengingatkan kembali bahwa bencana paling banyak terjadi di negara kita, yaitu bencana hidro meteorologis dan klimatologis sebesar 80% yang berupa bencana banjir, kekeringan, tanah longsor serta gelombang pasang,” ucap mantan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini.

Perilaku mengurangi sampah, terutama sampah plastik, lanjut Puan, merupakan upaya menjaga alam dari kerusakan. Terlebih lagi, bencana banjir yang rutin melanda wilayah-wilayah Indonesia adalah hasil dari kebiasaan buruk ini.

“Kalau kita mencintai alam, maka alam akan mencintai kita juga. Bencana alam yang sering terjadi ini kebanyakan karena ulah manusia sendiri,” ujar perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI ini.

Menurut situs Loveyourearth.org, terdapat 2 juta kantong plastik yang digunakan setiap menit di seluruh dunia. Sekitar 50% di antaranya hanya digunakan sekali saja sebelum akhirnya dibuang.

Berdasarkan kajian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2016, 1 orang di Indonesia berkontribusi menghasilkan 700 sampah plastik per tahun. Secara total, sekitar 9,8 miliar lembar kantong plastik digunakan oleh masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Lalu, sebesar 95% kantong plastik hanya menjadi sampah.

Indonesia sendiri menempati urutan kedua sebagai penghasil sampah plastik di dunia dengan jumlah mencapai 3,21 juta metrik ton per tahun pada 2015. Urutan pertama dipegang oleh Tiongkok dengan angka 8,81 juta metrik ton per tahun.

“Kita tentu menginginkan anak cucu kita nanti masih bisa menikmati keindahan laut Indonesia, sungai-sungai yang jernih, air yang bersih, bisa makan ikan yang sehat, bukan ikan yang makan plastik,” ucap Puan.

Pasalnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat ada 64 juta ton sampah per tahun dan sekitar 3,2 juta ton per tahun dibuang ke laut. Bayangkan berapa banyak sampah plastik yang sulit terurai ini mengambang dan menumpuk di kedalaman laut, bahkan mungkin tak sengaja dikonsumsi oleh hewan-hewan yang tinggal dan hidup di sana.

Tahun 2018, bangkai seekor paus jenis sperma pernah terdampar di tepi perairan Wakatobi. Di dalam perut paus ini ditemukan 5,9 kilogram sampah plastik. Meskipun bukan jenis yang dikonsumsi, ini menjadi bukti bahwa pencemaran laut oleh sampah plastik berakibat buruk bagi penghuninya.

“Mulai dari diri sendiri, kurangi penggunaan plastik. Kalau belanja tolong bawa kantong plastik sendiri. Kalau belanja online, minta penjualnya untuk mengurangi penggunaan plastik, tidak perlu terlalu banyak pakai plastik,” ucap Puan.

Alumni FISIP Universitas Indonesia ini menyoroti laporan LIPI baru-baru ini yang menyatakan bahwa penggunaan plastik meningkat semenjak pandemi. Pasalnya, sebagian besar masyarakat melakukan belanja online yang pengemasannya menggunakan plastik.

Hal tersebut terungkap berdasarkan riset LIPI pada medio April-Mei 2020. Sekitar 96% paket belanja online ini menghasilkan sampah plastik. Dilihat dari frekuensinya, belanja online selama masa pandemi naik menjadi 1-10 kali dalam sebulan, dari sebelumnya hanya 1-5 kali per bulan.

Sementara itu belanja online berbentuk layanan antar makanan siap saji naik 47%, sedangkan transaksi belanja online berbentuk paket meningkat 62%.

Di satu sisi, peningkatan transaksi online tersebut merupakan kabar menggembirakan yang menjadi indikator pemulihan ekonomi Indonesia. Di sisi lain, peningkatan ini berkontribusi menambah jumlah sampah plastik di Indonesia.

“Prinsipnya itu 3R, yaitu reduce, reuse, recycle dan ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular ini maksudnya untuk memperpanjang masa pakai sampah menjadi sesuatu yang berdaya guna untuk dimanfaatkan kembali,” tutur Puan.

Dia juga mengatakan bahwa sampah bisa menjadi alternatif bahan baku atau didaur ulang menjadi produk baru, sehingga dapat menghemat biaya produksi atau menjadi produk baru yang laku jual.

Lebih jauh, lanjut Puan, bisnis daur ulang plastik pun memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia melaporkan bahwa dilihat dari konsumsi plastik yang sekitar 3-4 juta ton per tahun, bisnis daur ulang bisa mencapai 400.000 ton per tahun.

“Potensinya ada dan saat ini terus berkembang. Industri daur ulang sampah, terutama sampah plastik ini juga bisa menumbuhkan lapangan pekerjaan baru di sektor ekonomi sirkular,” kata Politikus PDI Perjuangan ini.

Sebagai informasi, setiap tanggal 3 Juli diperingati sebagai Hari Tanpa Kantong Plastik Sedunia. Peringatan ini dirayakan untuk membangun kesadaran masyarakat dunia agar mengurangi penggunaan kantong plastik, terutama yang sekali pakai. Selain itu, demi menyadarkan masyarakat bahwa sampah plastik merupakan ancaman bagi lingkungan hidup.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »