Menurut Rocky, sinyal itu sangat mungkin akan dijalankan oleh Sri Mulyani.
“Rakyat menganggap berarti kita akan kelaparan lagi selama enam minggu. Lalu, akan ada perkelahian lagi di jalan dan aparat akan kebingungan menertibkan publik,” ujarnya dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa, 14 Juli 2021.
Rocky mengatakan bahwa publik memerlukan sembako selama PPKM darurat, karena mata pencaharian mereka terhalang.
“Ini dipamerkan lagi bagaimana konstruksi konseptual tidak ada di dalam kabinet,” katanya.
Akademisi itu memaparkan bahwa saat ini sedang terjadi absurditas di dalam risiko.
Rocky bahkan menyandingkan kondisi hari ini dengan situasi perang di Timur Tengah beberapa tahun lalu.
“Orang jadi enggak tahu lagi mana yang lebih berisiko, apakah tinggal di rumah atau di jalan?” paparnya.
Filsuf itu menilai bahwa pemerintah tidak pernah menghitung risiko dari setiap langkah yang diambil.
“Risiko itu artinya harus ada persiapan untuk mengantisipasi, bukannya persiapan untuk membuat bingung orang lain,” ungkapnya.
Rocky menuturkan jika pemerintah berani menyebutkan kata “darurat”, artinya mereka harus paham ada risiko yang harus ditanggung.
“Pemerintah bilang darurat, tapi dia enggak mau tanggung risikonya. Rakyat pun berpikir bahwa tak ada risiko, karena di rumah kelaparan dan di jalan diusir,” tuturnya.
(*)
« Prev Post
Next Post »