BENTENGSUMBAR.COM - Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Thohir memberikan sorotan terhadap utang pemerintah per Juli 2021.
Pasalnya, utang itu tembus di kisaran angka Rp6.554,56 Triliun atau 41,35 persen.
Menurutnya, laju pertumbuhan utang itu tidak dibarengi dengan peningkatan angka kesejahteraan rakyat.
"Rakyat gak merasakan apa-apa karena kesejahteraan belum merata. Coba kalau merata pasti rakyat akan rasakan kesejahteraan tersebut," ujarnya, Rabu, 28 Juli 2021, dilansir dari GenPI.co.
Hafisz menjelaskan, tidak habis pikir dengan rasio utang yang sudah melampaui 41 persen lebih dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sebab, tingkat pendapatan masyarakat malah makin menurun.
"Seperti ketahui, kemarin downgrade dari negara berpenghasilan menengah atas US. 4.060/kapita menjadi menengah bawah (Lower middle income) US.3.870/kapita. Ini aneh. Sayang sekali sudah ada kesempatan berhutang banyak tapi tidak berhasil menaikkan per kapita income rakyat," jelasnya.
Akan tetapi, baginya bukan menjadi persoalan negara memiliki utang, asalkan untuk kepentingan rakyat.
"Lihat saja selama 5 tahun sebelum covid-19 pertumbuhan ekonomi tidak lebih dari rata-rata 4.9 persen saja. Sementara pertumbuhan utang RI melebihi angka 5 persen," ucapnya.
Dia menjelaskan, persentase itu artinya selisih ini menciptakan ratio utang yang semakin tinggi.
Untuk itu, lihat saja ratio utang RI terhadap gross domestic product (GDP) naik terus sejak 2014 sampai 2021.
Sebenarnya, tahun 2013 ratio utang sudah turun 23 persen, tapi naik lagi menjadi 24 persen di 2014.
(*)
« Prev Post
Next Post »