Intelijen AS Gagal Buktikan Teori Kebocoran Lab, Pengamat Inggris: Permainan Menyalahkan China akan Terus Berlanjut

Intelijen AS Gagal Buktikan Teori Kebocoran Lab, Pengamat Inggris: Permainan Menyalahkan China akan Terus Berlanjut
BENTENGSUMBAR.COM - Usaha intelijen Amerika untuk membuktikan teori pandemi berasal dari laboratorium Wuhan di China telah gagal. Meskipun demikian, hal itu tidak akan membuat Amerika Serikat berhenti melakukan 'permainan menyalahkan China'.


Tom Fowdy, seorang penulis dan analis politik hubungan internasional Inggris dengan fokus utama di Asia Timur mengatakan, permainan menyalahkan China akan terus berlangsung terutama ketika saat ini tekanan pada pemerintahan Joe Biden semakin meningkat.  


"Selama 90 hari Joe Biden menugaskan intelijen AS untuk menyelidiki asal-usul Covid-19 dan teori kebocoran laboratorium Institut Virologi Wuhan, dan sekarang waktu itu telah habis. Tidak ada yang terkejut, dan seperti yang dilaporkan di Wall Street Journal, penyelidikan tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti," tulis Fowdy dalam tulisannya di RT.


"Siapa pun, bisa melihat (hasil penyelidikan) ini dengan akal sehat. Tetapi apakah Anda berpikir ini akan menjadi akhir? Apakah permainan menyalahkan China akan segera hilang? Sama sekali tidak," katanya.


Fowdy berpatokan pada laporan WSJ yang menurutnya menunjukkan narasi bahwa China belum cukup transparan.  


"Ini selalu menjadi posisi default pemerintah. Berdasarkan premis ini, tuntutan untuk penyelidikan lebih lanjut pasti akan menyusul," katanya.


Kurangnya bukti laporan intelijen dan ketidakmampuan untuk membuktikan apa pun hanya akan memperparah situasi ini, yang mengarah pada tuduhan yang tak terhindarkan bahwa Biden mencoba 'Whitewashing' situasi. Itu berarti akan ada lebih banyak kesalahan yang melekat pada China.


Fowdy memperkirakan bahwa Biden akan menuduh Beijing tidak transparan, gagal menunjukkan dengan bukti yang jelas asal-usul virus, mengklaim tidak ada cukup data yang diberikan pada kasus-kasus awal, dan mendorong sekutu untuk juga menekan China.


Lebih mudah bagi Biden untuk melakukannya pada saat ini, karena dia sangat membutuhkan pengalih perhatian persoalan Afghanistan. Persoalan Afghanistan telah menyebabkan kritik tanpa henti terhadap pemerintahannya. (RMOL)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »