Polemik Donasi Rp 2 Triliun Akidi Tio, Lieus: Ini Akibat Pemerintah Abai dengan Aspirasi Rakyat

Polemik Donasi Rp 2 Triliun Akidi Tio, Lieus: Ini Akibat Pemerintah Abai dengan Aspirasi Rakyat
BENTENGSUMBAR.COM - Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) Lieus Sungkharisma mengomentari pro kontra soal sumbangan Rp 2 triliun keluarga pengusaha Akidi Tio (almarhum) untuk penanganan pandemi Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel).


Lieus menyinggung pihak-pihak yang menjadikan kabar sumbangan Rp2 triliun keluarga Akidi Tio itu sebagai alat untuk mendiskreditkan dan menjelek-jelekkan satu sama lain sehingga tidak sehat bagi kehidupan berbangsa.


Lieus berpendapat, semua itu terjadi akibat pemerintah tidak tanggap dan abai terhadap aspirasi rakyat yang ingin membantu kesulitan keuangan negara di masa pandemi ini.


“Kalau saja pemerintah cepat tanggap dan peduli dengan aspirasi rakyat yang ingin ikut serta membantu kesulitan keuangan negara, kejadian seperti yang sekarang dialami keluarga Akidi Tio pasti tidak terjadi,” kata Lieus, dilansir dari netralnews.com pada Selasa, 3 Agustus 2021.


Lieus menyebut, niat tulus keluarga Akidi Tio yang ingin membantu kesulitan negara dalam mengatasi pandemi Covid-19, seharusnya didukung.


“Tapi karena pemerintah tidak tanggap, niat baik itu justru menjadi bola liar. Niat warga masyarakat untuk membantu negara akhirnya disalahpahami. Besok- besok orang jadi takut untuk memberi sumbangan karena khawatir diolok-olok atau bahkan dibully,” ujarnya.


Sebenarnya, tambah Lieus, ada cara yang lebih elegan untuk mengumpulkan dana masyarakat bagi keperluan membantu keuangan negara, dan itu sudah pernah dia cetuskan 18 tahun lalu.


Lieus bersama sejumlah rekannya pada 19 Agustus 2003 lalu menggagas Gerakan Nasional 'Superiman' atau Solidaritas Umat Peduli Modal Nasional.


“Tapi karena pemerintah abai dengan aspirasi itu, gerakan nasional yang sempat dilaunching di Istana Wakil Presiden Hamzah Haz itu akhirnya kandas dan tak jelas rimbanya sampai sekarang,” ucap dia.


Padahal, kata Lieus, waktu itu dia bersama dua rekannya, Yusuf Siregar dan Bambang Sungkono, masing-masing sudah memberikan sumbangan sebesar Rp 100 juta untuk rekening Superiman.


“Belum lagi sumbangan dari sejumlah pengusaha lain seperti Tong Djoe yang waktu itu hadir di Istana Wapres saat launching bersama Direktur Utama BRI, Rudjito,” ungkapnya.


Menurut Koordinator Forum Rakyat ini, kalau saja Gerakan Nasional Superiman itu berjalan mulus, maka pemerintah tak perlu berutang ke luar negeri.


“Bayangkan saja, bila ada 10 juta orang pengusaha dan masing-masing menyumbang Rp 10 juta rupiah saja, dana yang sudah terkumpul sudah mencapai Rp 100 Triliun. Ini tentu saja sangat besar bagi pemerintah untuk menjalankan pembangunan,” tuturnya.


Namun, lanjut Lieus, yang terjadi tak sesuai harapan. Gerakan Nasional Superiman yang digagasnya itu kandas di tengah jalan karena terlalu banyak isu politik yang kemudian menyertainya.


Karena itulah, seiring mencuatnya kontroversi atas sumbangan Akidi Tio, Lieus menyatakan niatnya untuk melakukan audiensi ke Wakil Presiden Ma’ruf Amin terkait Gerakan Nasional Superiman yang pernah digagasnya dulu.


"Kita ingin meminta kejelasan tentang kelanjutan gerakan nasional itu dan nasib rekening Superiman Nomor 17081945 yang sempat dibuka di Bank Rakyat Indonesia (BRI) guna menampung sumbangan masyarakat,” terang Lieus.


Ditegaskan Lieus, pihaknya tidak mempersoalkan nasib sejumlah dana yang ada sudah disetorkan ke rekening itu, tapi lebih pada mendorong pemerintah untuk lebih tanggap dan peduli dengan aspirasi masyarakat yang ingin membantu negara.


“Saya ingin mendorong pemerintah untuk membuat Perpu terkait sumbangan masyarakat ini sehingga ada payung hukum bagi warga negara yang ingin memberi sumbangannya pada negara. Kalau Perpu itu ada, maka rumors dan isu seperti yang kini dialami keluarga Akidi Tio pasti tidak akan ada,” pungkasnya.


(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »