BENTENGSUMBAR.COM - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan bahwa Vaksin Nusantara itu tidak ada.
Sebelumnya, Vaksin Nusantara kembali menjadi perbincangan usai beredar kabar bahwa Turki memesan vaksin tersebut sebanyak 5,2 juta dosis.
Hal tersebut disampaikan Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Unair Prof drh Chairul Anwar Nidom atau akrab disapa Prof Nidom.
"Saya dengan katanya Turki sudah memesan sebanyak 5,2 juta dosis," ungkapnya.
Pernyataannya itu disampaikan melalui video di kanal YouTube mantan menteri kesehatan Siti Fadilah Supari.
Prof Nidom juga mengatakan bahwa vaksin tersebut bisa memutasi virus Delta yang semula ganas menjadi lemah. Oleh karena itu bisa mempercepat proses pengendalian virus tersebut.
"Jadi kalau kita serius untuk mengendalikan segera pandemi ini, harusnya gunakan vaksin Nusantara ini bersama-sama dengan vaksin konvensional atau sendiri-sendiri karena dia bisa menangani mutasi virus," ujarnya.
Namun, kabar ini dibantah oleh duta besar RI di Ankara. Pihaknya mengatakan tak menerima kabar apapun tentang pemesanan vaksin Nusantara oleh Turki.
Menanggapi hal itu, juru wabah Pandu Riono mengatakan bahwa vaksin Nusantara itu tidak ada.
Dirinya juga bingung mengapa vaksin yang belum diproduksi itu bisa ada yang mau membelinya.
"Vaksin Nusantara itu tidak ada. Kok tiba2 ada yg bilang mau beli. Dipercaya lagi," cuit Pandu Riono dikutip Galamedia dari Twitter @drpriono1, Jumat, 27 Agustus 2021.
Sebelumnya, ia juga mengatakan pengembangan vaksin nusantara itu tak diakui oleh WHO dan tak sesuai dengan kaidah ilmiah.
"Tidak ada pengembangan vaksin nusantara yg sesuai kaidah ilmiah dan diakui @who, tidak ada pemesanan," ujarnya.
"Kita respek pd @BPOM_RI yg sdh jaga iklim ilmiah yg benar," tandasnya. (Galamedia)
« Prev Post
Next Post »