Budhi Sarwono Nyesal Jadi Bupati Bergaji Kecil maka Harus Korupsi, Netizen: Jangan Dibully Entar Tahanannya Dikurangi Ama Hakim

Budhi Sarwono Nyesal Jadi Bupati Bergaji Kecil maka Harus Korupsi, Netizen: Jangan Dibully Entar Tahanannya Dikurangi Ama Hakim
BENTENGSUMBAR.COM - Bupati Banjarnegara sebelum ditangkap KPK ternyata pernah mengaku menyesal jadi bupati karena bergaji kecil sehingga solusinya harus korupsi. 


Sontak warganet geram. Di akun DB Mak Lambe Turah, Minggu 5 September 2021, malah sejumlah netizen menyarankan agar jangan dibully agar hukumannya ditak dikurangi hakim. 


Enggarnastiti Wardhani: “Cerca, bully dan caci maki itu salah satu bentuk sanksi sosial, sangat sepadan dengan tindakannya menyakiti hati rakyatnya.”


Sharie Ayoe: “Jgn ntar hukumannya jdi lbh ringan.”


Zakesa Ekky: “Sudah dibilang lebih enak jualan dawet sekalian promosi kuliner banjarnegara, eh malah ngeyel jadi bupati.”


Henry Awb: “Mogon Jangan di Bully entar tahanan nya dikurangi ama hakim.”


Untuk diketahui, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat malam, 3 September 2021.


Budhi alias Wing Chin terjerat dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan barang dan jasa di Pemkab Banjarnegara tahun 2017-2018. Ia diduga menerima suap Rp2,1 miliar atas sejumlah proyek infrastruktur di Banjarnegara.


Ternyata, jauh hari sebelum jadi tersangka KPK, Budhi pernah bicara blak-blakan dan jujur mengenai korupsi.        


Mula-mula, ia menyesal menjadi bupati setelah tahu bahwa gajinya hanya Rp5,9 juta.


"Kalau tadinya saya tahu gajinya segini jadi bupati, saya gak nyalon. Demi Allah, saya gak nyalon. Ngertinya saya antara Rp200 juta-150 juta," ujarnya kepada wartawan.


Budhi mengaku baru tahu bahwa gaji bupati kecil setelah duduk menjadi Bupati Banjarnegara.  


"Ya ini ini ha. Baru tahu ini," katanya sambil menunjukkan slip gajinya yang sudah dipotong zakat.


Saat ditanya oleh seorang wartawan, apakah secara tidak langsung dengan gaji kecil, ia menganggap bahwa kepala daerah berpotensi melakukan korupsi, jawaban Budhi mengejutkan.  


"Pasti, harus itu! Bukan potensi lagi, tapi harus korupsi!" cetusnya.


"Lama-lama, kan, jadi mikir, kita punya partai, kita punya tim sukses," tambah Budhi menerangkan logikanya seperti dilansir Indozone.


13 Hari Setelah Ejek Luhut 'Penjahit'


Budhi jadi tersangka KPK terhitung 13 hari setelah ia menyebut nama Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan sebutan 'Luhut penjahit'.


Wing Chin menyebut 'Luhut penjahit' saat menyampaikan perkembangan kasus COVID-19 di Banjarnegara, tepatnya saat pembagian jaring pengaman sosial di Desa Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, pada Sabtu, 21 Agustus 2021.


Dalam video berdurasi satu menit 17 detik yang beredar di media sosial, Wing Chin menyampaikan bahwa keterisian tempat tidur untuk pasien COVID-19 mengalami penurunan sejak PPKM Darurat diberlakukan.


"...Saya baca aturannya sesuai saran Pak Presiden yang langsung ditindaklanjuti oleh Menteri Dalam Negeri, dan dilaksanakan pada waktu itu rapat sama menteri siapa itu, penjahit, menteri orang Batak itu, [Luhut Binsar Pandjaitan], ya pak penjahit," kata Wing Chin dalam video tersebut.


Tak cuma sekali, Wing Chin mengulang-ngulang sebutan Luhut penjahit pada kesempatan itu.


"...Setelah ada instruksi dari Menteri Dalam Negeri sesuai saran Pak Presiden, dan semua dijabarkan oleh Pak Menteri penjahit itu, Luhut penjahit itu, saya laksanakan instruksinya," sambung Wing Chin.


Setelah video yang merekam ucapannya itu viral, Wing Chin kemudian menyampaikan permohonan maaf melalui video yang diunggah di Instagram Kabupaten Banjarnegara. Wing Chin mengaku tidak hafal nama Luhut karena menurutnya kepanjangan.


"Mohon maaf kemarin saya menyebutkan Pak Penjaitan, karena saya kurang hafal namanya panjang sekali. Ini sekarang saya baca yang jelas dan saya mohon maaf, adalah Bapak Menko Marinves, Bapak Luhut Binsar Pandjaitan," kata Budhi.


Setelah dijadikan tersangka oleh KPK, Wing Chin mengaku tidak ada menerima suap sama sekali.


"Insya Allah saya tidak pernah menerima pemberian dari para pemborong, tidak pernah menerima sama sekali. Tolong ditunjukkan yang memberi siapa," kata dia.


Budhi bilang, ia tidak perlu banyak bicara untuk membela diri karena Tuhan akan membukakan kebenaran.


"Masyarakat Banjarnegara adalah masyarakat yang cerdas. Tidak perlu banyak kata untuk membela diri, gusti Allah mboten sare. Paku yang dipukul dengan palu adalah paku yang lurus berdiri, bukan yang bengkok kesana kemari," katanya. (netralnews)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »