Bunda, Jangan Cemas Ketika Masuk Usia 40 Tahun, Pahami Perubahan Tubuh dan Mental Supaya Tetap Bahagia

BENTENGSUMBAR.COM - Persoalan usia terkadang memang menjadi pembicaraan yang sensitif bagi perempuan. Namun, ketika mulai memasuki usia 40 tahun ada baiknya perempuan mulai memahami perubahan yang terjadi pada tubuhnya, termasuk dari sisi psikologis.

Dengan demikian, perempuan bisa mengatasi risiko-risiko kesehatan yang mungkin terjadi sedini mungkin sehingga mampu menjalani usia 40an dengan bahagia.

Perubahan kondisi fisik

Perlu dipahami, kemampuan otak untuk mengingat mulai menunjukkan penurunan ketika memasuki usia 40 tahun. Misalnya, kerap lupa menaruh barang atau janji bertemu dengan kolega.

Hal itu wajar terjadi pada usia 40an, bukan artinya Anda menjadi pelupa, tapi memang daya ingat menurun seiring bertambahnya usia. Kondisi ini kerap terjadi pada perempuan yang memasuki masa menopause.

Meski demikian, bukan berarti Anda menderita Alzheimer. Ini hanya merupakan proses perubahan tubuh perempuan yang wajar, apalagi otak selama ini sudah bekerja berpuluh-puluh tahun.

Jangan panik, penurunan daya ingat bisa diperlambat dengan melatih otak tetap aktif. Misalnya, belajar bahasa baru atau skill baru, juga membaca buku, akan membantu otak tetap “muda”, bahkan menghindari penyakit gangguan ingatan lainnya.

Tak hanya kemampuan otak, metabolisme tubuh juga mulai melambat seiring bertambahnya usia. Perubahan ini semakin terlihat pada usia 40an. Sebagian besar perempuan mengalami kenaikan berat badan rata-rata 6 kg antara usia 40 sampai 55 tahun.

Oleh karena itu, Anda harus menghindari makanan cepat saji dan makanan yang digoreng, serta mengurangi konsumsi karbohidrat juga karbohidrat olahan. Sebagai gantinya, perbanyak biji-bijian yang merupakan sumber serat yang baik.

Pada usia 40 tahun, tulang juga menjadi lebih tipis. Bahkan, penelitian National Osteoporosis Foundation menunjukkan, satu dari dua perempuan di atas usia 50 tahun mengalami patah tulang akibat osteoporosis.

Oleh sebab itu, pastikan diet Anda kaya akan kalsium dengan memperoleh tiga porsi kalsium dalam makanan sehari-hari, yakni sebanyak 1.000 sampai 1.500 miligram kalsium per hari.

Tak hanya itu, perempuan usia 40an juga mulai mengalami kesulitan untuk menahan perasaan ingin buang air kecil. Proses kehamilan, persalinan, dan menopause dapat berakibat pada menurunnya kendali kandung kemih perempuan.

Menurut Barbara Hannah Grufferman, penulis buku Love Your Age: The Small Step Solution to a Better, Longer, Happier Life, sekitar 40% kebocoran tersebut bisa terjadi saat batuk, bersin, atau tertawa.

Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan senam kegel yang dapat memperkuat otot panggul bawah seperti otot rahim, kandung kemih, dan usus besar. Jika dilakukan secara rutin, Anda bisa meningkatkan kembali kemampuan kendali kandung kemih.

Nah, perubahan lain yang kerap terjadi adalah para perempuan usia 40an ke atas mulai mengalami hot flashes, atau istilahnya mudah merasa kegerahan. Hal ini terjadi kepada sekitar 80% perempuan pada usia ini.

Hot flashes sendiri adalah sensasi panas dari dalam tubuh yang biasanya muncul menjelang dan selama masa menopause. Biasanya, kondisi ini berlangsung dalam waktu lama, yakni bisa 7 hingga 11 tahun. 

Umumnya gejala ini akan muncul lebih sering di malam hari hingga membuat Anda sering berkeringat. Hot flashes muncul sebagai respon tubuh untuk menyesuaikan perubahan hormon yang terjadi.

Untuk mengatasinya Anda bisa melakukan berbagai cara sederhana seperti mengenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, menerapkan teknik pernapasan perut, dan juga menciptakan suasana kamar tidur yang sejuk.

Namun begitu perubahan tak hanya terjadi di dalam tubuh saja, penampilan fisik juga berubah memasuki usia 40 tahun. Rambut misalnya. Pada usia ini rambut mulai mengalami kerontokan yang lebih intens ketimbang sebelumnya, uban juga mulai bermunculan.

Hal itu terjadi karena perubahan hormon pada tubuh yang terjadi menjelang menopause. Jika diperlukan, Anda bisa berkonsultasi ke ahli untuk mencoba perawatan rambut untuk mengurangi kerontokan.

Memahami kondisi mental

Perubahan yang terjadi tersebut tentu turut mempengaruhi kondisi mental. Psikolog dan Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati, Elly Risman mengatakan pemahaman terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada diri itu sangat penting untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Pada usia paruh baya atau midlife, lanjut dia, segala perubahan yang terjadi harus dipahami dengan baik agar tidak mengganggu kualitas hidup.

Terlebih lagi, kata Elly, bagi perempuan terjadi penyusutan hormonal yaitu saat memasuki menopause, emosi kacau, banyak yang dirasakan di badan, selalu melayani tidak dilayani. Selain itu, usia ini juga biasanya waktu untuk merasakan situasi terjepit antara kepentingan anak dan orangtua.

Semua hal tersebut menurut Elly bisa memicu stress. Dia pun menjelaskan untuk mencegah krisis challenge ini bisa dilakukan antara lain dengan menerima transisi yang tidak dapat dielakkan tersebut serta menyelesaikan urusan dengan diri sendiri.

Dia juga mendorong perempuan untuk melakukan pekerjaan mulia, menerima kenyataan, komunikasikan kebutuhan, melakukan kompensasi, keseimbangan, pertumbuhan spiritual, juga bersyukur dengan semua yang dimiliki serta terus menjaga optimistisme.

Elly mengibaratkan semua orang kena hujan, tetapi tidak semua orang menyiapkan payung, atau kadang hal-hal buruk terjadi pada orang baik, tidak ada pengecualian, semua orang punya peristiwa karena siklus kehidupan. 

Jika hal yang tidak diinginkan itu terjadi, langkah yang ditempuh adalah dengan mengenali masalahnya dan terimanya. Kemudian, selesaikan komunikasi diri sendiri dahulu. 

Selanjutnya, bersabar, ikhlas dan terimalah, serta peliharalah keseimbangan keluarga. Berpasrah dan melepaskan serta komunikasikan dengan pasangan akan membuat kualitas hidup lebih baik. (P. Novel – Anggota Perempuan Indonesia Satu)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »