BENTENGSUMBAR.COM - Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani mengajak untuk seluruh masyarakat Tanah Air agar dapat meningkatkan literasi bersamaan dengan Hari Aksara Internasional yang diperingati pada tanggal 8 September setiap tahunnya. Menurut Puan, momen ini adalah saat yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peningkatan literasi.
"Kita jangan mau kalah! Peningkatan literasi erat hubungannya dengan peningkatan kualitas bangsa. Semakin cerdas masyarakat kita, semakin maju juga bangsa kita," ujar Puan dalam keterangan tertulisnya.
Peringatan Hari Aksara Internasional menurut Puan menjadi waktu yang tepat untuk mengupas keadaan literasi masyarakat Indonesia. Menurut survei sosial ekonomi Badan Pusat Statistik pada 2018, sebanyak 3,29 juta penduduk Nusantara masih mengalami buta huruf. Angka ini sangat menyedihkan dan sepatutnya terus ditekan perkembangannya.
Penuntasan buta aksara adalah sebuah target awal yang memicu ditetapkannya Hari Aksara Internasional pada 1966. Pada saat itu, terlihat adanya bahaya yang mengancam bila kemajuan literasi tidak dipentingkan.
"Saat ini, ancaman penurunan literasi itu ada lagi di depan mata kita karena Covid-19. Akses pendidikan menjadi lebih sulit untuk dijangkau bagi anak dan orang tua. Kondisi kehidupan yang diterjang gelombang pun mengurangi waktu orang tua untuk dapat memberikan perhatian penuh dan memberikan edukasi maksimal bagi putra-putrinya," ujar Puan.
Oleh karena itu, menurut Puan, momen hari ini menjadi waktu yang tepat untuk mengembalikan semangat peningkatan literasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Baik itu literasi bagi anak-anak dan kaum muda, serta orang dewasa selaku pendidik di lingkungannya.
Meski saat ini pembelajaran tatap muka telah dimulai kembali di beberapa, tetapi kita sudah kehilangan waktu untuk pembelajaran maksimal karena pandemi. Distraksi dalam waktu yang terbilang panjang untuk sebuah proses pendidikan. Maka, saat ini adalah waktunya untuk bangkit kembali.
Segenap masyarakat bukan hanya patut saling bahu membahu dalam bantuan sosial, tetapi juga dalam proses pembelajaran. “Belajar dalam konteks peningkatan literasi bangsa bukan hanya berkutat pada pendidikan formal saja, tetapi bekal untuk menjalani hidup. Perlu kita sadari, kemampuan literasi mencakup segala elemen dalam kehidupan,” ujar mantan Menko PMK.
Puan meminta masyarakat memahami kembali artian peningkatan literasi ini, bukan hanya soal membaca saja. Namun, kemampuan untuk membaca, menulis, berbicara, dan menghitung yang disertai dengan pemahaman untuk mengaplikasikan itu semua dalam kehidupan. Literasi ini baru pada tingkatan dasarnya.
Masih ada pekerjaan rumah untuk membantu masyarakat memahami literasi digital yang melindungi dirinya terhadap kejahatan ciber. Selain itu juga membekali masyarakat dalam penggunaan media digital dan alat komunikasi dengan bijak, tanpa membahayakan diri sendiri atau keluarga.
Ditambah lagi tugas untuk memantapkan literasi budaya di tengah masyarakat yang semakin mengarah pada era digital. Perlu ada yang mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara dengan beragam suku bangsa dan kebudayaan. Perbedaan akan selalu ada, tetapi bangsa harus tetap berjalan harmonis dalam persatuaan yang tinggi toleransi.
Pemahaman dalam berbagai bidang tersebut di ataslah yang akan membawa peningkatan literasi masyarakat. Memandang hal ini, Puan meminta kerja sama seluruh pihak agar dapat membantu berkembangnya masyarakat.
"Kita saling mendidik, dari yang bisa mengajari yang belum bisa. Sehingga, kita bisa mampu bersama dan memiliki pemahaman serta tingkat literasi yang setara," ujar Puan.
Puan mengharapkan saling memberikan pemahaman ini dapat dilakukan secara kompak oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga, tingkat literasi bangsa pun dapat naik dan mengimbangi literasi dunia.
“Selamat Hari Aksara Internasional! Mari kembangkan Indonesia agar tidak kalah dalam persaingannya di kancah dunia!” ujar Puan.
Laporan: Mela
« Prev Post
Next Post »