Puan Maharani: SDM Unggul Menjadi Penentu Bangsa

Puan Maharani: SDM Unggul Menjadi Penentu Bangsa
BENTENGSUMBAR.COM - Pembangunan SDM Unggul merupakan salah satu prioritas pemerintah guna membangun Indonesia Maju yang mampu bersaing secara global di masa depan.


Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan untuk mewujudkannya, perlu terus dikembangkan riset dan inovasi serta kolaborasi antar pihak baik lembaga pendidikan, lembaga riset, dunia usaha dan industri, serta pemerintah.


Meskipun para mahasiswa dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif secara global, Wapres berpesan untuk tetap berpijak pada jati diri dan kearifan lokal.


“Anda semua dituntut punya kemampuan bersaing pada tingkat global, tetapi hati/jati diri Anda tetap harus melekat sesuai dengan identitas dan akhlak insan nusantara,” tuturnya.


Di samping itu, Wapres juga mengingatkan untuk senantiasa menjunjung tinggi moralitas dan menghargai keragaman sosial. “Dunia tidak akan menjadi lebih baik hanya karena banyak orang cerdas, tetapi lebih karena terjaganya moralitas dan kohesi sosial yang baik,” ucapnya.


Lebih jauh Wapres mengungkapkan bahwa dalam era teknologi informasi saat ini, pemikiran tentang liberalisme, sekularisme dan radikalisme serta ajaran lain yang tidak sejalan dengan nilai Islam yang wasathiyah/moderat sangat mudah masuk dan dapat mempengaruhi pola pikir mahasiswa sehingga berpotensi untuk memecah persatuan dan kesatuan bangsa.


Penentu bangsa


Untuk mendapatkan SDM unggul, peran seorang ibu menjadi sangat penting. Pasalnya, dari seorang perempuanlah bisa menghasilkan anak yang berprestasi. Maka dari itu, diperlukan perlindungan perempuan dan anak agar tercapai SDM unggul di masa depan. 


Menanggapi hal itu, Ketua DPR RI Puan Maharani menilai SDM Indonesia yang unggul menjadi penentu kemajuan bangsa karena itu diperlukan kesiapan khususnya dalam menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, kreativitas dan inovasi.


"Demi membangun SDM Indonesia yang unggul diperlukan kesiapan dalam menghadapi berbagai tantangan. Ini dapat terwujud bila kita menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, kreativitas dan inovasi," kata Puan.


Namun dia menekankan bahwa SDM Indonesia yang unggul tidak hanya profesional dan berdaya saing, tetapi harus memiliki kepribadian sebagai bangsa Indonesia.


Menurut dia, pembentukan SDM harus diarahkan membentuk SDM yang berkarakter Indonesia karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah, sopan santun, toleran, religius, dan bergotong royong.


"Pembentukan SDM berkarakter dan tangguh itu harus didukung pendidikan yang diarahkan membentuk SDM berakhlak mulia, berbudaya Indonesia, toleran, bergotong royong, cinta Tanah Air, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," ujarnya.


Dia juga mengapresiasi perguruan-perguruan tinggi Indonesia yang terus meningkatkan kualitas agar mampu bersaing di level internasional.


Hal ini diungkapkan setelah Lembaga Quacquarelli Symonds (QS) merilis pemeringkatan universitas terbaik QS World University Rankings 2022 atau QS WUR yang diumumkan tahun 2021. Sebanyak 16 universitas di Indonesia masuk daftar prestisius tersebut, bahkan tiga di antaranya merupakan perguruan tinggi swasta.


Menurut Puan, itu artinya kualitas pendidikan tinggi secara umum semakin meningkat dan tidak melulu diasosiasikan dengan kampus negeri.


"Karena itu kesempatan bagi generasi muda Indonesia untuk menikmati pendidikan tinggi yang berkualitas internasional semakin terbuka lebar. Harapannya, institusi pendidikan tinggi Indonesia dapat menghasilkan SDM unggul bangsa," katanya.


Mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu menilai di zaman yang penuh gempuran teknologi, anak muda Indonesia memerlukan kepribadian yang kuat sekaligus sikap yang santun.


Puan memberi contoh sikap terkait maraknya hoaks yang tersebar lewat berbagai media sosial sehingga generasi muda Indonesia harus cerdas memilah informasi, membedakan mana yang benar dan mana yang hoaks.


"Bahkan generasi muda bisa menjadi yang terdepan dalam melawan hoaks, memerangi hate speech, juga mengedepankan dialog yang cerdas tapi santun di media sosial," ujarnya.


Politisi PDI Perjuangan itu mengutip data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), selama periode Maret 2020 hingga Januari 2021 sudah ditemukan sekitar 1.387 hoaks yang beredar di tengah pandemi COVID-19.


Dia menilai jika hoaks diabaikan, maka ini berpotensi memecah belah bangsa karena itu mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan hanya mengenai intelektualitas, tetapi lebih luas mengenai kecerdasan dalam seluruh perikehidupan bangsa.


"Karena itu, jika ingin pendidikan Indonesia bersumbangsih terhadap masa depan kehidupan bangsa, maka diperlukan fokus serta titik berat pada nation and character building," ujarnya.


Laporan: Anita, Anggota Perempuan Indonesia Satu

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »