Survei Anies Baswedan Jeblok, Masalah Ini Disebut Menjadi Biang Keladi

BENTENGSUMBAR.COM - Nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat ini menjadi sorotan.

Anies saat ini diberitakan tersandung polemik ajang Formula E.

Ajang ini menjadi perhatian karena digelar ditengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi di Indonesia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersikukuh menggelar Formula E, setelah sebelumnya tertunda akibat pandemi Covid-19.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diwajibkan membayar commitment fee selama lima tahun yang totalnya mencapai Rp 2,3 triliun.

Gejolak penolakan oleh warga bergulir dengan serangkaian aksi demonstrasi ke Balai Kota.

Para wakil rakyat di DPRD DKI Jakarta pun berencana menggunakan hak interpelasi untuk meminta keterangan dari Anies terkait Formula E.

Temuan survei yang dilakukan Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan ketidakpuasan publik terhadap Anies melonjak.

Pada survei bulan April 2021, ketidakpuasan berada pada angka 53,0 persen, kini menembus 60 persen, atau tepatnya 60,1 persen.

“Jika ngotot menggelar Formula E, diperkirakan ketidakpuasan publik terhadap Anies akan terus melonjak,” kata Direktur Komunikasi JRC Alfian P di Jakarta pada Sabtu, 18 September 2021.

Sementara itu tingkat kepuasan publik terhadap Anies sangat rendah, hanya mencapai 37,4 persen.

Rencana interpelasi Formula E menjadi puncak dari minimnya prestasi Anies selama menjabat gubernur sejak 2017.

Publik belum melihat hal-hal positif dari kinerja Anies dalam memimpin ibukota Jakarta.

Yang terjadi, Anies malah tampak lebih sibuk melakukan pencitraan untuk maju ke kancah Pilpres.

Berbagai survei mengunggulkan Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Posisi gubernur DKI Jakarta seolah menjadi batu loncatan setelah sukses Jokowi memenangkan Pilpres pada 2014 silam.

Kebijakan yang diambil Anies pun kerap berseberangan dengan pemerintah pusat.

Sebut saja, wacana naturalisasi yang dilontarkan Anies di tengah upaya pusat menormalisasi sungai untuk pengendalian banjir.

Di tengah pandemi, desakan Anies untuk menerapkan lockdown ditolak mentah-mentah oleh pemerintah pusat.

Jokowi memutuskan opsi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada gelombang pertama, atau sekarang disebut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

“Anies cukup diuntungkan mengingat kepuasan publik hanya sedikit terkoreksi, turun dari survei sebelumnya sebesar 38,9 persen, tetapi secara umum sangat rendah,” tandas Alfian.

Sisanya tidak tahu/tidak menjawab sebesar 2,5 persen.

Survei Jakarta Research Center (JRC) dilakukan pada 7-14 September 2021, secara tatap muka kepada 800 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±3,4 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Tribun Pekanbaru)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »