Kondisi Afghanistan Kian Memburuk, Alhamdulillah WNI Sudah Pulang Dengan Aman ke Indonesia

BENTENGSUMBAR.COM - Kondisi penduduk Afghanistan semakin mengkhawatirkan. Sektor ekonomi sampai kesehatan kolaps. Keputusan untuk mengevakuasi WNI yang bermukim di sana merupakan keputusan yang tepat. Kini, mereka bisa bernapas lega karena telah luput dari krisis yang terus memburuk di Afghanistan.

Palang Merah Internasional melaporkan bahwa lebih dari 2.000 fasilitas kesehatan di Afghanistan tutup akibat konflik. Pernyataan ini memperkuat peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa sistem kesehatan di Afghanistan nyaris kolaps.

Direktur Asia Pasifik Federasi Palang Merah Internasional (IFRC), Alexander Matheou, menyampaikan bahwa faskes-faskes di berbagai daerah kekurangan dana untuk beroperasi. Lebih dari 20.000 tenaga medis tak lagi dapat bekerja, sebagian bahkan masih bekerja walau tanpa gaji.

Evakuasi WNI

Pada Agustus lalu, sebanyak 26 WNI dan tujuh warga negara asing telah dievakuasi dari Afghanistan dengan selamat, menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara. Mereka tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, pada Sabtu, 21 Agustus dini hari WIB.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebutkan 26 WNI itu terdiri dari 16 staf KBRI Kabul dan 10 WNI non-staf KBRI yang tiba di Indonesia. Adapun 7 warga negara asing ini terdiri dari lima warga negara Filipina dan dua warga negara Afghanistan yang merupakan suami dari WNI dan staf lokal KBRI.

Soal lima warga Filipina yang turut dievakuasi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengaku pemerintah Filipina meminta bantuan agar kelima orang tersebut ikut diangkut dalam misi evakuasi Indonesia. Misi seperti ini, menurutnya, bukan pertama dilakukan dan merupakan kewajiban kemanusian yang harus dilakukan.

Kondisi saat detik-detik Taliban menguasai Afghanistan memang penuh kekalutan. Salah satu WNI yang dievakuasi sempat menceritakan kondisi kala itu. WNI yang namanya tak mau disebutkan ini menuturkan bahwa dia dan rekan-rekannya sempat khawatir kekerasan puluhan tahun silam akan berulang setelah kekuasaan kembali jatuh ke tangan Taliban.

Banyak warga turun berhamburan ke jalan, mencoba menyelamatkan diri. Tapi, lanjut dia, mereka pun kebingungan mau menyelamatkan diri kemana. Sekeliling Kota Kabul kala itu sudah dikuasai Taliban.

Usai merebut ibukota dan menduduki Istana Kepresidenan, pasukan Taliban melakukan patroli ke rumah-rumah penduduk. Mereka mengecek kondisi warga di setiap rumah. Mungkin, menurut penuturan WNI tersebut, Taliban tengah mencari tahu apakah penghuni yang mereka patroli itu adalah bagian dari personel pemerintah.

Tak hanya itu, milisi Taliban juga melucuti senjata polisi di kantor-kantor kedutaan, perwakilan asing dan, kantor badan internasional lain. Penjagaan yang semula dilakukan personel bersenjata dari Diplomatic Protective Services (DPS), diganti oleh milisi Taliban. Para petugas diminta pergi dan dibebastugaskan.

Meski demikian, WNI tersebut mengaku milisi Taliban sangat santun dan tidak berlaku agresif. Bahkan mereka mengamankan proses evakuasi dan relokasi staf organisasi internasional. Mereka mengamankan akses jalan, sedangkan personel bersenjata NATO menjaga gerbang di bandarA.

Apresiasi

Indonesia pun sempat memberi apresiasi kepada pemerintah Turki, Pakistan, AS, Belanda, NATO, serta pihak Taliban atas peran mereka sehingga proses evakuasi WNI dari Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu dapat terlaksana. 

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani mengatakan evakuasi WNI yang dinilai sebagai misi kemanusiaan paling rumit itu tidak akan mungkin terjadi tanpa bantuan negara lain.

Abdul mengatakan tim bekerja tanpa henti untuk menyiapkan misi tersebut di tengah tingginya ketidakpastian terutama persoalan izin mendarat di bandara Kabul. Pada saat itu, bandara Kabul masih dikendalikan oleh pasukan asing, termasuk Turki.

Selain itu, Indonesia juga harus memastikan keamanan para WNI dalam perjalanan di tengah Kota Kabul yang dikuasai Taliban menuju bandara.

Abdul mengungkapkan dia sempat meminta jaminan keamanan bagi misi diplomatik Indonesia di Afghanistan saat berkomunikasi dengan pihak Taliban pada 13 Agustus atau sebelum proses evakuasi.

Menurut Abdul, Taliban menanggapi positif permintaan dari Indonesia tersebut. Dia juga menyebutkan, KBRI dijaga dengan baik oleh Taliban selama proses evakuasi. Pihak Taliban membantu memberikan pengawalan terhadap WNI dari KBRI menuju bandara.

Sementara itu, Menlu Retno Marsudi juga telah menyampaikan tiga poin penting saat bertemu dengan pihak Taliban di Doha, Qatar, pada 26 Agustus 2021.

Dalam pertemuan itu, Indonesia mendorong terbentuknya pemerintahan yang inklusif, penghormatan hak-hak perempuan, serta menekankan agar Afghanistan tidak menjadi tempat berkembangnya kelompok teroris.

Retno menyampaikan bahwa Indonesia terus berharap agar kaum perempuan Afghanistan dihormati hak-haknya. Indonesia terus berkomitmen untuk membantu menciptakan perdamaian di Afghanistan terutama melalui kerja sama pemberdayaan perempuan.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »