Maafkan Aby, Anak Ku...

TAK terasa air mata ini mengalir setiap ku ingat dosa-dosa ku pada ibu mu. Dosa yang bertahun-tahun membuat ibu mu menderita ketika mengenang peristiwa itu.

Mungkin ibu mu menyesal pernah mengenal aby. Perkenalan yang tak disengaja, yang berawal ibu mu mencari pria yang dia kenal di media sosial.

Pria itu sahabat aby sendiri yang mungkin hanya iseng mengajak ibu mu ketemuan di taman kota, tapi setelah ketemu dia malah meninggalkannya, entah kenapa.

Tapi saat aby melihat ibu mu, hati berdesir, pertanda ada rasa di dada. Tapj aby sadar, aby sudah punya istri, tak mungkin terlalu jauh melangkah.

Tapi rasa itu terus mendorong aby untuk mengenal ibu mu. Dan kesempatan itu pun ada. Kami berkenalan dan saling tukar nomor kontak.

Walau dipisahkan jarak, aby dan ibu mu terus berkomunikasi. Komunikasi yang bertambah mesra, walau ibu mu tahu aby sudah punya istri. 

Sampai suatu ketika, aby dan ibu mu sepakat melakukan akad, ijab qabul di antara kami. Kami lakukan semua itu secara diam-diam, tanpa keluarga ibu mu tahu dan istri aby pun tidak tahu.

Anak ku, kamu lahir dari hubungan cinta kasih aby dan ibu mu. Hubungan cinta yang penuh rahasia, dan hanya diketahui beberapa orang saja. Ya, yang tahu hanya sahabat dekat aby dan sahabat dekat ibu mu.

Tapi aby akui, aby pengecut. Ketika ibu mu meminta aby menikahinya secara sah sesuai hukum negara, di sana nyali aby ciut. Tak berani, karena tak ingin menyakiti istri pertama aby, wanita yang sangat dicintai dan disayangi keluarga aby. 

Keluarga aby lebih memilih bercerai dengan aby, ketimbang menantunya.

Anak ku, itulah kelemahan aby, terlalu pengecut dan membiarkan ibu mu menikah dengan lelaki lain dengan membawa luka dan dendam kepada aby.

Ibu mu memang sempat menghubungi aby beberapa kali ketika dirinya hamil diri mu. Bercerita kelakuan mertuanya yang katanya tak suka dengannya.

Aby tetap meminta ibu mu bersabar dan bertahan dengan suaminya. Karena kesabaran biasanya berbuah manis.

Terkadang ibu mu mengejek aby kalau sudah bicara seperti itu. "Nah, abang sendiri bejat, ninggalin aku dan tak berani menikah secara resmi dengan ku," kata ibu mu.

Dan aby pun hanya terdiam dan tak berani bicara lagi. Perkataan ibu mu menusuk sangat dalam sekali. Aby tak bisa marah kepada ibu mu, walau ibu mu menyebut aby bejat dan pengecut.

Menjelang diri mu lahir, ibu mu kembali menghubungi Aby. Ibu mengancam aby, "Sampai kapan pun, abang tidak akan pernah melihat anak ini. Abang tak usah mencari kami."

Dan benar saja, setelah diri mu lahir, ibu mu tak pernah lagi menghubungi aby. Hilang bak ditelan bumi. Tidak ada kabar sama sekali.

Aby berusaha melacak keberadaan ibu mu. Tapi tak pernah berhasil. Sampai suatu ketika aby melihat foto ibu mu di facebook.

Aby konfirmasi dan ibumu menerima pertemanan di facebook. Aby berusaha minta maaf kepada ibu mu. Luapan kata-kata kemarahan ibu mu, aby abaikan saja. Yang penting aby harus dapat maaf dari ibu mu.

"Saya sudah memaafkan abang. Walau luka ini terlalu dalam. Bertahun-tahun saya menderita dan trauma karena abang. Tapi sudah lah, itu masa lalu," itu kata ibu mu.

Percakapan aby dan ibu mu di facebook terus berlanjut, sampai mengarah kepada diri mu. 

"Gak, abang jangan pernah mencari dan menemui saya. Saya pernah bermimpi, abang datang akan mengambil Rafa, dan itu tak akan saya biarkan," sontak jawab ibu mu.

Ibu mu bahkan menegaskan, jika kamu bukan buah hati aby dengannya, tapi buah hati dia dengan suaminya. 

"Bukan, Rafa bukan anak abang. Dia anak saya dan suami saya. Abang tak punya hak terhadap Rafa," ucap ibu mu.

Dan ibu mu pun memblokir aby dari pertemanan di facebook. Dan aby kembali kehilangan kontak.

Aby hanya berharap, suatu saat kita bertemu, tanpa ada lagi luka di hati ibu mu. Karena aby sudah berjanji, tak akan pernah merebut mu dari ibu mu.

Padang, 1 November 2021
Ibnu Samsuddin

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »