Prabowo-Puan-Mega Makin Akrab, Kira-Kira Duet Mana Yang Paling Dahsyat di Pilpres 2024?

BENTENGSUMBAR.COM - Kehangatan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua DPR RI Puan Maharani kembali terlihat saat pelantikan Panglima TNI dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Mereka bertiga melakukan diskusi di sela-sela acara pelantikan di Istana Negara Jakarta pada Rabu (17/11/2021). Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan, acara pelantikan kemarin di Istana Prabowo dan Mega hadir secara langsung. Prabowo kemudian terlihat menghampiri Mega dan keduanya melakukan pertemuan di ruang VVIP Istana.

"Dan di situlah pembahasan berlangsung hangat. Tentu saja terkait politik kebangsaan, dan berbagai dinamika politik nasional," kata Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, kepada wartawan, Kamis (18/11/2021).

Sebenarnya keakraban itu bukan kali pertama terjadi. Memang dalam Pilpres 2009, Megawati pernah berduet dengan Prabowo sehingga keakraban kedua partai juga terus terjalin cukup erat.

Mereka bertiga pun kerap bertemu dalam berbagai acara. Sebut saja ketika acara pengukuhan gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Universitas Pertahanan, atau saat Megawati meresmikan patung Soekarno sedang menunggang kuda di halaman Kementerian Pertahanan.

Kemungkinan koalisi

Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Habiburokhman, mengatakan kemungkinan partainya menjalin koalisi dengan PDIP di Pilpres 2024 sangat terbuka. Dia menyebut, Gerindra dan PDIP memiliki sejarah pertemanan yang panjang.

Habib menyampaikan Prabowo memang akrab dengan Megawati dan Puan sejak dahulu. Menurutnya pertemuan Prabowo, Megawati, dan Puan selalu berlangsung seru serta diwarnai canda dan tawa.

Ia juga menyampaikan, Gerindra dan PDIP pernah menjalin kerja sama politik dan tidak pernah bermusuhan secara ideologi.

"Kami pernah kerja sama di (pemilu) 2009 dan pernah berbeda pilihan di 2014 dan 2019, tetapi kami tidak pernah bermusuhan secara ideologi dengan mereka," ujar dia.

Meski demikian, ia mengaku tidak mengetahui secara detail tentang topik pembicaraan dalam pertemuan Prabowo dengan Megawati dan Puan tersebut. Habib mengaku belum sempat bertemu dengan Prabowo usai pertemuan itu terjadi.

Habib hanya memastikan, pertemuan tersebut adalah bentuk silaturahmi yang sangat baik seperti yang selama ini selalu terjaga.

"Saya belum sempat bertemu Pak Prabowo setelah pertemuan tersebut sehingga tidak tahu persis detail isi pembicaraan beliau-beliau," ucapnya.

Habib menambahkan, penyelenggaraan Pilpres 2024 masih lama. Ia pun menilai, kebersamaaan koalisi yang ada saat ini sebaiknya dinikmati lebih dahulu dengan bekerja melayani rakyat secara maksimal.

Sinyal politik

Sebenarnya, banyak pengamat melihat adanya sinyal politik dari Prabowo kepada Megawati. Hal ini kerap terjadi saat pertemuan mereka di banyak acara.

"Sinyal-sinyal politik sih ada. Misalnya, Prabowo berdiri di belakang Mega saat peresmian patung Bung Karno naik kuda. Itu gambarkan sinyal," kata Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio.

Sementara itu, Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai pertemuan itu menunjukkan kemesraan elite politik. Secara umum, pertemuan itu menegaskan satu hal penting tentang kemesraan segi tiga elite politik antara Ketum PDIP, ketum Gerindra plus Menhan, dan Ketua DPR.

"Di periode kedua Jokowi, hubungan Mega dengan Prabowo terlihat begitu spesial dibandingkan dengan pertemuan dengan tokoh lain. Terlihat berbeda dan selalu ada pesan politik simbolik yang pastinya dikaitkan dengan pilpres 2024," kata Adi.

Menurut dia, publik bisa menilai ada hubungan spesial dalam pertemuan tersebut, yakni soal kemungkinan berkoalisi di 2024. Jika tak ada halangan, lanjut Adi, kemungkinan PDIP dan Partai Gerindra berkoalisi di 2024 dengan menduetkan Prabowo dengan Puan dalam Pilpres.

“Coba kita lihat, setiap pertemuan Mega-Prabowo selalu ramai, happening, dan memantik spekulasi. Yang selalu mengemuka tentu soal kepastian koalisi dua partai ini," ujarnya.

Adi menyebut Puan adalah duplikasi wajah politik Megawati. Menurutnya, kehadiran Puan dalam pertemuan meyakini soal kemungkinan duet dengan Prabowo di pilpres.

"Puan duplikasi wajah politik Megawati. Kehadiran Puan dalam momen itu makin menebalkan keyakinan soal kemungkinan duet Prabowo-Puan. Setidaknya itu yang saat ini terjadi,” ucap Adi.

“Ke depan mungkin saja ada perubahan skenario soal siapa yang akan diusung bersama, yang jelas PDIP dan Gerindra seakan ingin mengunci bahwa mereka pasti jalan bersama menuju 2024," lanjutnya.

Prabowo adalah tokoh yang namanya selalu masuk daftar tiga besar calon presiden di setiap survei. Sementara Puan diwacanakan menjadi calon yang diusung PDIP.

Dua tokoh ini juga sudah didukung oleh salah satu kelompok masyarakat untuk berduet di Pilpres 2024. Salah satunya, relawan yang mengatasnamakan Poros Prabowo-Puan.

"Kami terpanggil untuk menghimpun dan menyatukan visi, misi dan tekad untuk tampil dan bergerak bersama dalam mengambil bagian untuk mendorong agar terwujudnya kedua tokoh bangsa tersebut, menjadi pasangan calon presiden dan wakil presiden RI periode 2024-2029, untuk selanjutnya dapat menjadi presiden dan wakil Presiden RI," kata Deklarator Poros Prabowo-Puan, Andianto di Matraman.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »