Denny Siregar Bongkar Strategi Sosok SP-JK, Bantu Anies Ingin Lepaskan Jeratan KPK Soal Formula E

BENTENGSUMBAR.COM – Formula E yang rencananya digelar Juni tahun 2022, ini memang lebih besar dramanya di Indonesia daripada kejuaraan balapnya. Hal ini diungkapkan Penggiat Media Sosial Denny Siregar, dalam channel YouTubenya.

Menurutnya, Formula E yang sedang diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berpotensi seret Gubernur DKI Anies Baswedan. ‘Orang-orang penting’ di belakang Anies pun mulai menyusun strategi untuk menyelamatkan calon presiden (capres) potensialnya.

Karena itulah Sahroni, anggota DPR RI dari Partai Nasdem, diutus SP untuk menyelamatkan situasi yang semakin lama semakin runyam untuk Anies Baswedan ini. JK pun mengutus Bamsoet, Ketua MPR untuk ikut mengawal Anies Baswedan. 

“Jadi posisinya sudah jelas, kalau Anies Baswedan harus diselamatkan dari situasi yang sangat panas ini,” beber Siregar.

Langkah pertama mereka adalah dengan membentuk panitia Formula E, dimana Bamsoet dan Sahroni sebagai ketua-ketuanya. Bamsoet dan Sahroni tergabung di Ikatan Motor Indonesia atau IMI, jadi mereka lebih mudah menyamarkan situasi yang sebenarnya sangat politis itu dengan baju asosiasi kendaraan bermotor. Langkah pertama panitia yang baru dibentuk itu adalah mengundang Co-Founder Formula E ke Jakarta.

Sesudah itu, mereka mulai mengarahkan untuk mengadakan audiensi ke KPK dan juga ke Jokowi. Ini langkah yang cerdik sebenarnya. KPK penting untuk didatangi untuk menghapus pandangan masyarakat kalau Formula E yang sedang diselidiki KPK itu, sedang terlilit kasus korupsi.

Apalagi KPK sudah bicara akan mengumumkan tersangka dari kasus Formula E. Kalau KPK akhirnya mengumumkan adanya tersangka, setidaknya nama Anies Baswedan harus diselamatkan. Caranya, dengan mengajak KPK ikut mengawasi Formula E. 

“Ini ajakan yang telah sih sebenarnya, karena kalau pengen ngajak KPK seharusnya sejak awal-awal bukan ketika Formula E sedang diselidiki,” tegasnya.

Langkah kedua adalah dengan menyeret nama Jokowi dalam kasus ini. Ini drama baru lagi yang mereka ciptakan. Tiba-tiba Bamsoet mengumumkan kalau penentu lokasi Formula E ada di tangan Jokowi. Ucapan Bamsoet ini mengundang polemik baru lagi.

Faldo Maldini, Staf Khusus Mensesneg, langsung membantah kalau Jokowi tidak perlu dilibatkan dalam kasus Formula E. Bahkan Faldo mengungkapkan fakta baru, kalau Anies Baswedan sudah bolak-balik ingin ketemu Jokowi membahas lokasi Formula E yang masih ghaib itu.

Dan sikap Presiden Jokowi adalah tidak ingin ikut campur dalam urusan dan penentuan lokasi Formula E, karena itu urusan provinsi bukan urusan pusat. Apalagi sejak awal, pusat tidak pernah dilibatkan sama sekali dalam event ini.

“Meski langkah Bamsoet ini cerdik dengan mencoba menyeret Jokowi ke pusaran kasus ini, ternyata Jokowi juga jauh lebih cerdik. Dia tidak ingin penyelidikan KPK berhenti karena panitia Formula E berhasil menghadap Presiden,” sambungnya.

Jokowi ingin penyelidikan KPK di kasus Formula E ini tidak terintervensi oleh siapapun, maka ia menghindar dan menyerahkan kasus ini sebagai tanggung jawab penuh dan sendiri dari Pemprov DKI Jakarta.

Formula E ini benar-benar bola yang panas buat Anies Baswedan. Kalau pada akhirnya KPK bisa mendapatkan tersangka dalam pembayaran komitmen fee yang dianggap mahal itu, Anies Baswedan bisa ikut terseret karena dianggap mengetahui dan menyetujui pembayaran komitmen fee itu. 

“Dan kalau Anies akhirnya jadi tersangka, maka buyarlah juga mimpi SP dan JK untuk mengusung ‘anak emas’ nya di Pilpres nanti.
Seperti saya bilang di awal, drama Formula E ini lebih menarik daripada balapannya sendiri,” tandasnya. 

Banyak mata memantau ke KPK, apakah mereka berhasil mengurai kasus yang kusut ini, atau memang seperti kata orang, kalau KPK hanya mampu main OTT saja daripada masuk ke kasus korupsi yang rumit?. (Manadopost)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »