Bupati Bogor Gak Suka Ada Imigran Timur Tengah di Puncak Karena Meresahkan, Tapi Warga Malah Membela

BENTENGSUMBAR.COM - Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan imigran di kawasan Puncak bisa mengganggu aktivitas pariwisata dan dapat meresahkan masyarakat sekitar. Salah satu warga Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, sekaligus pemilik warung nasi, Nur, mengatakan mereka tidak keberatan dengan kehadiran imigran tersebut.

Asep, warga sekaligus pemilik usaha cuci motor mengaku belum pernah mendengar adanya masalah antara imigran dengan warga sekitar.

"(Imigran) belum ada (masalah dengan warga Desa Tugu Utara), biasa saja. Mereka juga tahu diri. (Imigran tinggal) bareng, sebelah saya saja orang Pakistan," kata Asep, Sabtu (19/3/2022).

Asep malah berpihak kepada imigran, dan mengizinkan untuk tinggal di sana. Katanya, hal itu selama imigran tak mengganggu masyarakat.

"Selama mereka (imigran) tidak berbuat yang aneh-aneh, kita tetap lindungi. Dalam artian jangan takut hidup di sini. Nggak makan pun kamu pasti ditolong," ujarnya.

Dia mengatakan para imigran itu menguntungkan, karena menyewa rumah warga untuk tempat tinggal. Bahkan para imigran berani membayar harga tinggi.

"Malah menguntungkan masyarakat sini yang ngontrakin rumah. Karena mereka tinggi kan (harga jualnya). Kalau ke kita sebulan Rp 300-500 ribu, ke mereka bisa Rp 1 juta. Yang punya kontrakan mah pada untung, berani bayar tinggi mereka mah," terangnya.
Hal senada dikatakan oleh warga lainnya.

"Nggak ada masalah sih, masing-masing aja. Orangnya baik-baik kalau ibu kenal di sini, nggak ada yang bikin masalah. Orang kitanya kan biasa aja bertetangga," ujar seorang warga.

Warga lainnya, Doddy, mengatakan para imigran tersebut juga ada yang membuka usaha roti. Sebagian warga pun dipekerjakan untuk membantu usaha tersebut.

"Mereka buka usaha di deket pangkalan ojek gitu. Dia bikin kayak roti Arab gitu. Ada setahu saya beberapa orang (warga sebagai pegawai) buat bantu-bantu," kata Doddy.

Doddy mengatakan banyak pengungsi yang berasal dari Pakistan, Afganistan, Irak, dan Iran. Mereka mendapat bantuan dana dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk bertahan hidup.

Diberitakan sebelumnya, Ade Yasin menyebut ada 1.690 imigran yang mengungsi di kawasan Puncak. Dia menganggap hal itu bisa mengganggu aktivitas pariwisata di kawasan Puncak.

"Karena semakin hari semakin banyak, malah sekarang angkanya mencapai 1.690-an. Ini sangat mengganggu pariwisata kami dan wisatawan yang akan datang ke Puncak," kata Ade Yasin melalui keterangannya, Kamis (18/3).

Pengungsi tersebut ditempatkan di Puncak tanpa ada pekerjaan. Sebagian disebut meresahkan masyarakat sekitar.

"Ketika para pengungsi ini ditempatkan The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Puncak, mereka ditempatkan di sana tanpa pekerjaan, tanpa lahan yang bisa digarap. Akhirnya menjadi pengangguran. Ada juga yang akhirnya meresahkan masyarakat sekitar," ungkapnya.

Sumber: Pantau

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »