Catatan Resi Susanti: Adat Salingka Nagari

ADAT adalah peraturan hidup sehari hari yang mengikat orang perorang dan masyarakat untuk tunduk dan mematuhinya. Segala perbuatan manusia yang baik maupun buruk itu ada aturannya,ada adat contoh: bajalan beradat,tagak beradat,berpakaian beradat,makan beradat,minum beradat,berbicara beradat. Contoh tersebut adalah adat sopan santun dalam kehidupan sehari hari di minangkabau. Kalau kebiasaanyang kita lakukan sehari hari tidak sesuai dengan norma norma  dalam masyarakat maka kita di sebut kurang beradat.

Sebelum islam masuk ke ranah minangkabau yang menjadi patokan adat adalah patuik jo mungkin,alam takambang jadi guru.

Di mianag kabau ada yang di namakan dengan sebutan Adat Nan Ampek. Dilihatt dari atauran dan kebiasaan dalam masyarakat banyak sekali macam ragamnya,ada yang ada sudah baku maupun tetap,tidak dapat di rubah sudah ketentuan dari allah swt ataupun ketentuan dari aturan nabi mihammad saw, serta aturan hukum yang berlaku secara umum dalam masyarakat minangkabau seperti,sistem matriakat,gelar sako itu harus laki laki.

Berdasarkan ketrangan di atas maka pengertian adat dikelompokkan menjadi empat yang di sebut dengan adat nan ampek.

A. Adat Nan Subana Adat

Adat nan sabana adat yaitu poko dan falsafah yang mendasari kehidupan kita di minangkabau yang berlaku secara turun temurun tampa adanya pengaruh dari tempat,waktu maupun keadaan yang biasa di sebut dengan “ indak lakang dek paneh,indak lapuak dek hujan”

Contohnya adalah:  silsilah keturunan yang menurut garis keturunan ibu yang di sebut dengan garis keturunan  matrilineal, serta yang dapat di sebut panghulu atau datuak itu adalah laki laki tidak bisa seorang perempuan. Termasuk juga sifat alam yang tidak dapat berubah seperti : sifat api panas dan sifat air dingin.

Sesudah masuknya islam di minangkabau, amal ibadah  yang di wajibkan oleh agama islam adalah shalat yg tidak bisa di rubah ubah sehingga timbullah istilah adat basandi syarak,syarak basandi khitabullah yang termasuk dalam adat nan sabana adat.

B. Adat Nan Diadatkan

Adat na diadatkan adalah hukum-hukum adat yang di terima dari ninil moyang atau niniak mamak Datuk Kotomangguangan dan Datuk Parpatiah nan sabatang seperti: cupak nan duo,kato nan ampek,undang nan ampek dan nagari  nan ampek. Apa apa yang di perintah oleh agama dan dijalankan oleh adat maka di kenal dengan syarak mangato adat mamakai.

Sistem pemerintahan yang ada dalam minangkabau  dikenal dengan peninggalan datuk katumanggungan dan datuk parpatiah nan sabatang yang di sebut dengan  sistem koto piliang dan bodi caniago, yang berlaku di nagari dan bersifat tetap.

C. Adat Nan Taradat

Adat nan teradat adalah adat yang dipakai seluhak ,selaras atau sanagari.kebiasaan boleh di tambah maupun di kurangi bahkan boleh juga di tinggal kan selama tidak menyalahi landasan berpikir orang minang yaitu  alua jo patuik,raso jo pareso, anggo tango dan musyawarah mufakat.

Adat nan taradat ini menyangkut tingkah laku dan kebiasaan pribadi orang perorang seperti cara berpakaian,makan dan minum.

Kebiasaan ini di kenal dengan cupak capanjang batuang adat sapanjang jalan, diamno sumua digali di situ rantiang dipatah,di mano bumi di pijak disinan langik di junjuang,dimano nagari di huni di sinan adat di pakai.

D. Adat Istiadat

Yang dimaksut dengan adat istiadat adalah adat yang dibiasakan dalam suatu nagari yang mengikuti pasang naik dan pasang suruik, kelaziman ini biasanya menyangkut tentang seni budaya masyarakat seperti acara keramaian anak nagari,pertunjukan seni randai,saluang,rabab,tari tarian serta ragam kesenian lainnya. Adat istiadat sperti ini sangat tergantung pada kondisi situasi sosial ekonomi masyarakat.

Sakali aia gadang sakali tapian baranjak,sakalin musim batuka sakali cari baganti.

Selain empat tingkat yang di atas masih ada peraturan adat lainnya yang bersifat khusus dan berupa ketentuan ketentuan yang berlaku umum. Peraturan itu di kenal dengan istilah limbago nan sapuluah.

Apa saja limbago nan sapuluah itu
1.Cupak nan duo
- Cupak usali
- Cupak buatan

2.Undang nan ampek
- Undang undang luhak rantau
- Undang undang pembentukan nagari
- Undang undang dalam nagari
- Undang umdang nan 20

3.Kato nan ampek
- Kato pusako
- Kato daulu 
- Kato buatan
-Kato kamudian

Cupak usali meliputi: uu luhak rantau,uu pembentukan nagari,kato pusako,kato daulu.

Cupak buatan meliputi: uu dalam nagari,uu nan duo puluah,kato butan,kato kamudian.

Kato pusako yaitu pituah niniak mamak yang di sampaikan secara turun temurun untuk memjadi pedoman hidup bagi anak dan kemenakannya atau cucu dalam bentuk petatah petitih

Hiduik dikanduang adat
Mati di kanduang tanah
Hiduik baraka mati bariman

Kato dahulu yaitu ucapan yang disampaikan dan merupakan ikrar atau janji yang harus di tepati.

Undang nan ampek:

1.Undang luhak rantau, menetapkan pemangku dan penguasa adat di luhak nan tigo dan di rantau. Pepatah adat mengatakan “luhak bapangulu,rantau barajo”

2.Undang undang pembentukan nagari,menetapkan susunan pasukan dalam nagari,persyaratan nagari,dan perlengkapan nagari.

Nagarilah ba kaampek suku
Dalam suku ba buah paruik
Kampuang bana nan tuo
Rumah ba tungganai

3.Undang undang dalam nagari,peraturan tentang hubungan antara ssesama anggota masyarakat baik yang menyangkut tindak pidana.

Peraturan dalam peradatan seperti
Adat pinjam maminjam di lunasi
Utang dibayia piutang di tarimo
Salah di timbang kusuik disalasaikan

4.Undang undang nan 20
1.8 buah uu yang menyangkut kejahatan
2.6 buah uu yang menyangkut pembuktian kesalahan
3.6 buah uu yang menyangkut pendakwaan atau tuduhan

*Ditulis Oleh: Resi Susanti, Mahasiswa Universitas Andalas Jurusan Satra Mjnangkabau.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »