Fahd A Rafiq Beri Solusi Untuk Pendidikan Indonesia

BENTENGSUMBAR.COM - Pendidikan pada sebuah negara adalah hal mutlak yang mesti di nomor satukan, yang jadi pertanyaan adalah bagaimana Pendidikan Indonesia mengajarkan untuk mengkaji setiap masalah dalam persoalan kehidupan bukan hanya berdasarkan informasi dan data saja. 

Fahd A Rafiq, Ketua Umum DPP BAPERA mengatakan, produk akhir pendidikan adalah knowledge.

"Pendidikan Indonesia masih dalam tahap data, pelajaran sekolah seperti hafalan adalah data. Data di gerakkan menjadi pelatihan baru menjadi informasi dan informasi pun belum knowledge, informasi di strategikan dengan hal baru dinamakan knowledge," ungkapnya.

Dikatakannya, sekolah di Indonesia saat ini masih berupa data, sosial media, berita itu data (Data yang diolah keterampilan jadi Informasi). Informasi jika dikaji barulah menjadi Knowledge.

"Jika kita melihat realitas antara dunia pendidikan dan kerja tidak sinkron. 19 tahun kita di cekoki pendidikan berupa data (SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun kuliah 4-5 tahun) ini pun belum ditambah Paud, TK, kursus TKA dan TPA," katanya.

Menurutnya, sistem pendidikan di Indonesia masih sangat dominan menggunakan nilai, sehingga ketika dewasa yang dikejar adalah nilai sehingga selalu menilai orang lain. Semua dinilai dan ada angkanya.

"Negara negara paling bahagia di dunia seperti Finlandia, swedia dan negara negara Nordic dalam menilai pendidikan adalah bukan  angka akan tetapi kata hati dan conscience. Kapan Indonesia pendidikannya harus berdasarkan kata hati, tindakan, pengkajian dan menelaah masalah dengan critical thinking berilmu," ujarnya.

"Rangking pendidikan di Indonesia juga masih jauh dari harapan bahkan kita masih kalah jauh dari singapura soal kualitas pendidikan, sebagai generasi penerus kita harus memberikan solusi apa ide dan gagasan yang terbaik untuk negeri ini. Berbeda pendapat dan gagasan jangan baperan," tukuknya.

Dikatakannya, dalam dinamika politik Indonesia pasca Reformasi oposisi mengkritik tanpa solusi, mendendam dan akan membalas nanti ketika berkuasa. Keluhuran budi seperti sekarang  ini adalah terendah mungkin dalam peradaban berbangsa di Indonesia Sekarang ini. 

"Kembali menengok sejarah, Indonesia dijajah selama 350 tahun karena inlander berkhianat melayani yang punya harta dan kuasa. yang menekan rakyat saat itu adalah pejabat yang tidak Nasionalis. Penjajahan gaya baru masih mencengkram Indonesia," ungkapnya.

Kepedulian Fahd El Fouz A Rafiq terhadap bangsa ini ditunjukkan dengan memberikan beasiswa kepada kader dan anggota Barisan Pemuda Nusantara yang launching saat Jambore Nasional Bela Negara beberapa pekan yang lalu di Bumi perkemahan cibubur jakarta timur. 

Indonesia harus punya lembaga kajian tingkat dunia, jika negara luar ada lembaga Think tang seperti Brooking Institute, Nobel House Hongkong, President club, the pyramids lee kwan yew. Bukan tidak Mungkin Fahd El Fouz A Rafiq akan membuat lembaga kajian tingkat dunia Nobel House Nusantara atau Fahd El Fouz Institute. 

"Indonesia harus punya lembaga lembaga yang mumpuni untuk kaji permasalahan bangsa ini tidak hanya dalam negeri saja, akan tetapi tingkat dunia. Melihat banyak permasalahan bangsa dan negara dari sudut pandang yang berbeda," tutupnya. (ASW)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »