RS Kewalahan Saking Banyaknya Jenazah Aremania Korban Kerusuhan di Kanjuruhan: Banyak yang Datang

BENTENGSUMBAR.COM - Sejauh ini tercatat ada 127 korban meninggal dalam tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Diketahui kerusuhan terjadi seusai Arema FC kalah dengan skor akhir 2-3 dari Persebaya Surabaya.

Dikutip TribunWow dari SURYA.co.id, sejumlah suporter Arema FC yang menjadi korban meninggal dalam insiden ini dilarikan ke RS Wava Husada.

Berdasarkan pemantauan di lapangan pada Minggu (2/10/2022) dini hari, mobil jenazah bolak-balik mengangkut korban luka dan jenazah para Aremania.

Saking penuhnya rumah sakit, jenazah Aremania diletakkan berjejer di sebuah ruang IGD.

Pihak rumah sakit mengakui kewalahan mengurus jenazah yang jumlahnya begitu banyak.

"Kita saat ini menangani (suporter) yang masih hidup," ujar Direktur RS Wava Husada, dr Bambang Dwi ketika dikonfirmasi, Minggu (2/10/2022).

"Sementara yang sudah meninggal diserahkan ke keluarga untuk dikuburkan, yang meninggal kabarnya akan dibawa ke RSSA semuanya."

"Soalnya kita tidak punya fasilitas untuk jenazah. Karena jumlahnya banyak, kita cuma punya satu," ungkap Bambang.

Kendati demikian belum diketahui persis berapa jenazah Aremania yang dibawa ke RS Wava Husada.

"Fasilitas oksigen kita ada, kita sudah siapkan. Kita ada oksigen central juga."

"Untuk jumlah pasien yang dirawat atau meninggal saya belum tahu pasti. Karena banyak yang datang lalu pergi. Nanti satu pintu keterangan semuanya dari polisi," pungkas Bambang.

Sementara itu dari visual di Kompastv, sejumlah jenazah korban tragedi Kanjuruhan tampak diletakkan di halaman rumah sakit dalam kondisi sudah terbungkus body bag atau kantung mayat.

Terinjak-injak dan sesak napas sementara ini disebut sebagai penyebab utama tewasnya 127 orang di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

Penampakan jenazah korban tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Sebagai nformasi, kericuhan suporter Arema FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas. 

Dalam kerusuhan ini pihak kepolisian mengakui telah menggunakan tembakan gas air mata untuk mengurai kerusuhan.

Dikutip TribunWow dari Kompas, pihak kepolisian menegaskan tembakan gas air mata digunakan untuk mencegah oknum suporter bertindak anarkis.

Terkait sesak napas, pihak kepolisian menyebut hal tersebut terjadi karena penumpukan penonton di satu pintu stadion.

"Para suporter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesak napas," ungkap Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu (2/10/2022) pagi.

Menurut informasi dari Nico ada 42.288 penonton di tribun saat itu, namun yang turun ke lapangan hanya ada 3 ribu suporter.

"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," ujarnya.

Dikutip TribunWow dari Tribunnews, kerusuhan pertama kali terjadi saat sekira ribuan orang penonton masuk ke lapangan saat Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya.

Saat para penonton turun ke lapangan, aparat terlihat kewalahan menangani kericuhan tersebut hingga akhirnya menembakkan gas air mata ke kerumunan.

"Jadi sampai dengan pukul 03.00 ada di beberapa rumah sakit, ada 127 penonton yang meninggal dunia," kata Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat, Minggu (2/10/2022).

Dari 127 orang yang tewas, 2 di antaranya adalah anggota kepolisian.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta memaparkan, 34 orang meninggal di stadion dan sisanya meninggal di rumah sakit.

Sementara itu ada 180 orang luka-luka dirawat di rumah sakit.

Penyebab tewasnya para korban sementara ini diduga karena terinjak-injak saat terjadi kericuhan, hingga sesak napas akibat semprotan gas air mata dari aparat keamanan.

Akibat insiden ini, Arema dapat kehilangan kesempatan menjadi tuan rumah dalam Liga 1 musim 2022/2023

Sumber: Tribun

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »