Menjelang Pemilu dan Pilpres 2024, Fahd A Rafiq Bicara Soal Refleksi Kepemimpinan

BENTENGSUMBAR.COM - Menjelang Pilpres 2024 menyeruaklah tema terkait Kepemimpinan siapakah sosok yang layak memimpin negeri ini dengan populasi hampir 300 juta jiwa?  Terus mengemuka di ruang publik, para ilmuwan politik berlomba lomba mengeluarkan knowledgnya dan beragam data untuk merujuk seperti apa sosok yang layak menjadi nahkoda bernama Indonesia. Dari permasalahan yang hadapi, langkah antisipatif dan mau dibawa kemana Nusantara untuk 10 hingga 20 tahun kedepan. 

"Narasi pencerahan untuk para calon pemimpin khususnya kepada para generasi millennial yang haus akan partikel partikel  saripati kepemimpinan pembentuk kecerdasan berfikir," ungkap Fahd A Rafiq, Ketua Umum Bapera, Jumat, 16 Desember 2022.

Jika merujuk pada persaingan global Indonesia masih tertinggal jauh dari di berbagai bidang aspek kehidupan, maka dari itu perlu pemimpin yang mampu adaptif, tanggap akan cepatnya perubahan pola kehidupan karena kecanggihan teknologi di era saat ini. 

Fahd el Fouz mengatakan, yang paling utama adalah soal tanggung jawab apa yang dilakukan sehingga ketika followers mengikuti langkahnya dia harus merasa bertanggung jawab, beliau menambahkan harus mampu menggerakkan bukan hanya mendikte pengikutnya, menggerakan dalam artian mampu memberi nyawa, nuansa dan membuat orang lain tergerak. 

"Leadership with authority.  leadership is action not position, leadership is earn not given” (kepemimpinan dengan otoritas. kepemimpinan adalah tindakan bukan posisi, kepemimpinan adalah hasil, bukan pemberian,” ucapnya.

Agar bisa fokus menyelesaikan permasalahan pelik bangsa ini kita harus merapatkan barisan, karena luasnya negeri ini, masih banyak ketimpangan yang terjadi. 

Harapannya, kemampuan untuk saling gotong royong lebih ditingkat lagi dan menggabungkannya dengan teknologi akan menghasilkan dampak yang luar biasa, sehingga kemampuan mengasah rasa empati menjadi life long learner sangat dibutuhkan kedepannya.

Merawat Keadilan 

Keinginan sebuah bangsa dan negara khususnya Indonesia ini adalah merawat keadilan, Nabi Muhammad telah menulis traktat Madinah yang isinya tentang Kesetaraan manusia, undangan persahabatan. 

Jadi sangat kontekstual kita masuk dalam upaya untuk merefleksikan gaya berfikir, batin, politik Nabi Muhammad.

Jelas Muhammad adalah seorang politisi ulung, negarawan, panglima perang sekaligus nabi dan rasul. Beliau rekomendasi teratas contoh pemimpin kelas dunia karena sesuatu yang diucapkan dari abad ke 6 di ikuti banyak orang.

Ketika manusia era modern membaca kembali risalah sosiologis atau versi politik /terjemahan/hermeneutics dari ayat ayat qur’an khususnya tentang keadilan sosial maka akan tercengang. 

“Sekarang ada keresahan di dunia ini, design apa yang memungkinkan manusia hidup berdampingan dalam status keadilan sosial. Ada kapitalisme gagal, komunisme berbahaya. Orang hari ini masuk pada jenis ekonomi (transaksi sosial) yang dasarnya adalah kesetaraan manusia. Karena islam dokumen yang selesai dan final sebagai deliverition (wahyu/penyampai) dan tidak ada interpretasi. Satu tahun setelah meninggalnya Muhammad naskah itu selesai dan tidak ada interpretasi lain," cakapnya. 

Bahwa secara tekstual qur’an itu memuat secara paripurna, lengkap bayangan manusia tentang kehidupan pribadi, alam, akhirat dan kehidupan bernegara. Jadi Al quran itu kitab penyempurna ajaran ajaran terdahulu, so kita tidak bahas pro dan kontra disini.

Jadi bisa disimpulkan traktat Madinah adalah satu dokumen sosial yang menjadi acuan ketika dunia mengalami fatamorgana (ilusi tentang masa depan). Studi membenarkan bahwa al quran menjadi kitab rujukan ilmu pengetahuan modern untuk orang orang yahudi.

Jadi kepemimpinan Nabi Muhammad SAW hingga saat ini masih menjadi model terbaik yang diikuti dari sepertiga ummat manusia, dan angka ini banyak sekali jika penduduk dunia 9 miliar berarti ada 3 miliar yang menaggap design keadilan sosial ada pada islam. 

Pancasila 

Indonesia punya Pancasila yang menjadi idelogi kita untuk kesepakatan kewarganegaraan dan interpretasinya bermacam macam.  Inti dalil tersebut adalah menyelenggarakan kebaikan, menghalangi keburukan dan mengupayakan tidak bertambahnya kejahatan. Interpretasi perdamaian yang diajarkan dalam kitab suci Al quran. 

"Kita sekarang ada di dalam taraf untuk memahami, bagaimana mungkin kitab itu diturunkan pada seseorang yang buta huruf, diajarkan dan diterima oleh sepertiga bangsa manusia. Artinya ada sesuatu yang sakral, yang masuk akal di dalam uraian uraian tekstual quran."

"Bagian yang masuk akal ini kita persoalkan dan bagaimaa mengambil apa itu saripati keadilan dan kebenaran. Bahasa tubuh kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Bicara refleksi kepemimpinan, kalau nabi Muhammad adalah pemimpin terjemahannya adalah leader, seorang leader akan menuntut ummatnya atau warganya pergi pada harapan ada wahyu di depan yang diselenggarakan oleh seorang pemimpin. Didalam system bernegara wahyunya adalah konstitusi. Jika dipahami tuntunan itu harus menghasilkan harapan."

Mantan Ketum PP AMPG menambahkan, kita hari ini harus bersahabat dengan makhluk dan alam. Hari ini banyak manusia yang kehilangan akan kemampuan membaca masa depan karena seolah keadilan sosial itu terhalang oleh kita. Doktrin sosial islam adalah kesetaraan manusia bahkan kesetaraan antar makhluk. 

"Kita diminta dalam perspektif mencintai bukan memusuhi. Jadi yang terjadi sekarang di Indonesia adalah pertarungan politik sama dengan pertarungan suku = pertarungan etnis."

“Dalam khutbah nabi Muhammad yang terakhir orang arab tidak lebih tinggi dari orang yahudi, orang yahudi tidak lebih tinggi dari orang barat, kulit hitam tidak lebih bodoh dari kulit putih, kulit putih tidak lebih pintar dari kulit hitam. Dan itu di ucapkan 1300 tahun yang lalu dan baru diakui perserikatan bangsa  bangsa (PBB) setelah perang dunia ke II. Islam telah mendahului kesetaraan manusia. Nabi Muhammad dalam perspektif itu bukan seorang Rasis pasti”. 

“Orang Aceh tidak lebih tinggi dari orang jawa, orang jawa tidak lebih tinggi dari orang papua itu adalah islam itu adalah khutbah terakhir dari nabi Muhammad. Jadi kita saling mengingatkan pada khususnya para pemimpin atau yang ingin menjadi pemimpin. Moral of call dari sifat sifat urgis yang hanya mungkin dipahami oleh orang yang punya kecerdasan.” 

Jadi al quran diturunkan gunanya untuk menghapus kebodohan ketika masyarakat Arab penuh dengan kezaliman karena akal nya tidak dikembangkan. Itu lah yang menyebabkan ayat pertama turun yaitu iqro, yang artinya baca. 

"Kalau kita memakai paradigma itu bagian sosiologis tentu saja tidak bicara bagian aqidah (Kepercayaan). Jadi semua agama itu ada dimensi esoteris dan eksoteris."

“Esoteris itu bagian batin yang hanya mungkin dialami ketika ada kesusukan individual atau kusut dan dia mengalami gejala esoteris. Berupaya untuk menyatukan bathin dengan alam semesta dan si pencipta alam semesta. Bagian rahasia dari manusia dan itu adalah iman.”

Jadi, Bagian eksoteris bagian yang bisa diakses bersama-sama. Jadi persahabatan manusia itu di ikat oleh janji kebenaran, keadilan, dan keberanian  (bagian eksoteris). 

Kalau kita mau mengingatkan kembali kemampuan taktis, strategis dari nabi sebagai pemimpin militer, politik, dan pemimpin ummat ngak ada bandingannya itu. 

"Karena kita tidak melihat kemampuan yang setara dengan apa yang dilihat dari nabi Muhammad di masa itu. Karena ada keyakinan di dalam perjuangan. Dan perjuangan anti kebodohan itu yang harus terus disosialiasikan di Indonesia."

Dalam keadaan seperti saat ini kita mencoba memahami jalan fikirannya al quran tentang keadilan sosial. Jadi saat ini lagi marak dibahas tentang Pertumbuhan Ekonomi (Growth) menyebabkan ketimpangan paling tinggi sepanjang sejarah.

Jadi, system ekspoloitasi kapitalisme menyebabkan ketimpangan, ketimpangan akan mengakibatkan kerusuhan etnik di Indonesia terutama. 

“Dalam ekonomi islam didalam kekayaan seseorang ada hak orang lain, keluarkan hak itu karena bukan milkmu. Dan ini perintah sosial di dalam ayat itu. Zakat itu adalah parameter ada tidaknya keadilan bukan Syariah, ini adalah kemasuk akalan dari keadilan sosial itu dalam dalil wahyu. Didalam kekayaanmu ada hak orang miskin.”

“Baru tahun 1700 John Lock mengucapkan itu , jauh sebelum itu quran telah mengatakan,. Seorang pemikir liberal inggris mengatakan, anda boleh mengeksploitasi materi tapi anda harus tinggalkan jumlah yang sama untuk dieksplotasi oleh orang lain”. 

Jadi setelah tahun 1100 tentang dalil zakat itu diucapkan. Jangan eksploitasi lingkungan dalilnya adalah rahmatanlilalamin, hargai makhluk bukan sekedar manusia, juga alam. 

Jadi kesetaraan itu sifat sosialistis dari quran ada di dalam teks, yang bisa dibaca dan bisa diturunkan menjadi regulasi dan paradigma keadilan. 

Mazhab kepemimpinan nabi Muhammad etikabilitas, moralitas, intelektualitas dan ketiga elektabilitas. 

"Kita harus merefleksikan kembali tentang dalil kepemimpinan Nabi Muhammad yaitu soal keadilan, ketegasan sikap sekaligus kemampuan berdiplomasi."

Jadi piagam Madinah itu dokumen diplomatik, apa isinya, “jaminan tidak adanya diskriminasi terhadap orang asing”. 

Contohnya kenapa harus berkelahi di dalam kalau ada musuh diluar yang jauh lebih besar dan inilah yang dinamakan kecerdasan seorang pemimpin yang bernama nabi Muhammad, jadi kita belajar dari kemampuan diplomatiki itu makanya disebut perjanjian Madinah yang disebut kesepakatan. Dan  pakta itu akan hilang kalau ada pengkhianatan.

Jika hal hal yang diperjanjikan masih dihormati maka perjanjian itu berlaku, jadi konsep modern telah dibuat ditahun 1600 an dan kita baca itu sebagai dokumen politik. Dan lengkaplah dimensi etis dari kepemimpinan. 

Mantan Ketum DPP KNPI menegaskan, "kita mungkin terlalu jauh bicara soal ini, manusia tumbuh dengan keyakinan, dia tumbuh dengan keinginan untuk menghasilkan masa depan dan janji keinginan itu adalah janji konstitusi. Jangan bawa agama kedalam politik tapi dalil keadilan harus dimasukkan kedalam politik dan dalil agama itu paling komprehensif."

Jadi Politik Identitas itu bukan politik islam, semua orang punya identitas yang kacaunya politik identitas ditempelkan pada islam. Kesetaraan manusia itu ada di dalam al quran dan kesetaraan itu di jamin konstitusi Indonesia. 

Mayoritas orang Indonesia itu mengingkan kebenaran dan keadilan, menginginkan keakraban sosial bukan pembelahan. 

"Ada etika yang kita ambil dari peristiwa kepemimpinan nabi yang pertama adalah sikap toleran bahkan terhadap musuh karena dalil tadi mencintai manusia itu melampaui semua strategi politik (rahmatanlilalamin), tutup Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar ."

Penulis: ASW

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »