Ketum DPP Bapera: Hoaks Bisa Menghancurkan Persatuan Negeri dan Runtuhkan Tatanan Demokrasi

BENTENGSUMBAR.COM - Episode pertama Adam dan Hawa dikeluarkan dari Surga itu karena Hoaks yang dilancarkan iblis. Informasi menarik tersebut memang tampak manis dan menjanjikan tapi sesungguhnya dusta dan palsu. 

"Karena kenyataannya pas pohon keabadian itu di dekati dan memakan Buahnya (Khuldi)  justru keduanya dikeluarkan dari Surga," ucap H. Fahd El Fouz A Rafiq di Jakarta pada Jum'at, (3/2).

Ketua Umum DPP Bapera mengatakan, setan melancarkan cara licik untuk menjerumuskan manusia agar berbuat durhaka kepada Allah SWT. 

Bersumber dari Ibnu Asyur dalam kitab tafsirnya at tahrir wa Tanwir bahwa nama indah "pohon keabadian" sengaja diciptakan setan untuk mengundang daya tarik serta mengelabui manusia yang memang punya kecenderungan untuk bisa hidup bertahan lama. 

Dengan kata lain, nama pohon keabadian merupakan  bagian dari skenario HOAKS agar Adam  terjerumus dalam tipuannya. Episode selanjutnya Adam dan hawa keluar dari kenikmatan dan kemuliaan surga lalu tinggal di bumi. Usai sadar bahwa dirinya tergelincir oleh Hoaks karena Rayuan manis Iblis, Adam dan Hawa segera bertaubat. 

Lebih lanjut Fahd menambahkan, hoaks yang mewabah di masyarakat Indonesia pasti ada yang menggiring, lemahnya budaya baca secara fisik menggunakan buku lalu beralih ke budaya baca digital dan disinilah letak permasalahannya sehingga potongan kalimat yang tidak sempurna, sehingga menimbulkan salah tafsir. 

Jika berita kebohongan terus menerus disebarkan secara masif seolah akan menjadi benar berita bohong dan menjadi benar informasi tersebut.  

"Disisi lain budaya membaca buku digital memerlukan kemampuan literasi yang kuat dan masyarakat Indonesia masih sangat rentan karena belum mampu memilah dan memilih informasi yang tepat sesuai kebutuhan," ungkapnya.

Membaca buku secara fisik akan membawa karakter yang tidak mudah percaya dengan kiriman informasi serta memiliki rasa penasaran, berhati hati mengambil keputusan dan berusaha mencari benang merah yang dibacanya. 

Disisi lain budaya Indonesia adalah pitutur atau cerita secara turun temurun soal legenda dan kisah unik lainnya. Tapi  saat ini jika kumpul bisa disebut bergosip ria, apalagi pembicaraannya tak ada tendensi kuat dan sumber yang kuat sehingga bisa memunculkan HOAKS.

Mantan Ketum PP - AMPG ini menegaskan kembali, Kekurangan membaca buku secara digital biasanya yang dibaca hanya poin poin penting atau sepotong sepotong. Karakter masyarakat Indonesia yang memiliki budaya pitutur menjadi alasan kuat masyarakat Indonesia mudah terserang hoaxs atau berita palsu. 

"Selain itu masyarakat Indonesia lebih percaya jika mendapatkan informasi dari orang terdekat," tuturnya.

Mantan Ketum DPP KNPI ini berpesan kepada masyarakat agar berhati hati dengan judul berita provokatif, perlu mencermati alamat situs abal abal atau tidak. Mengapa penanggulangan hoaxs perlu dilakukan ?  karena hoaks berpotensi menimbulkan konflik. 

Jadi psikologisnya manusia itu ingin menjadi yang pertama membagikan informasi agar terlihat ekslusif dan seolah menjadi orang yang pertama tau akan berita itu. 

Apalagi jika informasi tersebut diperoleh dari lingkungan terdekat, seperti keluarga atau sahabatnya. Hoaks yang beredar dimasyarakat seperti pesan berantai, penipuan daring, pencemaran nama baik, kisah yang sedih atau memilukan, hingga hoaks seputar mitos. 

Trik selanjutnya agar tidak terpapar berita atau informasi hoaks ketika kita mendapatkan informasi yang ganjil untuk mendiamkan sejenak, kemudian melakukan penelusuran melalui sumber atau potal terpercaya. 

"Kita jangan ikutan tren yang berkembang. Karena saat ini kita harus bertanggung jawab apa yang jari kita lakukan," ucapnya. 

Mantan Ketum DPP KNPI menegaskan hoak itu bukan sekadar berita bohong, ia lebih dari itu: hoak itu bisnis. Yaitu bisnis untuk mendulang uang. Hoak dibuat demi memenuhi kebutuhan perut. Dan penyakit itu kini mewabah nyaris tak terperi. 

Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, pada akhir 2016 terdapat sedikitnya 800 situs yang diduga menjadi produsen virus hoax, berita palsu, dan ujaran kebencian. Saat ini sudah 2023 pastinya lebih banyak situs situs hoax yang beredar. 

Hoaks jika dibiarkan terus dan tidak ada antisipasi cepat tanggap efek nya kedepan bisa menghancurkan Persatuan NKRI dan meruntuhkan tatanan Demokrasi. 

Bila menyebar informasi yang masih samar-samar tingkat akurasinya saja kita sudah bisa divonis berbohong, apalagi bila kita dengan sengaja menyebarkan berita yang jelas hoaks. Kedengkian iblis kepada Adam jangan sampai menjadi teladan bagi umat manusia sekarang, sehingga antar sesama saudara sebangsa dan setanah air pun harus saling memusuhi dan menjatuhkan, tutup Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar. (ASW)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »