Yusril Ramal Niat Jokowi di Balik Pemanggilan Ketum Parpol di Istana

BENTENGSUMBAR.COM - Pakar Hukum Tata Negara yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menganggap ada niat baik dari Presiden Joko Widodo yang mengumpulkan petinggi partai politik di Istana Kepresidenan.

Menurutnya, pertemuan itu jangan selalu dianggap buruk karena hanya membahas satu capres yakni Ganjar Pranowo.

Bisa saja pertemuan itu membahas lebih dari satu capres di Pilpres 2024 dan meminta partai politik tetap menjaga kondusifitas.

"Itu tidak berarti bahwa koalisi besar yang dibangun oleh partai-partai itu hanya memunculkan satu calon. Saya melihat ada niat baik di balik semua itu," ujar Yusril dalam Podcast CNN Indonesia.com, Kamis (2/5).

Yusril menganggap pertemuan antara Jokowi dan para ketua umum bertujuan untuk menjaga persatuan dari masing-masing partai yang akan berkompetisi di Pemilu 2024 mendatang.

Dia menyinggung polarisasi masyarakat akibat pelaksanaan pemilu. 

Ia mencontohkan pada Pemilu 2019 saat masyarakat terkena dampak dari pertarungan politik yang terjadi.

"Sebenarnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang disimbolkan dari pemimpin supaya tidak terjadi gontok-gontokan di bawah," tutur Yusril.

Dia juga berharap Pemilu 2024 dapat dilangsungkan secara damai. Yusril mengamini bahwa Pemilu 2024 adalah suatu pertarungan. 

Akan tetapi ia menyarankan agar pertarungan tidak melibatkan perasaan yang mendalam yang bisa menimbulkan perpecahan.

Sebelumnya, ketua umum partai politik koalisi pendukung pemerintah sempat diundang di Istana Kepresidenan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Mei lalu.

Dalam acara tersebut, turut hadir Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hingga Ketum PKB Muhaimin Iskandar.

Jokowi mengundang semua ketum parpol pendukung pemerintah, kecuali Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. 

NasDem sebelumnya telah memutuskan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pemilu 2024.

Pertemuan tersebut disentil oleh Guru Besar Hukum Tata Negara Denny Indrayana yang menganggap Presiden Jokowi Cawe-Cawe atau ikut campur dalam urusan politik jelang Pemilu 2024.

Jokowi telah menepis dirinya cawe-cawe atau ikut campur urusan partai politik menentukan koalisi di Pilpres 2024. 

Ia mengatakan pertemuan dengan petinggi-petinggi partai politik sebatas diskusi.

"Bukan cawe-cawe, wong itu diskusi saja kok cawe-cawe, diskusi," kata Jokowi di Sarinah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/5).

Jokowi menegaskan statusnya bukan hanya kepala negara, melainkan juga pejabat politik. 

Oleh karena itu, ia merasa wajar jika berdiskusi dengan partai-partai politik.

"Tolonglah mengerti bahwa kita ini juga politisi, tapi juga pejabat publik," ujarnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »