Catatan Wardas Tanjung: In Memorium Dr. H. M. Rafles, M.Si., Guru Berkharisma Tinggi Itu Telah Tiada

Catatan Wardas Tanjung: In Memorium Dr. H. M. Rafles, M.Si., Guru Berkharisma Tinggi Itu Telah Tiada
Penulis H. Wardas Tanjung adalah Qori Internasional, mantan wartawan, mantan Camat Pauh, mantan Kabag Kesra Setdako Padang dan Birokrat Pemko Padang.
KALA
itu tahun 1995. Saya akan menjadi utusan Harian Singgalang mengikuti MTQ Wartawan se Asia Tenggara di Pekanbaru. Saya akan berangkat bersama tiga peserta lainnya, yaitu Muhammadiyah (RRI), First Lidya (Antara) dan (Haluan-pr-saya lupa namanya). 

Ketua PWI Sumbar waktu itu adalah Bpk.Sahar BS (alm), Sekretaris Ir.Basril Basyar dan Bendahara Bpk.Syarifuddin Thaib. Mereka bertekad kita (Sumbar) harus jadi juara. Bagaimana caranya? 

"Berikan pelatihan atau training centre (TC) kepada peserta," kata Bpk.Syarifuddin Thaib, mengusul. Usulan wartawan RRI itu diterima bulat oleh Ketua, Sekretaris dan seluruh pengurus PWI yang hadir. 

Siapa pelatih dan berapa lama TC diadakan? Pengurus sepakat sebagai pelatih adalah Bpk.H.Rafles. Pertimbangannya adalah beliau merupakan qori juara internasional dan sukses membina qori/qoriah Sumbar pada MTQ Tingkat Nasional. Sedangkan lama latihan sampai H min satu hari keberangkatan. 

Trik Hebat H.Rafles

Prestasi saya di bidang per-MTQ-an ini tidak terlalu menonjol. Saya cuma pernah menjadi juara satu MTQ Nasional tingkat Kabupaten Padang Pariaman tahun 1975 (golongan anak anak). Kemudian ikut MTQ tingkat Prop.Sumbar di tahun yang sama (tidak juara). 

Tahun 1976 dan 1977 saya juara pada MTQ Antar Kanwil se Sumatera Barat (golongan Remaja) sekaligus mewakili Antar Kanwil ke MTQ Nasional Tingkat Sumbar di Padang (juga tidak juara). 

Bermodal seadanya inilah saya dilatih oleh pak H.Rafles selama 2 bulan (dua kali seminggu) untuk mengikuti MTQ Antar wartawan se Asia Tenggara. Saya sudah menjadi wartawan (juga karyawan) Singgalang sejak 1985 saat masih mahasiswa. Hingga tahun 2001 saya masih wartawan Singgalang tapi bukan karyawan lagi krn sejak 1991 saya telah menjadi PNS.

Selama TC saya paling rajin. Tidak pernah absen. Sementara 3 peserta lagi banyak bolongnya. Kami diasah dan diasuh serius oleh pak H.Rafles tentang tiga bidang, yaitu tajwid, fashohah dan lagu/suara. Kadang ikut melatih H.Suhardi dan H.Efendi. 

Pak H.Rafles memang pelatih hebat. Beliau punya trik trik jitu dalam melakukan pelatihan, terutama lagu. Beliau sangat menguasai variasi lagu lagu terbaru yang lagi ngetrend dan  mengajarkannya kepada kami. 

Satu trik yang masih saya ingat waktu itu adalah, pak Rafles mencari tahu siapa siapa saja hakim yang akan bertugas pada MTQ Wartawan tersebut.  Pak Rafles kemudian mencari tahu pula siapa hakim yang akan menilai lagu dan lagu dengan variasi macam apa kesukaannya. Ini ternyata penting, krn bagaimanapun juga subyektifitas selera hakim terhadap lagu yang dibawakan peserta tetap ada. Artinya, ketika peserta membawakan suatu lagu dengan variasi yang disukai hakim, dapat dipastikan ada nilai plus tersendiri yang akan diberikannya, minimal dalam bentuk catatan khusus.

MTQ Wartawan se Asia Tenggara I ini diikuti oleh sekitar 120 peserta yang berasal dari 10 negara Asean, berlangsung tgl 2- 6 Agustus 1995 di Kota Pekanbaru, persisnya di arena MTQ Nasional tahun sebelumnya. Aturan dan tatalaksananya sama dengan MTQ Nasional. Cuma tahapannya sedikit beda, krn ada penyisihan, semi final dan final. 

Alhamdulillah melalui pelatihan dengan trik trik jitunya pak H.Rafles saya berhasil menjadi juara satu untuk golongan putra dengan peroleh nilai 96,5. Sedangkan juara satu putri adalah Potri Salacayan dari Filipina dengan nilai 93. 

Guru Berkharisma Tinggi

Idealnya, seorang guru harus berwibawa dan berkharisma supaya para murid segan dan santun. Membuat murid segan dan santun kepada guru, bukanlah perkara mudah. Buktinya banyak guru yang kemudian dilecehkan dan dighibah oleh muridnya. 

Pak Rafles selalu mengingakan kepada kami para muridnya untuk selalu hormat dan berbuat baik kepada kedua orang tua. "Kepada guru harus selalu santun agar ilmunya menjadi berkah," kata beliau suatu kali. 

Beliau menjelaskan,  sehebat apapun murid, jika dia tidak berbuat baik dan santun kepada kedua orang tua dan guru, maka ilmu yang diperoleh tidak akan membawa keberkahan. 

Wibawa dan kharisma pak H.Rafles memang tak tertandingi. Hal ini bisa terjadi krn beliau membangunnya dengan keteladanan. Keteladanan dalam ibadah, keteladanan dalam perilaku, keteladanan sikap dan ucap. Beliau tidak melakukan hal hal yang memantik ghibah di belakang hari. Itulah sebabnya pak H.Rafles menjadi panutan bagi semua muridnya. Ketika pak Rafles telah "bertitah" tak bakalan ada lagi ciloteh atau komentar setelahnya.

Membina Kader

Kharisma dan wibawa pak Rafles yang tinggi ini juga berpengaruh terhadap pembinaan kader. Beliau selalu dan sangat selektif dalam memilih dan membina seseorang yang akan dikader. Beliau juga sagat jeli melihat gejala gejala psikologis seseorang sehingga figur figur yang muncul sebagai kader tidak menjadi beban psikologis bagi beliau. Dari pengalaman selama ini menunjukkan bahwa orang orang yang beliau kader selalu bisa diterima publik. Mereka tidak menjadi tokoh kontroversial atau sumber kekisruhan. 

Pak Rafles ternyata juga sukses dan berhasil membangun kharisma dan wibawanya di ranah yang lain. Beliau menjadi  figur yang amat dikenal dan disegani di semua lini. Beliau sering dimintai pendapat dan nasehat oleh para pejabat, pengusaha dan tokoh tokoh berpengaruh lainnya.

Tokoh Berpengaruh

Kini beliau telah tiada, telah kembali ke Rahmatullah. Beliau wafat hari Kamis tgl 13 Februari 2025 M / 14 Sya'ban 1446 H sekitar pukul 17.20 WIB dan diantar ke pemakaman oleh ribuan jemaah dan murid murid beliau hari Jumat keesokan harinya di Bungus Teluk Kabung.

Tak akan ada lagi nasehat, titah dan lantunan suara indah beliau.Tapi pesan pesan moral yang tersimpul dari keteladanan dan kharisma beliau selama ini akan tetap menginspirasi kita, murid dan orang orang yang pernah bersama beliau. 

Wafatnya pak H.Rafles tidak hanya kehilangan suami bagi istri dan ayah bagi anak anak beliau, tapi Sumatera Barat dan Indonesia juga merasa kehilangan tokoh besar yang sangat berpengaruh dan peduli pada pengembangan tilawatil quran. 

Guru bisa dilahirkan dalam jumlah besar di seriap saat, tapi guru dengan wibawa dan kharisma tinggi tak selalu hadir di suatu zaman. Untuk saat ini mungkin Pak Rafles lah figur guru yang memiliki itu. Siapa setelah ini? Wallahu a'lam 

Untuk itu mari kita
doakan semoga segala amal kebaikan yang telah beliau lakukan samasa hidup akan menjadi amal ibadah bagi beliau, melapangkan kuburnya dan mengantarkan beliau ke tempat paling mulia di sisi Allah SWT, syorga Jannatun Na'iim. Aamiin. (*)

*Penulis H. Wardas Tanjung adalah Qori Internasional, mantan wartawan, mantan Camat Pauh, mantan Kabag Kesra Setdako Padang dan Birokrat Pemko Padang

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »