Program Inovatif Braditi Moulevey Rajo Mudo untuk Kesejahteraan Masyarakat Minang

Program Inovatif Braditi Moulevey Rajo Mudo untuk Kesejahteraan Masyarakat Minang
Ketua DPW Ikatan Keluarga Minang (IKM) Jakarta Braditi Moulevey Rajo Mudo pada dialog yang digelar Detak Sumbar Padang TV dengan tema "Sinergi Ranah-Rantau, Gerakkan Ekonomi Sumbar".
BENTENGSUMBAR.COM
- Memperkuat koordinasi antara perantau Minang dan pemerintah daerah menjadi kunci untuk menggerakkan perekonomian Sumatera Barat (Sumbar) di tengah berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi.

Potensi besar yang dimiliki provinsi ini, mulai dari kekayaan alam hingga sumber daya manusia yang tersebar di berbagai pelosok negeri, dapat dimaksimalkan melalui kolaborasi yang efektif antara ranah dan rantau.

Hal ini mencuat dalam dialog yang digelar Detak Sumbar Padang TV dengan tema "Sinergi Ranah-Rantau, Gerakkan Ekonomi Sumbar" pada Selasa (22/4/2025).

Dialog tersebut menghadirkan beberapa narasumber utama, di antaranya Kepala Bappeda Sumbar Medi Iswandi, Ketua DPW Ikatan Keluarga Minang (IKM) Jakarta Braditi Moulevey Rajo Mudo, Ekonom Universitas Negeri Padang (UNP) Doni Satria, dan pelaku ekonomi Muhammad Zuhrizul.

Kontribusi IKM untuk Ranah Minang


Dalam kesempatan tersebut, Braditi Moulevey Rajo Mudo memaparkan berbagai upaya yang telah dilakukan IKM Jakarta untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Minang.

Salah satu program unggulan yang rutin dijalankan selama tiga tahun terakhir adalah pemulangan perantau secara gratis saat momentum Lebaran.

"Pada beberapa waktu lalu, kami memulangkan dengan program Bus Gratis untuk 350 perantau Minang agar bisa berlebaran di Sumbar. Kemudian juga dari DPP IKM melalui Andre Rosiade dengan jumlah 250 bus dengan total perantau mencapai 12.500 orang," ungkap Braditi.

Program ini dinilai memberikan multiplier effect yang signifikan bagi ekonomi kampung halaman, karena mendorong perputaran uang selama musim Lebaran.

Tak hanya program pemulangan perantau, IKM juga terus mengadakan kegiatan dan program yang bermanfaat untuk Ranah dan Rantau.

Braditi menyoroti kontribusi Ketua Harian DPP IKM dan Anggota DPR RI, H Andre Rosiade untuk Sumbar.

Beberapa pencapaian yang disebutkan antara lain realisasi pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik, Pasar Fase VII Padang, serta program-program kelistrikan dan pengadaan sinyal telekomunikasi di wilayah-wilayah yang sebelumnya belum terjangkau.

Salah satu terobosan yang sedang diupayakan IKM Jakarta adalah menjalin kerjasama dengan Bank Nagari untuk memfasilitasi berbagai program ekonomi yang menghubungkan perantau dengan masyarakat di kampung halaman.

Braditi mengungkapkan bahwa jumlah perantau Minang di Jakarta berdasarkan data statistik mencapai 10 hingga 15 persen dari total populasi.

"Jika penduduk Jakarta 15 juta, berarti ada sekitar 1,5 juta orang Minang di Jakarta. Kami di IKM terdiri dari berbagai macam latar belakang, yang didominasi berprofesi sebagai pedagang," jelasnya.

Sektor utama yang menjadi fokus kerjasama adalah industri rumah makan Padang yang sangat populer di perantauan.

IKM Jakarta saat ini sedang melakukan penjajakan kerjasama dengan Bank Nagari dan sektor pertanian di Sumbar, khususnya untuk pasokan beras Solok yang terkenal dengan kualitas dan rasanya yang khas.

"Selama ini kendala yang ada dari data yang kami miliki, beras Solok ini distribusinya hanya lancar 1-2 bulan. Memasuki bulan ketiga dan seterusnya, berasnya terpaksa dicampur dengan beras lain, sehingga kepastian distribusi barang ini terganggu," papar Braditi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, IKM Jakarta berinisiatif mendata rumah makan Padang di Jakarta yang berminat menggunakan beras Solok, lalu bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat.

Braditi mengungkapkan bahwa dia telah bertemu dengan Bupati Solok, Jon Firman Pandu, yang menyatakan kesiapan untuk memfasilitasi informasi mengenai penggilingan padi (heler) yang dapat menyuplai beras berkualitas standar sesuai permintaan pasar.

"Untuk itu kita data, dengan jumlah yang cukup besar dan rumah makan yang banyak juga akan mempermudah distribusi. Kita juga bisa membantu rumah makan berskala kecil dan menengah ke bawah. Kalau mereka membeli sendiri itu mahal, berat di ongkos. Namun, jika kita kumpulkan dan beli dalam jumlah besar, tentu ongkosnya akan jauh lebih ringan," jelasnya.

Braditi juga memaparkan rencana skema pembiayaan untuk mendukung program tersebut.

Dalam hal ini, Bank Nagari akan berperan penting sebagai lembaga yang menalangi pembelian beras dalam jumlah besar.

"Hal tersebut sudah saya bicarakan dengan Bupati Solok, termasuk dengan Bank Nagari. Jadi rumah makan itu ditalangi terlebih dahulu oleh Bank Nagari, nanti rumah makan akan menggunakan QRIS Bank Nagari, dan uang konsumen itu mengalir ke Bank Nagari," ungkapnya.

Menurutnya, mekanisme ini sangat relevan dengan tren transaksi saat ini yang semakin mengarah pada sistem non-tunai seperti mobile banking, QRIS, dan transfer.

Dengan demikian, akan tercipta siklus ekonomi yang menguntungkan bagi petani di Sumbar.

"Ini akan berputar dan tentunya kita harap bisa jadi pemasukan bagi masyarakat di Sumbar. Ini baru satu sektor, di pertanian. Terkait sektor lain, seperti pariwisata dan lain-lainnya, tentunya akan kami kembangkan secara bertahap," tambahnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »