Iran kembali menggempur Israel dengan meluncurkan sekitar 25 rudal balistik yang memicu ledakan besar di berbagai kota, termasuk Haifa. |
Salah satu rudal bahkan dilaporkan jatuh di dekat gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Israel.
Serangan ini merupakan bagian dari Operasi True Promise 3 yang diluncurkan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Dalam pernyataan resminya IRGC menyebut operasi ini menargetkan fasilitas militer Israel, industri pertahanan, dan pusat komando.
“Serangan itu dilakukan dengan rudal jarak jauh superberat, pesawat tanpa awak bersenjata, dan drone bunuh diri,” tulis IRGC dalam pernyataan resminya.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperkirakan ada sekitar 25 rudal yang diluncurkan Iran, meski belum memerinci berapa yang berhasil dicegat.
Sementara itu, Magen David Adom (MDA) melaporkan sedikitnya 17 warga terluka, dua di antaranya dalam kondisi serius akibat serangan di Haifa.
Akun spesialis geopolitik perang DD Geopolitics menyebutkan salah satu rudal Iran menghantam kompleks kantor pemerintah di Haifa, hanya beberapa meter dari gedung Kementerian Dalam Negeri.
Serangan Iran juga menyebabkan ledakan di wilayah selatan dan tengah Israel, termasuk Beersheba, kota terbesar di Gurun Negev.
Meski demikian, pejabat Israel menyebut tidak ada korban jiwa di wilayah tersebut.
Ketegangan ini bermula pada Jumat (13/6/2025), ketika Israel meluncurkan serangan pendahuluan ke Iran dalam operasi yang menewaskan sejumlah komandan militer dan ilmuwan nuklir Iran.
Iran kemudian membalas melalui kampanye militer beruntun, dan kedua pihak terus terlibat serangan timbal balik.
Data korban jiwa menunjukkan sekitar 24 orang tewas di Israel dan 225 orang di Iran, meski menurut organisasi HAM berbasis di AS, angka korban di Iran bisa mencapai 639 jiwa.
Berbicara di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyebut serangan udara Israel sebagai bentuk kejahatan perang, dan menyesalkan batalnya rencana dialog dengan AS pada 15 Juni lalu.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan konflik Israel-Iran telah berkembang dengan cepat dan mendekati titik tanpa jalan kembali.
"Kegilaan ini harus diakhiri secepatnya," tegas Erdogan, sembari mengingatkan dampak konflik yang dapat merambat ke Timur Tengah, Eropa, dan Asia selama bertahun-tahun.
Dari pihak Amerika Serikat, Presiden Donald Trump menyatakan ia tengah mempertimbangkan intervensi militer untuk mendukung Israel.
Ia menyebut akan membuat keputusan akhir dalam waktu 2 minggu ke depan, sembari membuka ruang bagi upaya diplomasi. (*)
Sumber: BeritaSatu.com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »