Hilang Kontak, Kapal Bantuan 'Handala' Menuju Gaza Diduga Dihalangi

Hilang Kontak, Kapal Bantuan 'Handala' Menuju Gaza Diduga Dihalangi
FFC mengumumkan bahwa pihaknya kehilangan seluruh kontak dengan kapal bantuan kemanusiaan bernama Handala, yang sedang berlayar menuju Gaza dalam misi menembus blokade Israel.
BENTENGSUMBAR.COM
- Freedom Flotilla Coalition (FFC) pada Kamis, 24 Juli 2025 mengumumkan bahwa pihaknya kehilangan seluruh kontak dengan kapal bantuan kemanusiaan bernama Handala, yang sedang berlayar menuju Gaza dalam misi menembus blokade Israel.

“Seluruh komunikasi dengan kru Handala telah diblokir,” tulis FFC dalam pernyataan resmi yang diunggah di kanal Telegram mereka.

“Kami kehilangan semua kontak, dan ada beberapa drone yang mengitari kapal tersebut, yang berarti mereka mungkin telah dicegat atau diserang,” imbuh FFC.

Tidak ada informasi lebih lanjut terkait lokasi terakhir kapal, kondisi awak, atau konfirmasi intervensi langsung dari militer Israel. 

Koalisi kemanusiaan internasional tersebut menyerukan dukungan publik untuk menjamin keselamatan awak kapal. 

“Kami minta semua pendukung untuk menekan pihak berwenang demi keselamatan kru Handala. Hubungi wakil rakyat dan media lokal agar menekan Israel untuk membiarkan kapal ini melanjutkan pelayaran ke Gaza dengan aman,” lanjut pernyataan FFC, seperti dikutip Anadolu, Jumat , 25 Juli 2025.

Insiden hilangnya kontak dengan Handala terjadi setelah serangkaian konfrontasi terhadap kapal-kapal bantuan kemanusiaan yang diorganisir oleh Freedom Flotilla Coalition dalam beberapa bulan terakhir.

Pada 2 Mei lalu, kapal MV Conscience milik FFC diserang oleh drone saat berada di perairan internasional dekat Malta.

Serangan tersebut menyebabkan kebakaran dan kerusakan struktural pada kapal.

Sementara itu, pada 9 Juni, militer Israel mencegat kapal bantuan Madlene di perairan internasional lepas pantai Gaza dan menahan 12 aktivis internasional di dalamnya.

Mereka kemudian dideportasi dengan syarat tidak kembali, termasuk aktivis lingkungan asal Swedia Greta Thunberg dan anggota Parlemen Eropa asal Prancis, Rima Hassan.

Sejak dimulainya agresi militer Israel ke Jalur Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 59.500 warga Palestina tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak. 

Serangan tersebut menghancurkan infrastruktur sipil, melumpuhkan sistem kesehatan, dan memicu krisis pangan akut di wilayah tersebut.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. 

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakannya di wilayah tersebut. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »