Jadi Terlapor Kasus Ijazah Jokowi, Kurnia: Pertarungan Orang Kuat dan Lemah

Terlapor kasus ijazah Jokowi , Kurnia Tri Royani menyatakan kasus ijazah ini sebenarnya pertarungan antara orang kuat dan lemah. Dia mengaku telah melihat bukti dugaan ijazah Jokowi palsu.

BENTENGSUMBAR.COM - Terlapor kasus ijazah Jokowi , Kurnia Tri Royani menyatakan kasus ijazah ini sebenarnya pertarungan antara orang kuat dan lemah. 

Dia mengaku telah melihat bukti dugaan ijazah Jokowi palsu.

Ungkapan pertarungan orang kuat dan lemah yang diucapkan Kurnia mengutip Yusril Ihza Mahendra yang kini menjabat Menko Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan mengenai sistem hukum yang kuat. Menurut Yusril, dalam sistem hukum yang kuat orang baik akan dipaksa menjadi jahat.

"Saya ingin mengatakan begini, Yusri Ihza Mahendra pernah mengatakan, dalam sistem hukum yang kuat, orang jahat itu akan dipaksa untuk menjadi orang baik. Sebaliknya, dalam sistem hukum yang buruk, orang baik akan menjadi orang yang buruk," kata Kurnia dalam program Interupsi yang tayang di iNews, Kamis (24/7/2025).

"Dari bergulirnya perkara ijazah palsu ini. Saya ingin mengatakan, kami sudah melihat banyak bukti-bukti, betapa ini sebenarnya pertarungan antara orang kuat dan orang lemah," tambahnya.

"Orang kuat itu sudah pasti Pak Jokowi, karena beliau mantan presiden dengan segala privilege dan segala macam keistimewaan yang beliau dapatkan," sambungnya.

Dia juga menyampaikan sempat melaporkan kasus ijazah Jokowi ke Bareskrim Polri yang ujungnya hanya diterima sebagai Pengaduan Masyarakat atau Dumas.

"Perlu anda ketahui, 9 Desember 2024, kami melaporkan ke Bareskrim. Dipontang panting sampai 8 jam, biasalah, naik lantai 3, naik lantai sekian, baru 8 jam kemudian hanya diterima sebagai dumas. Saya sudah biasa dumas, tidak pernah berhasil menjadi laporan," ungkap Kurnia.

Bahkan, dia rela terbang ke Yogyakarta untuk mengkonfirmasi terkait ijazah Jokowi kepada pihak Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Dia juga sempat ingin mengunjungi rumah Jokowi di Solo, namun terhalang karena sesuatu hal.

"Akhirnya, pada 15 April 2025, kami mendatangi Yogyakarta, yaitu Rektorat UGM dan Solo di Kutai Utara Nomor 1 karena kami terhalang di jalan," ucapnya. (*)

Sumber: SINDONews

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News