Maidarni, Penantian Panjangnya Berbuah Pasti, Setahun Jelang Pensiun Terima SK PPPK

Maidarni, Penantian Panjangnya Berbuah Pasti, Setahun Jelang Pensiun Terima SK PPPK
Sambil menenteng map, Maidarni (57) memasuki Gedung Balai Kota Padang. Wajahnya penuh harap. Sebab, Selasa (1/7/2025) ini menjadi momentum sejarah yang tak akan terlupakan dalam hidupnya.
BENTENGSUMBAR.COM
- Sambil menenteng map, Maidarni (57) memasuki Gedung Balai Kota Padang. Wajahnya penuh harap. Sebab, Selasa (1/7/2025) ini menjadi momentum sejarah yang tak akan terlupakan dalam hidupnya. 

"Mudah-mudahan tidak terlambat," katanya sambil melangkah pasti. 

Maidarni datang ke Balai Kota tidak sendiri. Bersama rekan sejawat lainnya, Maidarni datang untuk mengambil Surat Keputusan (SK). Hari itu, dirinya ditetapkan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Maidarni bukan orang baru di Pemko Padang. Bukan pegawai yang dua atau tiga tahun bekerja sebagai honorer kemudian langsung diangkat menjadi  PPPK.

Akan tetapi Maidarni adalah orang lama. Mengabdi puluhan tahun kemudian meraih kepastian. Segala halangan rintangan sudah dilaluinya. Kenyang pengalaman. Namun sayang, nasib belum berpihak kepadanya selama ini.  

"Saya sudah menjadi honorer sejak tahun 1999," ungkapnya sambil membuka percakapan dengan Diskominfo Padang, Selasa siang itu.  

Maidarni merupakan pegawai honorer di SDN 02 Pampangan. Wanita beranak satu itu telah lama mengabdikan dirinya bagi Pemko Padang. Tercatat, lebih kurang 26 tahun dirinya menjadi pegawai honorer.

Wanita yang kini usianya 57 tahun itu pertama kali ditempatkan di SDN 43 Rawang Timur. Di sekolah dasar itu ia bertugas sebagai tenaga administrasi.

“Honor pertama saya ketika itu Rp75 ribu,” ujar wanita kelahiran Solok, 2 Mei 1968 itu. 

Honor sebesar itu terbilang cukup bagi Maidarni. Karena memang belum berkeluarga, semua dicukup-cukupinya. Setiap pekerjaan dilakukan dengan baik.

“Kalau bekerja, saya tak berpantang. Saya bekerja ikhlas, melaksanakan kewajiban dengan baik, karena itu sudah tugas saya,” ungkapnya.

Tahun berganti, honor yang diterima Maidarni pun ikut berganti. Di tahun 2004, Maidarni mendapat kenaikan honor. Uang bulanan yang diterimanya dari Pemko Padang sebesar Rp400 ribu.

“Kemudian di tahun 2006 naik lagi menjadi Rp600 ribu,” akunya sambil mengenang hari-harinya ketika itu.

Ketika itu pula Maidarni dipinang lelaki asal Sumatera Utara. Tak lain tak bukan adalah seorang penjaga sekolah tempatnya mencari hidup. Lelaki baik itu bertekad bersama-sama mengarungi hidup dengannya.

“Berbekal rejeki yang kami terima dan tabung selama ini, akhirnya kami mendapatkan sebidang tanah kosong di belakang sekolah, kami pun membangun rumah sederhana tempat berteduh,” ungkap Maidarni.

Waktu terus berputar. Pasangan keluarga ini dikaruniai seorang anak lelaki. Saat itu pula rejeki pasangan ini mengalir. Honor yang diperoleh Maidarni naik menjadi Rp1,1 juta di tahun 2014.

“Setelah 24 tahun lebih bekerja di SDN 43, akhirnya sekolah di-regrouping, saya pindah tugas di SDN 28. Setahun di sana akhirnya pindah lagi,”jelasnya.

Kini, Maidarni mengabdi di SDN 02 Pampangan. Anak lelaki semata wayangnya pun sudah menapaki jenjang Perguruan Tinggi dan diterima di Universitas Negeri Padang (UNP) jurusan Ekonomi Keuangan Islam. Lima juz Alquran sudah dihafalnya dengan lancar.

Maidarni mengaku senang dan bangga ketika penantiannya berbuah pasti. Pemko Padang sudah menetapkannya sebagai PPPK. Status yang telah lama dinanti-nantinya.

“Senang rasanya ada perhatian dari pemerintah, sekarang saya sudah merasakan menjadi pegawai sebenarnya,” ungkapnya.

Kini, usia Maidarni sudah 57 tahun. Setahun lagi, Maidarni memasuki usia pensiun. SK PPPK di tangannya hanya berlaku setahun ke depan, 1 Juni 2025 hingga 31 Mei 2026. Dirinya berharap ada keajaiban, pemerintah memberi uang penisun bagi PPPK.

“Semoga nanti mendapat uang pensiun untuk membiayai kuliah anak saya, karena memang anak saya selama ini tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari sekolah,” harapnya.

Usai menerima SK, Maidarni pulang. Hatinya senang. Namun jauh di relung hatinya masih ada cita-cita yang masih terus digantungkannya. Yakni menjadikan buah hatinya berguna di masa mendatang. Semoga. (Charlie Ch. Legi)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »