Tegas! Mantan Kepala Staf IDF Sebut Israel Lakukan Kejahatan Perang di Gaza

Tegas! Mantan Kepala Staf IDF Sebut Israel Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Mantan Kepala Staf IDF Moshe Yaalon menyebut praktik pengusiran warga Palestina dari Gaza, pembongkaran rumah, serta membuat warganya kelaparan jelas-jelas sebagai kejahatan perang.
BENTENGSUMBAR.COM
- Mantan Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Moshe Yaalon menyebut praktik pengusiran warga Palestina dari Gaza, pembongkaran rumah, serta membuat warganya kelaparan jelas-jelas sebagai kejahatan perang.

Yaalon menyampaikan pesan tegas itu di media sosial X pada awal pekan ini ditujukan kepada para petinggi badan keamanan Israel, yakni Kepala Staf IDF Eyal Zamir, Direktur Mossad David Barnea, dan wakil kepala badan keamanan dalam negeri Shin Bet.

"Mengevakuasi semua penduduk dari rumah mereka tanpa pandang bulu, secara sistematis menghancurkan rumah-rumah, dan memusatkan mereka di wilayah kecil yang disebut sebagai 'zona kemanusiaan' untuk tujuan deportasi sukarela. Ini adalah serangkaian kejahatan perang menurut hukum internasional," kata Yaalon, seperti dikaporkan kembali Andolu.

Pesan tersebut disampaikan Yaalon sehari setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi lebih luas di Gaza utara dan selatan. 

Militer Zionis memperingatkan, siapa saja yang menolak evakuasi akan menjadi sasaran tembakan.

Perintah tersebut memicu gelombang pengungsian warga Gaza yang berlanjut hingga semalaman.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, baru-baru ini meluncurkan rencana untuk membangun kamp yang disebutnya "kota kemanusiaan". 

Zona itu terdiri dari tenda-tenda yang dibangun di Rafah, Gaza selatan.

Rencana tersebut akan merelokasi 600.000 warga Palestina ke sana pada tahap awal, dengan pemeriksaan keamanan yang ketat. 

Setelah itu mereka akan diarahkan keluar Gaza, mencari negara lain yang akan menampung mereka.

"Membuat penduduk kelaparan demi mencapai pengungsian sukarela adalah kejahatan perang dan kegagalan moral yang bertentangan dengan nilai-nilai kita," kata Yaalon, menegaskan.

Menembak dan membunuh orang tanpa ada situasi yang mengancam nyawa adalah pembunuhan dan kejahatan perang. 

Pernyatannya itu merujuk pada pembunuhan terhadap warga Palestina yang sedang antre bantuan di titik-titik distribusi di seluruh Gaza.

Dia juga mengecam pemerintahan Netanyahu yang menelantarkan sandera Israel di Gaza. 

Pemerintah dianggap tak serius untuk memulangkan para sandera, bahkan cenderung membiarkan mereka mati sia-sia.

"Membuarkan para sandera pada nasib masing-masing adalah kejahatan moral. Meskipun mungkin tidak termasuk dalam definisi hukum kejahatan perang, tidak seorang pun pernah membayangkan suatu pemerintahan meninggalkan warga dan tentaranya sendiri hanya agar bisa terus berkuasa," katanya, merujuk pada ambisi Netanyahu yang menjadikan perang di Gaza sebagai kepentingan politiknya.

Dia lalu menyindir para pemimpin badan-badan keamanan Israel yang menurut saja apa perintah Netanyahu.

"Kalian dibesarkan dan dilatih untuk memperlakukan para pemimpin politik terpilih dengan hormat dan sopan, tapi tidak juga mematuhi perintah yang jelas-jelas melanggar hukum ditandai dengan bendera hitam," katanya.

Sejak beberapa bulan terakhir, Yaalon mengeluarkan pernyataan yang mengecam tindakan Israel di Gaza dengan menyebutnya sebagai kejahatan perang.

Pernyataannya itu, menuai kritik tajam dari sayap kanan Israel.

Pasukan Israel telah membunuh lebih dari 59.100 warga Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga Rabu (23/7/2025), sebagian besar perempuan dan anak-anak. (*)

Sumber: iNews.id

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »