Bacaruik demi Cuan: Ketika Konten Kreator Menggadaikan Marwah

Penulis: Marjafri , Ketua Komunitas Anak Nagari "Art and Social Culture.
Penulis: Marjafri , Ketua Komunitas Anak Nagari "Art and Social Culture.
Oleh: Marjafri , Ketua Komunitas Anak Nagari "Art and Social Culture

Dalam gelombang derasnya konten media sosial yang serba cepat, menarik perhatian publik menjadi tujuan utama para kreator digital. Namun di tengah kreativitas itu, muncul sebuah fenomena yang menyesakkan dada: konten kreator Minangkabau yang menjadikan bacaruik (kata-kata kasar dalam bahasa Minang) sebagai "bumbu utama" demi meraih viralitas dan cuan.

Kata-kata yang dahulu dianggap tabu untuk diucapkan di depan umum, kini menjadi alat hiburan. Bahasa yang semestinya mencerminkan identitas luhur, malah digunakan untuk menampilkan sisi keras, kasar, dan tak jarang merendahkan martabat sendiri.

Konten-konten ini bukan hanya ditonton, tapi ditiru oleh generasi muda yang mungkin belum sempat mengenal makna adat secara utuh.

*** Adat Basandi Syarak: Nilai yang Tergerus oleh Algoritma

Minangkabau bukan sekadar etnis, tapi peradaban. Salah satu warisan terbesarnya adalah filosofi hidup:
“Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.”

Falsafah ini menjadi dasar bahwa adat istiadat Minang harus berpijak kepada syariat Islam, dan syariat itu berpijak pada ajaran Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Dalam kerangka ini, bertutur kata bukan hal sepele. Ia adalah cermin dari iman, akal, dan marwah.

Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya orang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, melaknat, berkata keji, dan berkata kotor."
(HR. Tirmidzi)

Hadis ini selaras dengan pandangan adat Minang bahwa kata-kata adalah cermin dari harga diri. Dalam masyarakat kita, mulut yang tak terjaga adalah sumber dari rusaknya hubungan sosial, hilangnya rasa malu, dan terlukanya marwah kaum.

*** Pantun Adat: Petuah Lisan yang Terlupakan

Pantun dalam budaya Minang bukan sekadar hiburan. Ia adalah media pendidikan, penyampai nilai, dan penegur yang halus. Dalam tradisi lisan, kita diajarkan:

Pucuak pauah sadang tajelo, 
panjuluak buah ligundi, 
nak jauah silang sangketo, 
pahaluih baso jo basi.

(Agar terjauh dari silang sengketa dalam pergaulan perbaikilah budi dan bahasa, pakai sifat sopan dan santun.)

Pantun ini mengajarkan tentang pentingnya perilaku dan tutur kata (bahasa), serta selalu bersikap sopan dan santun agar terhindar dari silang sengketa. Dalam adat Minang, bacaruik bukan saja menunjukkan rendahnya Budi seseorang tapi juga dapat menimbulkan silang sengketa karena tutur bahasa yang sangat tidak senonoh dan menyinggung perasaan orang lain.

*** Ketika Cuan Mengalahkan Malu

Memang tak bisa dipungkiri, media sosial menjadi ladang rezeki baru. Kreator konten menggantungkan hidup dari jumlah tayangan, komentar, dan popularitas. Tapi apakah semua cara halal untuk ditempuh, jika yang dikorbankan adalah nilai adat dan ajaran agama?

““Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS Al-Baqarah: 172).

*** Kembali pada Marwah

Anak muda Minangkabau hari ini memiliki ruang lebih besar dari generasi sebelumnya untuk didengar, dilihat, dan ditiru. Tapi itu juga berarti tanggung jawab mereka lebih besar: menjaga citra, menguatkan identitas, dan menjadi duta budaya dalam dunia digital.

Kreatif tidak harus kasar. Lucu tidak harus memaki. Terkenal tidak harus mengorbankan nilai.

Bapuntuang suluah sia, 
baka upeh racun sayak batabuang, 
paluak pangku Adat nan kaka, 
kalangik tuah malambuan.

*** Menjaga Sumbu Nilai dalam Era Digital

Filosofi "Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah" bukan slogan kosong. Ia adalah kompas moral yang harus tetap dijunjung, bahkan (atau justru terutama) di tengah dunia digital yang penuh kebebasan namun minim arah.

Saat para kreator Minang memilih jalan konten, semoga mereka ingat bahwa yang mereka bawa bukan hanya wajah pribad tapi juga wajah budaya, wajah adat, dan wajah Minangkabau itu sendiri. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »