Perjuangan Karnidawati, Melawan Jantung Bocor hingga Diabetes Bersama Program JKN

Perjuangan Karnidawati, Melawan Jantung Bocor hingga Diabetes Bersama Program JKN
Karnidawati, (56), merupakan satu dari jutaan peserta yang telah merasakan manfaat besar dari program JKN.
BENTENGSUMBAR.COM
- Karnidawati (56), seorang ibu rumah tangga asal kota Payakumbuh merupakan satu dari jutaan peserta yang telah merasakan manfaat besar dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Dengan riwayat penyakit jantung bocor yang sudah ia derita selama tiga tahun dan ditambah penyakit diabetes mellitus, Karnidawati tahu betul bagaimana hidup berdampingan dengan penyakit kronis bukanlah perkara mudah.

Semua bermula pada tahun 2023, saat Kardinawati mulai merasa sering lelah berlebihan, jantung berdebar dan tubuh mudah berkeringat walau hanya melakukan aktivitas ringan. Ia mengira itu hanyalah efek kelelahan biasa karena pekerjaan rumah tangga.

“Awalnya saya tidak tahu pasti terkait penyakit apa yang saya derita, namun saya sering merasa lemas, jantung saya sering berdebar kencang dan mudah sesak napas, hingga mudah cemas. Saat saya sedang berada di luar rumah dan ingin menyeberang jalan, saya mengalami kecemasan yang mendalam karena kendaraan terlihat masih jauh, justru terasa sangat dekat bagi saya, seperti ingin menabrak saya,” kenang Karnidawati.

Mengingat kondisi yang terus memburuk, Kardinawati akhirnya memeriksakan diri ke Puskesmas Parit Rantang. Dari sana, Karnidawati dirujuk ke RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh untuk pemeriksaan lebih lanjut dan hasil diagnosis menunjukkan bahwa ia menderita kebocoran katup jantung.

“Saya menjalani beberapa pemeriksaan di rumah sakit, seperti rontgen, usg jantung, pemeriksaan labor, hingga elektrokardiogram (EKG). Dari hasil pemeriksaan, dokter mendiagnosis bahwa saya menderita penyakit kebocoran katup jantung dan kondisi ini sempat membuat saya syok,” cerita Karnidawati.

Setelah didiagnosis, Kardinawati harus menjalani pengobatan rutin dan kontrol berkala ke rumah sakit. Ia juga perlu mengkonsumsi obat secara rutin yang pastinya membutuhkan biaya yang sangat besar.

Beruntung, Kardinawati telah terdaftar sebagai peserta JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Melalui program JKN, Karnidawati bisa mendapatkan pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit secara gratis.

“Kalau dihitung-hitung, biaya pengobatan saya bisa jutaan rupiah setiap bulan dan saya sempat bingung, dari mana uang untuk berobatnya? Tapi alhamdulillah, karena saya telah terdaftar sebagai peserta JKN, semua proses pengobatan bisa saya jalani dengan tenang tanpa harus mengkhawatirkan biaya,” ungkap Karnidawati.

Karnidawati menambahkan, bahwa ia merasa sangat terbantu dengan pelayanan rumah sakit yang profesional dan tidak pernah membeda-bedakan pasien JKN dengan pasien umum. Berkat itu, Karnidawati merasa beban psikologisnya semakin berkurang, sehingga kondisi kesehatannya pun ikut stabil.

“Dokternya baik, perawatnya ramah, semua informasi disampaikan dengan jelas dan saya tidak dipungut biaya sepeser pun. Saya sangat bersyukur menjadi peserta JKN karena tanpa 
program ini, mungkin saya tidak bisa mendapatkan pengobatan yang layak,” tambah Karnidawati.

Tidak hanya itu, cobaan kembali menghampiri Karnidawati, di mana gula darahnya terdeteksi cukup tinggi, mengalami penurunan berat badan drastis, sering haus berlebihan, sering kelelahan, hingga pernah pingsan. Setelah melakukan pemeriksaan kembali di puskesmas, ia didiagnosis menderita diabetes melitus oleh dokter.

Di puskesmas, Karnidawati mendapatkan edukasi tentang gaya hidup sehat, pengaturan pola makan dan pentingnya kontrol rutin melalui program Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis). Dengan edukasi tersebut, ia belajar untuk lebih menjaga diri, mulai dari mengurangi 
konsumsi gula, rajin berolahraga dan disiplin minum obat.

“Alhamdulillah, sejak itu saya rutin kontrol dan saya diajarkan cara minum obat dengan benar, pola makan yang sehat dan pentingnya kontrol gula darah. Semua obat saya ambil pakai 
kartu JKN, tidak keluar biaya sedikit pun,” jelas Karnidawati.

Kini, setiap bulan Karnidawati tidak pernah melewatkan jadwal kunjungan ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan rutin, bahkan ia aktif mengikuti kegiatan di klub prolanis. 

Menurutnya, sejak bergabung di klub prolanis ia bisa meningkatkan kualitas hidup dan mendapatkan dukungan sosial dari teman kelompok.

“Saya berjanji kepada diri sendiri untuk tidak makan sembarangan lagi, minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter dan lebih banyak istirahat. Semua ini saya pelajari dari petugas 
kesehatan yang mendampingi saya lewat program JKN,” ujar Karnidawati.

Karnidawati menyampaikan pesan penuh semangat untuk seluruh peserta JKN lainnya, terutama yang juga hidup dengan penyakit kronis. Program JKN bukan hanya tentang pengobatan, tetapi juga tentang kesempatan kedua untuk hidup lebih baik.

“Kalau ada tetangga saya yang belum terdaftar sebagai peserta JKN, saya selalu bilang agar
segera daftar dan jangan tunggu sakitnya makin parah dulu. Saya juga menghimbau agar 
peserta JKN jangan pernah takut untuk memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit
karena selama kita punya kartu JKN, kita bisa mendapatkan pengobatan yang berkualitas,” tutup Karnidawati. (HM)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »