Imbauan Wakil Ketua DPRD Kota Padang Osman Ayub bagi Warga Kota: Orang Menangis Kita Sabak

Imbauan Wakil Ketua DPRD Kota Padang Osman Ayub bagi Warga dalam Menghadapi Nataru: Orang Menangis Kita Sabak
Mengahadapi Natal dan Tahun baru 2025 M, Wakil Ketua DPRD Kota Padang Osman Ayub mengimbau warga kota yang merayakannya untuk menghormati budaya yang tumbuh dan hidup di Ranah Minang. 

BENTENGSUMBAR.COM
- Mengahadapi Natal dan Tahun baru 2025 M, Wakil Ketua DPRD Kota Padang Osman Ayub mengimbau warga kota yang merayakannya untuk menghormati budaya yang tumbuh dan hidup di Ranah Minang. 

Hal itu disampaikan Osman Ayub ketika diwawancarai media ini via telepon selular, Rabu, 24 Desember 2025.

"Jadi ini yang perlu disampaikan kepada masyarakat. Budaya di Minang ini saling menghargai," ujar Osman Ayub. 

Apalagi, Kota Padang yang dikenal sebagai Ranah Bingkuang, terutama daerah mudik masih kental budaya Minang. 

Apatah lagi, daerah mudik ini baru-baru ini, di bulan November 2025, dilanda bencana banjir bandang yang menyapu rumah-rumah, harta benda, dan nyawa warga. 

Tak hanya itu, akses jembatan dan jalan putus, tidak bisa dilewati. Warga mudik pun terpaksa mengungsi ke tempat pengusian yang disediakan pemerintah. 

Daerah mudik atau Padang panggir kota itu meliputi daerah  yang paling parah terkena banjir, yaitu Kecamatan Pauh, Kecamatan Kuranji, Kecamatan Koto Tangah, dan Nanggalo. 

Ketiganya merupakan nagari serumpun yang dikenal dengan pemeo, "Abak Koto Tangah, Amak Pauh (Kecamatan Pauh dan Kuranji) dan anak Nanggalo. "

"Artinya, orang menangis, kita sabak. Kita ikut bersedih dengan bencana yang menimpa saudara-saudara kita," kata mantan Ketua DPC NasDem Kota Padang ini.

Dikatakannya, akibat bencana ini, sebagian warga kota tidak punya rumah, karena hanyut.

"Ini kejadian luar biasa. Artinya, kita kembali ke budaya yang ada. Orang terkena bencana kita hormati," harapnya. 

Selain itu, Osman Ayub memiliki harapan kepada tokoh masyarakat di 11 kecamatan, 104 kelurahan, untuk mengimbau masyarakat agar menghormati budaya yang ada dalam kondisi saat ini. 

Terkait transportasi menghadapi Nataru, kata Osman Ayub, pemerintah kota perlu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan ditentukan jamnya. 

"Kalau dapat pelayanan Tarnspadang, misalnya, biasanya sampai pukul 10 malam, kini sampai jam 8 malam. Tapi tentunya sejak awal kita lakukan imbauan," cakapnya. 

Osman Ayub juga mengimbau petugas yang ada di objek wisata, terutama Pantai Padang agar stanbay. Tujuannya, jangan sampai ada kelompok masyarakat. 

"Tentu kembali ke budaya awak. Orang menangis, kita sabak. Kalau di Minang tentu ini yang berharga," tegas putra daerah Nanggalo ini. (BY)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »