HEADLINE
Wawako Maigus Nasir: Inilah Semangat yang Harus Kita Bangun saat Menghadapi Bencana, yaitu Bersatu dalam Keberagaman    
Selasa, Desember 23, 2025

On Selasa, Desember 23, 2025

Wawako Maigus Nasir: Inilah Semangat yang Harus Kita Bangun saat Menghadapi Bencana, yaitu Bersatu dalam Keberagaman
Wawako Maigus Nasir menyampaikan bahwa Padang Marandang memiliki makna kebersamaan yang kuat.

BENTENGSUMBAR.COM
- Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, membuka kegiatan Padang Marandang 2025 yang digelar di Lapangan Upacara Balai Kota Padang,Aia Pacah, Selasa (23/12/2025).

Padang Marandang 2025 diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Padang dengan menyiapkan sebanyak 1.500 paket rendang untuk dibagikan kepada para korban bencana.

Maigus Nasir menyampaikan bahwa Padang Marandang memiliki makna kebersamaan yang kuat. Rendang menurutnya menjadi simbol persatuan karena terbentuk dari berbagai unsur dan elemen yang menyatu.

“Masakan ini menjadi rendang karena menyatukan berbagai bahan dan bermacam bumbu. Inilah semangat yang harus kita bangun saat menghadapi bencana, yaitu bersatu dalam keberagaman,” ujar Maigus.

Ia juga menekankan bahwa rendang melambangkan ketangguhan. Rendang yang dapat bertahan lama diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat untuk tetap kuat dan bangkit dalam menghadapi musibah.

Selain itu, Padang Marandang juga mencerminkan semangat berbagi. Rendang tidak hanya dikonsumsi sekali, tetapi menjadi makanan yang lazim diberikan kepada tamu dan keluarga, sehingga tepat dijadikan simbol kepedulian sosial.

Sebanyak 1.500 paket rendang tersebut akan disalurkan kepada masyarakat terdampak bencana di Kota Padang, serta daerah lain yang membutuhkan, termasuk titik-titik pengungsian. (*)

Padang Marandang 2025: Pesan Ketangguhan dan Solidaritas Pasca Bencana​    
Selasa, Desember 23, 2025

On Selasa, Desember 23, 2025

Padang Marandang 2025: Pesan Ketangguhan dan Solidaritas Pasca Bencana  ​
Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, dalam sambutannya menekankan bahwa filosofi memasak rendang sangat relevan dengan semangat pemulihan pasca bencana. Menurutnya, ada tiga pesan moral utama yang terkandung dalam tradisi marandang kali ini. 

BENTENGSUMBAR.COM
- Aroma rempah yang kuat menyelimuti Kota Padang hari ini. Seiring berakhirnya masa tanggap darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Pariwisata resmi menggelar kegiatan "Padang Marandang 2025". Acara ini menjadi momentum kebangkitan psikologis dan sosial bagi warga kota.

Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, dalam sambutannya menekankan bahwa filosofi memasak rendang sangat relevan dengan semangat pemulihan pasca bencana. Menurutnya, ada tiga pesan moral utama yang terkandung dalam tradisi marandang kali ini.

Pertama, sinergi dalam keberagaman (Persatuan). ​Maigus Nasir mengibaratkan rendang sebagai perpaduan harmonis antara daging dan aneka rempah. Begitu pula dengan penanganan bencana, diperlukan persatuan dari seluruh elemen masyarakat.

"Bencana ini mengingatkan kita untuk bersatu. Sama seperti rendang yang terdiri dari banyak elemen, masyarakat pun harus bersinergi satu sama lain agar kita bisa pulih lebih cepat," ujar beliau.

Kedua, marandang sebagai lambang ketangguhan ​karena proses marandang yang memakan waktu lama dan membutuhkan kesabaran tinggi dijadikan simbol ketangguhan (resiliensi). Pihaknya berharap semangat marandang ini memotivasi masyarakat untuk tetap kuat dan sabar dalam menghadapi ujian serta membangun kembali kehidupan mereka.

Poin ketiga yang ditekankan adalah fungsi sosial rendang. Rendang bukan sekadar makanan sekali konsumsi, melainkan masakan yang lazim dibagikan kepada tamu dan keluarga. Semangat berbagi inilah yang diwujudkan secara nyata dalam kegiatan ini.

Hasil masakan dari "Padang Marandang 2025" ini dipastikan tidak hanya dinikmati di lokasi acara. Pemko Padang berkomitmen untuk menyalurkan paket-paket rendang tersebut kepada para penyintas bencana.

"Insya Allah, rendang ini akan kami salurkan kepada saudara-saudara kita yang saat ini berada di pengungsian, baik di wilayah Sumatera Barat, Sumatera Utara, hingga Aceh. Termasuk juga untuk daerah yang masih terisolasi seperti di Agam," tambah Maigus Nasir.

Di penghujung kegiatan, Wakil Wali Kota menyampaikan apresiasi mendalam kepada Dinas Pariwisata serta seluruh elemen pendukung yang telah mensukseskan kegiatan ini. Meski dilaksanakan di tengah suasana duka pasca bencana, "Padang Marandang 2025" menjadi bukti nyata bahwa kepedulian masyarakat Padang tetap menyala. (Raju/Taufik)

Bahlil Golkar, Demokrasi dan Alien    
Selasa, Desember 23, 2025

On Selasa, Desember 23, 2025

Bahlil Golkar, Demokrasi dan Alien
Prof. Didik J Rachbini, Ph.D. (Rektor Universitas Paramadina). 

1

Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia menilai bahwa pemilihan langsung sangat mahal dan kembali mengusulkan agar khusus pilkada dilaksanakan secara tidak langsung.   Namun tidak berarti bahwa pemilihan tidak langsung lalu bebas dari masalah karena hanya elit yang terlibat di dalam pemilihan tidak langsung tersebut. 

2

Bahkan setahun yang lalu, Presiden Prabowo Subianto sudah juga menyampaikan usulan agar pemilihan kepala daerah tidak diselenggarakan secara langsung namun kembali dilakukan oleh DPRD untuk menekan biaya politik dan banyak komplikasi sosial kemasyarakaan lainnya.  Namun pada saat itu pun banyak protes dan penolakan dari berbagai kalangan jika pemilihan kepala daerah dikembalikan ke DPRD seperti zaman pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Suharto, itu akan menghilangkan hak pilih rakyat sekaligus memundurkan sistem demokrasi.  Sebelum Ketua Umum Golkar, usulan ini sudah disampaikan oleh presiden pidatonya pada puncak perayaan HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul, 12 Desember 2024 yang lalu.

3

Jadi usulan ini terus bergulir karena biaya ekonomi dan non-ekonominya sangat mahal dengan harapan pilkada berjalan lebih efisien. Presiden Prabowo memberi alasan praktek pemilihan tidak langsung juga telah dilaksanakan di berbagai negara, termasuk negara tetangga. "Saya melihat negara tetangga lebih efisien seperti Malaysia, Singapura, India, memilih anggota DPRD sekali, ya sudah DPRD itu yang memilih Gubernur dan Bupati."  Menurut presiden: “Sistem ini terlalu mahal. Dari wajah yang menang saya lihat lesu, apalagi yang kalah.”

4

Saya melihat komplikasi yang lain dari  sistem pemilihan langsung pada masa teknologi IT dan AI sekarang ini.  Selama 2 dekade terakhir ini pemilihan langsung ditandai oleh keterlibatan Alien, AI, bots, buzzer dan barang asing lainnya, yang  merusak sendi-sendi demokrasi.   Karena itu, pemilihan langsung, meskipun bersifat “one man one vote”, terbuka menjadi alat eksploitasi dan manipulasi para elit di dalam demokrasi karena menguasai uang dan teknologi tersebut. Suara rakyat, yang berasal dari suara hati nurani dan keinginan manusia untuk memilih pemimpinnya.  Namun dengan kehadiran AI, maka dialog di dalam demokrasi disapu oleh suara mesin, provokasi buzzer, bots, AI dan mesin-mesih alien, yang masuk ke dalam sistem, menjajah dan menjarah demokrasi secara brutal.  Hasilnya adalah pemimpin pencitraan, yang tidak menampakkan wajah aslinya, seperti terlihat pada kepemimpinan  Jokowi, yang dihasilkan dalam pemilihan langsung dengan penuh keterlibatan mesin-mesin manupulatif, buzzer, bots, dan AI.  Ini semua merupakan barang asing dan alien-alien baru di dalam demokrasi .

5

Jika pemilihan langsung dikurangi pada sisi pilkada, maka kita bisa mengurangi alien-alien dan mesin-mesin AI tersebut masuk ke dalam demokrasi kita.  Tetapi jika kembali ke dalam sistem seperti dipraktekkan oleh presiden Soeharto, maka pembajakan demokrasi oleh elit terjadi kembali.  Ini sama dengan keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya, bahkan bisa lebih sadis lagi kebrutalan pembajakan demokrasi menjadi otoriter, seperti dulu.  Karena itu, mesin-mesin AI, buzzer dan alien-alien tersebut  harus diatur oleh pemerintah.  Di sini kementrian Komdigi masih gagap dan bingung dengan masalah interelasi demokrasi sejati dan kebebasan bicara dari anggota masyarakat dengan masuknya narasi berasal dari AI, yang cenderung manipulatif.  

6

Demokrasi adalah kebebasan berbicara dari keinginan dasar “free will” manusia untuk menemukan pemimpinnya, tetapi hadirnya alien, buzzer dan AI di dalam pilpres dan pilkada merupakan cacat substansi dari demokrasi tersebut. Sekarang nampaknya mulai terlihat robohnya demokrasi karena kehadiran alien tersebut. Tidak ada lagi wacana indah seperti dicontohkan elit pendiri bangsa.  Yang hadir di dalam demokrasi liberal adalah dominasi alien ini. Karena itu, parlemen harus mencari cara untuk mengatur dengan baik masalah ini agar demokrasi masa depan terhindaar dari kehancuran. 

7

Manusia di dalam demokrasi mempunyai hak berbicara, seperti ada di dalam undang-undang dasar 1945. Tetapi AI, provokasi mesin, alien dan buzzer tidak memiliki hak bicara karena praktek yang dijalankan bukan dialog dan sharing ide kehendak, tetapi “blasting” manipulasi  atas rakyat dari pihak yang menguasai uang dan mesin alien tersebut.   Demokrasi dan kebebasan berbicara dan berorganisasi berakar dari asas moralitas kemanusian, tetapi mesin-mesin-mesin tersebut adalah elemen  manipulatif AI  yang terlibat  di dalam demokrasi tersebut dan tidak mempunyai fondasi moralitas.  Dengan praktek politik yang liberal dan penguasaan AI yang manipulatif dan tuna moralitas juga berpengaruh besar terhadap karakter politisi, yang juga manipulatif, seperti dicontohkan pemimpin pada satu dekade terakhir ini.

8

Kita tidak sadar bahwa demokrasi sudah rusak.  Karena itu, presiden Prabowo merasa lelah dengan demokrasi liberal seperti sekarang ini dimana rakyat masih jauh dari literasi informasi, pendidikan dan pengetahuan.  Bias tujuan demokrasi yang luhur terpental jauh ke jurang karena ada barang asing yang menguasai kebebasan berbicara dan manipulasi informasi dikuasai AI dan alien.  Keadaan ini tidak ada 3-4 dekade yang lalu, tetapi perubahan drastis terjadi dengan cepat sehingga sulit untuk meneruskan dan tidak pantas kembali lagi ke dalam demokrasi pemilihan tidak langsung, yang dengan udah menjadi demokrasi elit oligarkhi tertutup.

9

Karena itu, pemimpin politik harus mencari inovasi politik, yang terbaik untuk demokrasi dan rakyat serta menjamin kelangsungan kehidupan bernegara yang stabil dan makmur.  Untuk sementara dalam wacana ini, sebagai akademisi dalam ranah ekonomi politik, saya mengajukan inovasi mixed method atau campuran. Pertama, pilkada tidak dilakukan secara langsung tetapi dipilih oleh DPRD. Kedua,  calon gubernur dan calon bupati/walikota bukan ditetapkan elit partai tetapi berasal dari unsur pilihan masyarakat, yakni 3 anggota DPRD terpilih dengan suara terbanyak dari propinsi atau kabupaten/kota tersebut.  Ini merupakan jalan tengah antara demokrasi liberal yang rusak sekarang dengan menghindari sistem pemilihan DPRD seperti Orde Baru. (*)

*** Ditulis oleh: Prof. Didik J Rachbini, Ph.D. (Rektor Universitas Paramadina).

Uang Harus Berputar di Daerah: Lima Prioritas Pemulihan Bencana Sumatera Barat    
Selasa, Desember 23, 2025

On Selasa, Desember 23, 2025

Uang Harus Berputar di Daerah: Lima Prioritas Pemulihan Bencana Sumatera Barat
Penulis adalah Nanda Satria, Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat, Pengurus Nasdem Sumatera Barat, dan aktivis pemuda di Sumatera Batat yang pernah di KNPI daerah ini. 

BANJIR
bandang tidak hanya peristiwa berakibat kerusakan fisik, tapi ada yang lebih berdampak yaitu perputaran roda ekonomi masyarakat.

Sumber ekonomi yang selama ini menjadi sumber penghidupan berhenti bergerak, bahkan ada yang lenyap seketika, dan sebagian lain bergerak, tapi tidak sekencang biasa.

Bencana tidak hanya  bicara dampak hari ini, tapi lebih jauh, kita bicara tentang keberlanjutan ekonomi yang jika tidak dimitigasi akan berdampak lebih buruk bagi Sumatera Barat.

Pasca bencana, pekerjaan berat selanjutnya adalah pemulihan kehidupan masyarakat. Pemulihan ini tentu butuh strategi matang, orientasinya bukan keinginan dari pemerintah pusat melainkan kebutuhan daerah, karena itu partisipasi masyarakat adalah kata kunci dalam proses recovery ke depan.

Kerangka partisipasi dalam recovery ini mesti dilakukan dalam bentuk praktis, bukan hanya sekedar teori saja. Maka pemerintah dan masyarakat harus berkolaborasi memercepat penanganan bencana.

Lalu apa yang harus dilakukan?  Pertama penanganan hunian bagi korban banjir. Pemerintah tidak boleh memaksakan relokasi yang pada akhirnya mencabut masyarakat dari akar budaya dan pola hidupnya.

Dengan kata lain, Pemerintah harus fleksibel dan memberikan kesempatan untuk program relokasi mandiri. Jangan buru buru dengan Relokasi ke Kawasan baru yang luas, apalagi letak Kawasan tersebut jauh dari tempat tinggal sebelumnya.

Kedua, pemulihan kondisi ekonomi bagi pengusaha kecil dan UMKM. Belajar dari banyak pengalaman penanganan bencana, dampak pasca terjadinya bencana adalah meningkatnya angka kemiskinan karena UMKM tidak lagi berjalan. Kaarena itu harus ada bantuan modal usaha dan Relaksasi Kredit bagi Korban Terdampak. 

Kebijakan ini harus dilakukan untuk memberi napas masyarakat untuk bisa bangkit dalam membangun usaha.

Ketiga, khusus masyarakat rentan dan miskin, pemerintah harus mempercepat pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Program ini harus dilakukan untuk menjamin kelangsungan hidup masyarakat agar tidak terjebak dalam kemiskinan, karena kehilangan pekerjaan dan mata pencarian.

Keempat, program recovery harus mengutamakan aspek “uang beredar di daerah”. Berkaca pada recovery gempa 2009, terjadi lonjakan pertumbuhan ekonomi mencapai lebih dari 10 persen. Hal ini membuktikan recovery melibatkan masyarakat lokal, sehingga uang berputar di masyarakat.

Hal yang sama harus dilakukan pasca banjir bandang ini. Pemerintah harus menggerakkan potensi lokal, belanja harus ke masyarakat sumbar, proyek harus dikerjakan oleh pengusaha dan pekerja lokal dan masyarakat harus terlibat dalam setiap proses pembangunan.

Langkah ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat,sehingga bantuan keuangan dari pemerintah langsung dirasakan oleh masyarakat, dan pada akhirnya mengakselerasi pergerakan ekonomi Sumatera Barat.

Kelima, pemerintah harus menginternalisasi prinsip mitigasi bencana sebagai bagian dari hidup masyarakat. Early Warning System seharusnya tidak hanya menjadi pajangan semata dan simulasi bencana tidak hanya kegiatan rutin menghambur hamburkan uang. Tetapi harus menjadi bagian yang tidak dipisahkan dari kegiatan masyarakat.

Penanganan bencana harus menjadi penopang ekonomi masyarakat. Masyarakat lokal harus terlibat dan menikmati program fisik dan non fisik yang disalurkan pemerintah.

Ini bukan ego lokalitas, bukan ketidakpercayaan kepada masyarakat luar dan bukan demi kepentingan orang orang kaya lokal. Tapi sebagai bentuk kepedulian dan keberpihakan negara untuk keberlanjutan ekonomi masyarakat yang terdampak bencana.

Kita tentu tidak ingin kesalahan tata kelola penanganan bencana akan menimbulkan bencana yang lebih luas, yaitu masyarakat kehilangan hak hak mereka untuk hidup sejahtera dan tidak terperangkap dalam jurang kemiskinan. (*)

*** Penulis adalah Nanda Satria, Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat, Pengurus Nasdem Sumatera Barat, dan aktivis pemuda di Sumatera Batat yang pernah di KNPI daerah ini. 

Wawako Maigus Nasir Sebut UMKM Champion Merupakan Bentuk Apresiasi Sekaligus Pembinaan Khusus    
Selasa, Desember 23, 2025

On Selasa, Desember 23, 2025

Wawako Maigus Nasir Sebut UMKM Champion Merupakan Bentuk Apresiasi Sekaligus Pembinaan Khusus
Wawako Maigus Nasir menjelaskan, Rumah Wirausaha dirancang sebagai pusat pembelajaran, pendampingan, dan pengembangan usaha bagi para pelaku UMKM. 

BENTENGSUMBAR.COM
– Pemerintah Kota Padang secara resmi meluncurkan UMKM Champion Kota Padang dan Rumah Wirausaha Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang, di Komplek Sentra Rendang Kota Padang, Selasa (23/12/2025).

Launching ini ditandai dengan pengguntingan pita dan pemukulan gong oleh Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir, didampingi Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Barat Endrizal serta Asisten Administrasi Umum Corri Saidan.

Wawako Maigus Nasir menjelaskan, Rumah Wirausaha dirancang sebagai pusat pembelajaran, pendampingan, dan pengembangan usaha bagi para pelaku UMKM. Keberadaan Rumah Wirausaha diharapkan mampu meningkatkan kapasitas UMKM agar dapat naik kelas dan berdaya saing.

“Di Rumah Wirausaha ini, para pelaku UMKM akan mendapatkan berbagai kelas pelatihan, diantaranya kelas memasak dan olahan pangan, kelas digital marketing, kelas inkubasi bisnis, serta kelas kriya. Rumah Wirausaha juga menjadi ruang kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan pelaku UMKM,” jelasnya.

Lebih lanjut, Maigus Nasir menyampaikan bahwa UMKM Champion merupakan bentuk apresiasi sekaligus pembinaan khusus bagi pelaku UMKM terpilih yang memiliki potensi besar untuk menjadi contoh, inspirasi, serta motor penggerak bagi UMKM lainnya di Kota Padang.

“Melalui UMKM Champion, Pemerintah Kota Padang memberikan dukungan berupa pelatihan lanjutan dan pendampingan intensif, akses promosi dan pameran UMKM, fasilitas kemitraan dan jejaring usaha, serta dukungan legalitas dan standarisasi produk,” ujarnya.

Wakil Wali Kota Padang berharap, melalui peluncuran Rumah Wirausaha dan UMKM Champion ini, dapat mendorong para pelaku UMKM naik kelas, akan lahir lebih banyak wirausahawan baru, tercipta lapangan kerja, serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kota Padang.

“Program ini merupakan bagian dari implementasi Progul UMKM Naik Kelas. Melalui Progul ini, kami ingin mendorong terwujudnya Kota Padang sebagai Gastronomy City yang diakui UNESCO, karena kita memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa, salah satunya rendang,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang Fauzan Ibnovi mengatakan, pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan pelatihan bagi 30 finalis UMKM Champion Kota Padang dengan menghadirkan Founder Yayasan UKM Mendunia Iko Sukma Handriadianto.

“Selain pelatihan, kami juga memberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi kepada lembaga inkubator, yakni CV Arizi Utama, Aicoonity by Witbox Creative Media, dan Oase Academy By Infosumbar. Penghargaan juga diberikan kepada UMKM terbaik hasil inkubasi Batch satu hingga tiga, serta UMKM Inkubasi Tingkat Kota Padang,” tutupnya. (*)

Megawati ke Buzzer: Jelek-jelekkan Orang Demi Duit, Mana Perikemanusiaanmu?    
Selasa, Desember 23, 2025

On Selasa, Desember 23, 2025

Megawati ke Buzzer: Jelek-jelekkan Orang Demi Duit, Mana Perikemanusiaanmu?
Presiden ke-5 RI Mewati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum PDI-Perjuangan bersama Presiden Prabowo Subianto dalam suatu kesempatan. (Foto Ilustrasi/Net). 

BENTENGSUMBAR.COM
- Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengecam buzzer yang dia rasa kerap menjelekkan namanya saat ia turun ke lokasi bencana ketika masih menjabat sebagai presiden dan wakil presiden. 

Mulanya, Megawati bercerita saat mengunjungi lokasi bencana, ia melihat ada orang yang terjebak selama empat hari di pohon cemara namun masih bertahan hidup.

"Mohon maaf, tentunya kalau sudah menjadi jenazah itu kan mulai membusuk. Itu ternyata katanya sudah empat hari, jadi saya ya langsung bilang, 'Cepat diangkat'," kata Megawati dalam pidatonya pada agenda Seminar Mitigasi Bencana dan Pertolongan Korban yang digelar PDI-P di Jakarta International Equestrian Park, Jakarta Timur, Jumat (19/12/2025).

"Alhamdulillah orang itu masih hidup diberi Allah. Ini saya tidak ngomong bohong karena saya ke situ," sambungnya.

Namun, kedatangan Megawati ke lokasi bencana ternyata mendapat sorotan negatif dari para buzzer yang menudingnya hanya mencari nama, bukan murni karena kemanusiaan.

"Nanti ada saja mungkin buzzer bilang, 'Ah Ibu Mega itu sok-sok saja mau cari nama'. Tidak," tegas Megawati. 

Tetap dilihat dari sisi negatif oleh buzzer, Megawati lantas mempertanyakan rasa kemanusiaan mereka di tengah bencana. 

"Kalau ada buzzer yang ngomong gitu, kamu cari buzzer-nya siapa? Bilang sama dia, kamu punya kemanusiaan apa tidak? Peri kemanusiaan kamu itu ke mana? Hanya jelek-jelekkan orang saja untuk mencari duit," tuturnya. 

Kepada para kader PDI-P, Megawati mengingatkan agar tetap bekerja untuk rakyat dengan dilandasi hati yang ikhlas. 

Ia bahkan mempersilakan yang tidak ikhlas untuk mundur daripada hanya bekerja demi pencitraan. 

"Makanya kamu ikhlas, kalau enggak berani, ikhlas, jangan, mundur, mundur," kata Megawati. (*) 

Sumber: Kompas. com

Ketum PDIP Megawati: Korban Bencana Jangan Dikasih Baju Bekas, Dipikir Kita Ini Orang Miskin    
Selasa, Desember 23, 2025

On Selasa, Desember 23, 2025

Ketum PDIP Megawati: Korban Bencana Jangan Dikasih Baju Bekas, Dipikir Kita Ini Orang Miskin
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melepas bantuan PDIP ke lokasi bencana Sumatera pada Jumat (19/12/2025) di Jakarta International Equestrian Park, Jakarta Timur. 

BENTENGSUMBAR.COM - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melepas bantuan PDIP ke lokasi bencana Sumatera pada Jumat (19/12/2025) di Jakarta International Equestrian Park, Jakarta Timur

Dalam arahannya pada ribuan kader Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDI Perjuangan Megawati berpesan kepada masyarakat untuk tidak menyumbangkan baju bekas kepada korban banjir Sumatera.

"Jangan kasih baju bekas. Karena, saya pernah lihat, loh, waktu di daerahnya, saya tidak usah kasih tahu di mana daerahnya, saya tidak usah kasih tahu," ujar Mega.

"Dibilangnya, 'Dipikir kita ini orang miskin. Orang kita kena musibah.' Wah, saya catat di situ saya, 'Jangan kasih baju-baju bekas'," tegas Presiden ke-5 RI itu.

Megawati menyebut korban bencana sesungguhnya menginginkan kaus simpel yang bahannya mudah menyerap keringat.

"Jadi saya (tanya) apa? (Jawabnya) 'kaus'. Ya saya tanya kenapa kamu mau kaus? 'Bu, kaus itu kalau keringetan katanya cepat ini (kering)'. Oh, begitu ya," ungkap dia.

Untuk itu, Megawati meminta khususnya kepada kader PDI-P, untuk menyumbang barang-barang yang dibutuhkan korban bencana.

"Jadi tolong diingat. Ini harus kamu bawa nanti, untuk apa, untuk menanyakan yang diperlukan apa, lalu nanti ngomong ke DPP kita," tuturnya.

Selain baju bekas, Megawati juga menyoroti bantuan makanan yang didominasi mi instan.

Ia mengatakan bahwa pengungsi itu tidak boleh asal dikasih makanan instan kemasan cepat saji. Tapi gizinya harus terpenuhi agar pemulihan fisik mereka bisa lebih maksimal, sehingga dapur umum BAGUNA PDI Perjuangan selama ini memasak nasi, sayur dan ikan bukan makanan cepat saji. (*)