HEADLINE
Tak Bisa Melaut Dua Minggu, 205 Nelayan Pasia Nan Tigo Terima Bantuan dari Gubernur Mahyeldi    
Jumat, Desember 12, 2025

On Jumat, Desember 12, 2025

Tak Bisa Melaut Dua Minggu, 205 Nelayan Pasia Nan Tigo Terima Bantuan dari Gubernur Mahyeldi
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah datang meninjau sekaligus menyerahkan bantuan paket sembako kepada 205 keluarga yang terdampak. 
BENTENGSUMBAR.COM
- Kondisi cuaca ekstrem yang melanda Kota Padang sejak akhir November menyebabkan nelayan di Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, tidak bisa melaut. Selain gelombang tinggi, tumpukan kayu sisa banjir bandang yang memenuhi bibir pantai membuat aktivitas mereka terhenti total.

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah datang meninjau sekaligus menyerahkan bantuan paket sembako kepada 205 keluarga yang terdampak. Bantuan diberikan sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat pesisir yang telah hampir dua minggu kehilangan sumber penghasilan.

“Kami datang membawa sedikit bantuan untuk meringankan beban para nelayan. Semoga ini menjadi penguat bagi bapak-bapak dan keluarga di rumah. InsyaAllah, kita hadapi kesulitan ini bersama,” ujar Gubernur Mahyeldi di Pasia Nan Tigo, Kota Padang. Jumat (12/12/2025).

Menurut Gubernur, kondisi yang dialami para nelayan bukan perkara ringan. Selain tidak bisa melaut, risiko keselamatan meningkat karena bibir pantai dipadati kayu gelondongan yang terbawa banjir. Ia menegaskan pemerintah akan terus hadir membantu masyarakat yang tengah berada dalam situasi sulit akibat terdampak bencana maupun cuaca ekstrem.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumbar, Reti Wafda menjelaskan bahwa terdapat 20 kelompok nelayan dengan total 205 kepala keluarga yang terdampak di daerah tersebut. Kayu-kayu besar yang terbawa arus sungai hingga ke laut menumpuk di sepanjang pantai, menghalangi jalur melaut para nelayan.

“Bibir pantai dipenuhi kayu gelondongan. Jika dipaksakan melaut, risikonya besar untuk keselamatan jiwa dan perahu nelayan,” jelasnya

Sebagai bentuk empati dan dukungan pemulihan, Pemprov Sumbar menyerahkan bantuan logistik kepada seluruh keluarga nelayan terdampak. Setiap paket bantuan berisi beras 5 kg, mie instan, biskuit, minuman kaleng, sarden, susu, susu beruang, serta perlengkapan bayi seperti popok.

Bantuan diserahkan secara simbolis kepada ketua kelompok nelayan sebelum didistribusikan kepada seluruh anggota. Son Efendi, salah seorang nelayan Pasia Nan Tigo mengatakan bantuan tersebut sangat berarti, mengingat mereka sudah hampir dua minggu tidak dapat bekerja. Ia juga menyebut, kondisi laut pascabanjir benar-benar berubah.

“Kayu besar-besar berserakan sampai ke tengah laut. Kalau perahu menabrak, bisa pecah. Kami tak berani melaut,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah dapat mempercepat pembersihan area pantai dan perairan agar aktivitas melaut bisa kembali normal. Jika kondisi ini tak kunjung berubah, diyakininya dapat semakin mempersilit ekonomi para nelayan.

1Dalam kesempatan tersebut, kehadiran Gubernur Mahyeldi turut didampingi Ketua TP PKK Provinsi Sumbar, Ny. Harneli Mahyeldi, serta Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Sumbar, Nolly Eka Mardianto. (Adpsb/cen/bud)

Gubernur Sumbar Instruksikan Seluruh OPD Berperan Aktif Distribusikan Bantuan    
Jumat, Desember 12, 2025

On Jumat, Desember 12, 2025

Gubernur Sumbar Instruksikan Seluruh OPD Berperan Aktif Distribusikan Bantuan
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah menginstruksikan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berpartisi aktif dalam pendistribusian bantuan ke seluruh daerah terdampak.

BENTENGSUMBAR.COM - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah menginstruksikan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berpartisi aktif dalam pendistribusian bantuan ke seluruh daerah terdampak.

Ia menyebut, 17 hari pasca bencana, bantuan semakin banyak masuk dari berbagai pihak. Agar tidak menumpuk dan lebih optimal, maka penyalurannya perlu diperkuat.

"Bantuan tidak boleh menumpuk, setiap yang masuk harus didistribusikan segera. Seluruh OPD harus ikut membantu pendistribusiannya," tegas Gubernur Mahyeldi di Padang, Jum'at (12/12/2025).

Sebelumnya, pendistribusian bantuan hanya dilakukan OPD teknis seperti Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Dengan semakin banyaknya bantuan yang masuk, skema serupa dinilai sudah tidak relevan untuk diterapkan.

"Tidak mungkin semuanya kita bebankan kepada Dinsos dan BPBD, mereka juga punya keterbatasan. Itulah alasan kenapa polanya sekarang kita rubah," ungkap Mahyeldi.

Selain pendistribusian bantuan, Mahyeldi juga menyoroti percepatan validasi data di Posko Terpadu Penanggulangan Darurat Bencana Alam Sumbar. Menurutnya, akurasi dan kelengkapan data, sangat dibutuhkan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi dampak bencana.

"Proses rekapitulasi data terus kita pantau secara berkala. Agar akurasi dan validasinya terjaga,"kata Mahyeldi.

Berdasarkan rekapitulasi sementara, total jumlah korban terdampak bencana hingga Jum'at (12/12), sebanyak 241 orang meninggal dunia, 93 hilang, dan 382 luka-luka. Sedangkan jumlah total masyarakat terdampak sebanyak 296.307 jiwa.

Jumlah rumah rusak ringan sebanyak 5.421 unit, rusak sedang 1.132, dan rusak berat sebanyak 1.539. Selain itu, bencana juga telah berdampak pada 7.227 hektar sawah, 7.284 hektar lahan, dan 1.125 hektar kebun masyarakat. (adpsb/cen/bud)

Ini Kata Ketua Komisi IV DPRD Padang Buya Iskandar Terkait Mulai Berjangkitnya Penyakit ISPA dan Dehidrasi di Pengusian    
Jumat, Desember 12, 2025

On Jumat, Desember 12, 2025

Ini Kata Ketua Komisi IV DPRD Padang Buya Iskandar Terkait Mulai Berjangkitnya Penyakit ISPA dan Dehidrasi di Pengusian
Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang, Buya Iskandar angkat bicara terkait mulai berjangkitnya penyakit ISPA dan dehidrasi yang menimpa pengungsi.
BENTENGSUMBAR.COM
- Sebagai Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang, Buya Iskandar angkat bicara terkait mulai berjangkitnya penyakit ISPA dan dehidrasi yang menimpa pengungsi.

"Tentu ini suatu yang sangat memprihatinkan kita semua," ujarnya melalui keterangan tertulis kepada media ini, Jumat malam, 12 Desember 2025.

Namun demikian, jelasnya, upaya maksimal dari pihak Pemko Padang diharapkan terus dilakukan, baik Dinas Kesehatan maupun pihak PDAM sebagai penyuplay air bersih. 

Dikatakannya, di satu sisi hidup di tempat pengungsian dengan serba keterbatasan sarana kehidupan memang sangat rentan dengan penyakit, apalagi kurang istirahat sehingga tingkat imunitas tubuh menurun yang menyebabkan mudah terserang virus.

"Dalam kondisi seperti ini, kami mengimbau pihak Dinas Kesehatan untuk lebih bekerja keras dengan menurunkan tenaga medis dan obat-obatan yang cukup ke lokasi pengungsian setiap hari," tegasnya.

Tujuannya, untuk memastikan bahwa saudara di pengusian yang terjangkit ISPA dan dehidrasi cepat mendapat pertolongan. 

"Dan dengan kehadiran kawan-kawan  tenaga medis di tengah-tengah mereka tentu akan membuat ketenangan di tengah situasi darurat ini, " katanya.

"Kepada saudara-saudara ku yang terdampak musibah ini semoga tetap kuat dan bersabar bahwa saudara tidak sendirian  dan kami adalah bahagian dari saudaraku semua," katanya.

"Semoga Allah memberikan kita kekuatan lahir batin untuk dapat melalui masa-masa sulit ini bersama sama, aamiin," doanya. (BY)

UHC Day 2025: Pemerintah dan BPJS Kesehatan Perkuat Layanan JKN    
Jumat, Desember 12, 2025

On Jumat, Desember 12, 2025

UHC Day 2025: Pemerintah dan BPJS Kesehatan Perkuat Layanan JKN
Diskusi Publik dengan tema “Memaknai Peringatan Cakupan Kesehatan Semesta: Sehatkan Bangsa melalui Asta Cita” yang digelar pada Jumat (12/12)
BENTENGSUMBAR.COM
- Upaya Pemerintah bersama BPJS Kesehatan memperkuat komitmen nasional pada cakupan kesehatan semesta/Universal Health Coverage (UHC) melalui Diskusi Publik dengan tema “Memaknai Peringatan Cakupan Kesehatan Semesta: Sehatkan Bangsa melalui Asta Cita” yang digelar pada Jumat (12/12). Pada kegiatan ini hadir jajaran menteri, asosiasi profesi, organisasi profesi, serta pemerhati jaminan kesehatan nasional sebagai refleksi bersama atas perjalanan Program JKN yang kini telah menjangkau lebih dari 98 persen penduduk Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pratikno, menyampaikan bahwa Program JKN merupakan ambisi besar negara untuk menghadirkan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata. Ia menyampaikan apresiasi atas capaian JKN yang telah meningkatkan akses layanan kesehatan secara signifikan.

“Kita harus bangga dengan capaian JKN ini, tetapi kita juga harus jujur bahwa tantangannya semakin kompleks, terutama terkait keberlanjutan finansial. Inflasi alat kesehatan serta meningkatnya prevalensi penyakit berbiaya katastropik masih menjadi beban terbesar dalam pembiayaan JKN. Karena itu, pentingnya efisiensi dalam penyelenggaraan JKN tanpa menurunkan kualitas layanan di fasilitas kesehatan," ujar Pratikno di Jakarta, Jumat (12/12).

Pratikno menambahkan, terdapat hal yang menjadi perhatian pemerintah, yaitu penguatan pencegahan penyakit tidak menular dan reformasi JKN. Dirinya menegaskan bahwa upaya 
promotifpreventif harus menjadi gerakan bersama karena penyakit tidak menular terus menjadi beban terbesar pembiayaan JKN. 

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menegaskan bahwa UHC merupakan investasi bangsa yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. Menurutnya, pemerintah memandang kesehatan bukan hanya kebutuhan dasar, tetapi fondasi untuk 
menciptakan negara yang kuat dan sejahtera.

“UHC adalah ikhtiar agar masyarakat dapat hidup sehat, berdaya, dan produktif. Capaian UHC bukan berarti Indonesia bebas tantangan, justru setelah cakupan tercapai, tantangan 
baru muncul pada aspek keaktifan peserta, pemerataan akses di wilayah terpencil, serta peningkatan literasi kesehatan di tingkat keluarga," kata Cak Imin.

Bagi Cak Imin, kehadiran Program JKN telah meringankan beban keuangan jutaan keluarga. Capaian ini tidak boleh mundur, harus dipastikan tidak ada satu pun masyarakat yang tidak 
terlindungi oleh Program JKN.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa definisi UHC menurut World Health Organization (WHO) adalah setiap orang dapat menerima layanan kesehatan berkualitas, kapan dan di mana pun dibutuhkan, tanpa mengalami kesulitan keuangan.

“Kementerian Kesehatan bertanggung jawab dalam penyusunan regulasi dan kebijakan kesehatan, sementara BPJS Kesehatan menjadi pelaksana pembiayaan layanan kuratif atau 
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Adapun Upaya Kesehatan Masyarakat seperti promosi kesehatan dan pencegahan penyakit tetap menjadi mandat pemerintah atau Kementerian 
Kesehatan, "jelas Budi.

Budi menekankan bahwa keseimbangan antara kuratif dan promotif-preventif sangat penting agar beban pembiayaan kesehatan tidak terus meningkat. Menurutnya, apabila hanya mengobati tanpa mencegah, negara akan terus dibebani biaya yang besar. Karena itu, program promotif-preventif seperti Skrining Riwayat Kesehatan dan Cek Kesehatan Gratis harus diperkuat. 

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menyatakan sejalan dengan pernyataan Menko PMK dalam upaya promotif-preventif, BPJS Kesehatan juga telah mempopulerkan 
Gerakan 3-3-5, yakni jalan santai tiga menit, lanjut jalan cepat tiga menit, lalu diulang lima kali sampai total tiga puluh menit. Gerak ini dikembangkan BPJS Kesehatan, terinspirasi latihan interval dari Jepang yang tujuannya membantu masyarakat mengurangi risiko hipertensi dan diabetes.

"BPJS Kesehatan juga telah menghadirkan berbagai inovasi, seperti layanan BPJS Keliling yang menjangkau layanan hingga ke daerah pelosok. Selain itu, BPJS Kesehatan juga memiliki beragam kanal layanan non tatap muka, yakni Aplikasi Mobile JKN, Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA) di nomor 08118165165, serta Care Center 165," ucap Ghufron.

Ghufron juga mengatakan, dengan jumlah peserta JKN yang telah mencapai 284,11 juta atau lebih dari 98 persen penduduk, serta BPJS Kesehatan juga telah bekerja sama dengan rumah sakit bergerak, dan perluasan jejaring layanan untuk memudahkan peserta mengakses 
layanan tanpa hambatan geografis. 

Sementara itu, Mantan Ketua Panitia Khusus UU BPJS, Ahmad Nizar Shihab, menyatakan bahwa hadirnya Program JKN telah membawa perubahan besar dalam ekosistem kesehatan Indonesia dengan melahirkan budaya solidaritas yang lebih kuat. Ia menilai bahwa sistem jaminan kesehatan ini bukan hanya memastikan akses layanan kesehatan, tetapi juga membentuk pola pikir masyarakat bahwa kesehatan adalah tanggung jawab bersama.

“Program JKN ini bukan sekadar penjaminan kesehatan, tetapi sebuah peradaban baru dalam cara kita saling menolong. Budaya gotong royong yang menjadi prinsip Program JKN ikut 
memperkuat struktur sosial, ketika masyarakat memahami bahwa iuran mereka membantu orang lain yang sedang sakit, di situlah nilai gotong royong menemukan bentuk paling nyata,” tutur Nizar. 

Sedangkan Koordinator Advokasi Jaminan Sosial BPJS Watch, Timboel Siregar, menekankan bahwa seluruh kementerian dan lembaga menjalankan Inpres 1 Tahun 2022 dan keberhasilan 
UHC tidak dapat dipisahkan dari prinsip pemenuhan hak dasar manusia. Baginya, kesehatan adalah hak esensial yang wajib dijamin oleh negara, sehingga seluruh kebijakan, regulasi, dan implementasi harus memastikan perlindungan menyeluruh kepada masyarakat, termasuk 
kelompok rentan.

Pakar Ekonomi Kesehatan, Hasbullah Thabrany, juga menegaskan bahwa UHC merupakan amanat konstitusi yang tidak dapat ditawar. Ia menjelaskan, sesuai Pasal 34 UUD 1945 secara jelas menegaskan kewajiban negara untuk menjamin hak kesehatan setiap warga negara, sehingga UHC bukan sekadar capaian sebuah negara, tetapi kewajiban negara untuk memastikan seluruh rakyat mendapatkan akses kesehatan yang layak, berkualitas, dan 
berkeadilan. (HM)

Pusaka yang Terpisah: Kisah Gamelan Gong I Gusti Ngurah Panji Sakti dan Perang Saudara Buleleng Abad ke-18    
Jumat, Desember 12, 2025

On Jumat, Desember 12, 2025

Pusaka yang Terpisah: Kisah Gamelan Gong I Gusti Ngurah Panji Sakti dan Perang Saudara Buleleng Abad ke-18
Kisah ini adalah catatan kelam tentang darah, pengkhianatan, dan pusaka yang terpecah, sebagaimana dituturkan langsung oleh salah satu keturunan yang terlibat, I Gusti Putu Jilantik, dan termuat dalam penelitian De toonkunst van Bali (1924-1925).

OLEH: I Gusti Putu Jilantik

Pengantar (Pusaka yang Terpisah)

Kisah ini adalah catatan kelam tentang darah, pengkhianatan, dan pusaka yang terpecah, sebagaimana dituturkan langsung oleh salah satu keturunan yang terlibat, I Gusti Putu Jilantik, dan termuat dalam penelitian De toonkunst van Bali (1924-1925). Berlatar belakang intrik politik Bali Utara pada abad ke-18, narasi ini mengurai nasib Gamelan Gong legendaris milik pendiri Buleleng, I Gusti Ngurah Panji Sakti, yang setiap bagiannya memiliki nama dan makna magis tersendiri: dari "Tundung Musuh" hingga "Bentar Kedaton" (Istana Terbelah).

Tragedi bermula dari perseteruan pribadi antara dua pewaris utama, I Gusti Ngurah Gede Panji dan I Gusti Ngurah Jilantik, yang berujung pada perang saudara di desa Beratan. Kekalahan dan intervensi kekuatan luar Karangasem tidak hanya meruntuhkan tahta utama Buleleng, tetapi juga menjadikan Gamelan Gong tersebut harta rampasan perang. Dari sinilah, pusaka yang semula menyatu sebagai simbol kedaulatan, tersebar menjadi fragmen-fragmen yang mengikuti takdir politik dan militer berbagai kerajaan di Lombok dan Bali, bahkan menjadi korban pengkhianatan, pertempuran melawan Kompeni Belanda, dan pembuangan ke dasar laut.

Inilah sebuah kisah yang bukan sekadar tentang musik, melainkan tentang bagaimana benda mati menjadi saksi bisu ambisi, janji yang dilanggar, hingga dendam leluhur yang tak kunjung padam.

** Gamelan Gong Sang Pendiri

Menurut penuturan lisan, I Gusti Ngurah Panji Sakti, raja pertama Buleleng, pernah memiliki satu set gamelan Gong yang terdiri dari bagian-bagian berikut:

a) Satu Trompong Pengarep dan Babarangan-nya, dinamai "Juruh Selukad", yang berarti Sungai Madu;
b) Sepasang gong besar, dinamai "Bentar Kedaton", yang berarti Istana Terbelah;
c) Satu bendé, dinamai "Gagak Ora", yang berarti Nyaring seperti Pekikan rombongan burung Gagak;
d) Satu kenuk, dinamai "Tundung Musuh", yang berarti Mengusir Musuh;
e) Banyak cengceng, dinamai "Glagah Ketunon", yang berarti: (Memberi bunyi seolah) Ladang Glagah yang Terbakar;
f) Sepasang kendang, dinamai "Geleb Kesanga", yang berarti: (Memberi bunyi sekuat) Guntur di Bulan Kesanga.

** Perpecahan Istana dan Pengaruh Karangasem

Menurut kronik silsilah keluarga I Gusti Ngurah Panji Sakti, keturunan ketiga, I Gusti Ngurah Gede Panji dari Puri Sukasada, memulai perang melawan adik tirinya, anak dari ibu yang berbeda, bernama I Gusti Ngurah Jilantik dari Puri Buleleng (Singaraja), karena keduanya saling membenci.

Akibat fitnah timbal balik dari para pengikut mereka, I Gusti Ngurah Gede Panji gugur dalam pertempuran di desa Beratan (Paberatan berarti medan perang). Ini terjadi karena lawannya, I Gusti Ngurah Jilantik, mendapatkan bantuan dari Raja Karangasem. Akibatnya, Raja Karangasem memiliki pengaruh atas urusan pemerintahan Buleleng. Hal ini terjadi sebagai konsekuensi dari janji yang dibuat oleh I Gusti Ngurah Jilantik sebagai imbalan atas bantuan yang disepakati; Raja Karangasem selanjutnya akan menjadi rekan penguasa Buleleng.

Raja Karangasem kemudian menempatkan salah satu kerabatnya, bernama I Gusti Nyoman Karangasem, sebagai raja kedua di Buleleng, mendampingi I Gusti Ngurah Jilantik yang merupakan raja yang sebenarnya.

Ketika I Gusti Ngurah Jilantik meninggal dunia, I Gusti Nyoman Karangasem melanggar janjinya. Ia tidak memberikan bagian dalam kekuasaan tertinggi kepada putra I Gusti Ngurah Jilantik, yang bernama I Gusti Made Panji Muna, sebagai penerus ayahnya. Sebaliknya, ia hanya memberinya gelar dan martabat sebagai Patih (Perdana Menteri) dan menunjuk Puri Bangkang sebagai tempat tinggalnya, sementara ia sendiri menjadi penguasa tunggal atas Buleleng. Semua harta benda dari Puri besar (yaitu Puri Buleleng) kini menjadi miliknya. Di antara harta ini, termasuk pula gamelan Gong yang disebutkan di atas.

** Terpisahnya Pusaka

Lantas, apa alasan instrumen-instrumen yang menyusun gamelan pusaka tersebut tidak utuh dan terpisah-pisah seiring berjalannya waktu ?

Trompong pengarep dan babarangan-nya "Juruh Setukad", bendé "Gagak Ora", kenuk "Tundung Musuh", dan cengceng "Glagah Ketunon", semuanya berakhir di puri [Raja] Mengwi. Sementara itu, gong "Bentar Kedaton" berada di puri Raja Selaparang [Lombok]. Adapun kendang "Geleb Kesanga" telah hilang.

Ketika Raja Mengwi kalah dalam perang melawan Raja Badung (pada tahun 1891), trompong, babarangan, bendé, dan cengceng disita sebagai rampasan perang dan dibawa ke Badung. Ketika Badung kemudian menyerah kepada Kompeni Belanda (pada tahun 1906), upaya dilakukan untuk menemukan kembali instrumen-instrumen ini, tetapi tidak ada yang menunjukkannya—entah karena keengganan, atau memang mereka tidak tahu di mana benda-benda itu berada. Namun, di Puri Pamecutan [yang sangat dekat, dan rajanya juga berperang melawan Mengwi dan gugur bersama raja Badung melawan Kompeni] ditemukan sebuah Gong yang tidak diketahui asal-usulnya.

Kenuk "Tundung Musuh" pada saat itu tidak dapat dijadikan rampasan perang oleh pihak Badung karena benda tersebut dibawa kabur oleh keluarga kerajaan Mengwi saat melarikan diri. Menurut laporan, kenuk itu kini berada di Abiansemal di [bekas wilayah] Mengwi, di tangan I Gusti Gede Agung, putra tertua dari Raja Mengwi yang gugur dalam perang saat itu.

Mengenai gong-gong yang berada di Puri Selaparang di Lombok: ketika Keresidenan Selaparang diancam oleh Kompeni pada tahun 1894, atas perintah penguasa, gong-gong ini dibuang ke laut, bersamaan dengan jenazah I Gusti Made Karangasem, yang dihukum keris atas perintah ayahnya [Raja Selaparang] karena hubungan inses dengan seorang keponakan.

** Akhir dari Perselisihan

Beberapa keturunan I Gusti Ngurah Gede Panji, Raja Sukasada yang gugur di desa Beratan, di kemudian hari menetap di Puri Anyar Sukasada (Sukasada Baru), yang puri tersebut masih ada hingga kini. Sementara itu, keturunan I Gusti Ngurah Jilantik, yang memenangkan perang, menetap di puri-puri Kanginan (wilayah Singaraja), Bangkang, dan Tukadmungga, yang juga masih berdiri.

Meskipun upaya telah dilakukan untuk mempertemukan kedua garis keturunan bersaudara ini, para keturunan mereka masih terus hidup dalam ketidakrukunan. Kemungkinan besar, perselisihan tersebut masih berakar pada pertikaian leluhur mereka.

Epilog (Warisan Ketidakrukunan)

Kisah perjalanan Gamelan Gong pusaka Buleleng berakhir dengan kesimpulan yang menyedihkan dan ironis. Setelah berpindah tangan dari Buleleng ke Mengwi, jatuh ke Badung, dan berujung di Puri Selaparang di Lombok, nasib akhir pusaka ini mencerminkan nasib kerajaan-kerajaan Bali itu sendiri: porak poranda oleh perang saudara dan akhirnya takluk di tangan Kompeni Belanda. Dua Gong utama, "Bentar Kedaton", dibuang ke laut di Lombok atas perintah Raja Selaparang; sepasang Kendang menghilang; sementara fragmen lain diselamatkan oleh keturunan Mengwi di Abiansemal.

Lebih dari sekadar hilangnya harta benda, penuturan I Gusti Putu Jilantik ini meninggalkan warisan yang mendalam: hingga saat penulisan kronik, keturunan dari kedua pihak yang bertikai, I Gusti Ngurah Gede Panji dan I Gusti Ngurah Jilantik, masih hidup dalam ketidakrukunan. Hal ini menunjukkan bahwa pertikaian leluhur dua abad yang lalu telah mengakar dan menentukan hubungan sosial generasi selanjutnya.

Gamelan Gong Buleleng mungkin terpisah dan hilang, tetapi warisan pahit yang ditinggalkannya, sebuah perpecahan yang melampaui musik dan istana, terus bergema sebagai pengingat akan harga mahal dari ambisi dan perebutan kekuasaan di masa lalu.


(Ditulis oleh) **I Gusti Putu Jilantik.**

[Siapa pun yang mengenal Singaraja tahu betapa berpengaruhnya kedudukan I Gusti Putu Jilantik di sana. Karena ia adalah anggota Dewan Kerta (Dewan Kehakiman), penduduk setempat memanggilnya, tanpa embel-embel lain, Gusti "Lid" (Gusti "Anggota"). Ia adalah seorang yang sangat memahami tradisi Bali dan memiliki koleksi lontar yang banyak]

---
Source: 
- Titel: De toonkunst van Bali
- Auteur: Kunst, Jaap Kunst-van Wely, C. J. A.
- Jaar van uitgave: 1924-1925
Penyunting/penulis: Marjafri - Jurnalis, pendiri dan ketua komunitas anak nagari Sawahlunto.

Sekda Kota Sawahlunto Lepas Kafilah MTQ Nasional ke-XLI Sumbar    
Jumat, Desember 12, 2025

On Jumat, Desember 12, 2025

Sekda Kota Sawahlunto Lepas Kafilah MTQ Nasional ke-XLI Sumbar
Mewakili  Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra, Sekretaris Daerah Rovanly Abdams melepas secara resmi keberangkatan kafilah MTQ Kota Sawahlunto ke Kota Bukittinggi untuk mengikuti MTQ Nasional ke-XLI Tingkat Provinsi Sumatera Barat.
BENTENGSUMBAR.COM
- Mewakili  Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra, Sekretaris Daerah Rovanly Abdams melepas secara resmi keberangkatan kafilah MTQ Kota Sawahlunto ke Kota Bukittinggi untuk mengikuti MTQ Nasional ke-XLI Tingkat Provinsi Sumatera Barat.

Kafilah Kota Sawahlunto berjumlah 21 orang yang akan turun pada 7 cabang dengan 12 golongan.

"Ini sebagai representasi generasi muda dalam ajang yang menjadi tolok ukur pembinaan keagamaan daerah," katanya.

Sekda Rovanly menegaskan bahwa MTQ bukan sekadar kompetisi.

Melainkan media promosi sekaligus evaluasi perkembangan kegiatan keagamaan yang selama ini dibina oleh pemerintah daerah bersama sekolah, rumah tahfiz, dan lembaga keagamaan Sawahlunto.

Ia meminta para pendamping dan pelatih memastikan kondisi para peserta tetap prima mengingat cuaca ekstrem.

Sehingga mereka dapat tampil maksimal membawa nama baik Sawahlunto.

Sesampainya di Bukittinggi, rombongan kafilah akan disambut langsung oleh Wali Kota Riyanda Putra untuk memberikan dorongan semangat.

"Ini sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap penguatan generasi muda yang religius, berkarakter, dan berprestasi," ujarnya. 

Pewarta: marjafri

Pertamina Patra Niaga Perkuat Distribusi Energi di Sumatra, BP BUMN: Negara Hadir di Tengah Krisis    
Jumat, Desember 12, 2025

On Jumat, Desember 12, 2025

Pertamina Patra Niaga Perkuat Distribusi Energi di Sumatra, BP BUMN: Negara Hadir di Tengah Krisis
Pertamina Patra Niaga mengerahkan langkah cepat untuk menjaga ketersediaan energi di wilayah Sumatra yang tengah dilanda banjir dan tanah longsor. 
BENTENGSUMBAR.COM
- Pertamina Patra Niaga mengerahkan langkah cepat untuk menjaga ketersediaan energi di wilayah Sumatra yang tengah dilanda banjir dan tanah longsor. 

Upaya ini berlangsung melalui jalur darat, laut, hingga udara, guna memastikan distribusi BBM, LPG, dan avtur tidak terputus meskipun akses darat di sejumlah titik terisolasi.

Kepala BP BUMN, Dony Oskaria, menegaskan bahwa mobilisasi energi dilakukan secara terpadu di bawah koordinasi BP BUMN. 

“BUMN harus menjadi garda terdepan dalam situasi darurat. Pertamina Patra Niaga kami pastikan bergerak cepat agar layanan publik esensial, terutama energi, tetap berjalan. Ini bentuk nyata negara hadir bagi rakyat,” kata Dony yang juga COO Danantara itu.

Dony merinci, dukungan lintas BUMN dilakukan melalui pengerahan 66 awak mobil tangki (AMT) lintas pulau, 36 mobil tangki BBM tambahan, serta 30 unit skid tank LPG.

Selain itu, pengiriman energi juga dilakukan via kapal untuk wilayah yang tidak lagi dapat ditembus jalur darat, serta pengangkutan BBM dan avtur menggunakan pesawat Hercules dan pesawat perintis.
Dony menjamin pasokan energi ke Aceh stabil, karena Pertamina Patra Niaga mengirimkan pasokan energi melalui laut, terdiri dari 9 unit skid tank LPGdan 4 mobil tangki BBM. 

Pengiriman ini memastikan masyarakat tetap memperoleh LPG dan BBM meskipun jalur darat terhalang longsor.

Selain jalur laut, Pertamina juga bekerja sama dengan TNI AU untuk pengiriman BBM dan avtur melalui udara ke Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Sibolga. 

Upaya ini menjadi solusi strategis agar sektor transportasi darat, udara, dan pelayanan publik tetap beroperasi.

Dony Oskaria mengatakan, bahwa percepatan distribusi energi tersebut selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya kehadiran negara dalam layanan dasar, terlebih di masa darurat.

“Energi tidak boleh berhenti. Stabilitas energi adalah fondasi pemulihan masyarakat dan pulihnya aktivitas ekonomi,” ujar Dony.

Terakhir Dony mengatakan, Pertamina Patra Niaga juga membuka kanal darurat untuk instansi di nomor 0822-7692-9620, serta menyediakan layanan masyarakat melalui Pertamina Contact Center 135 sebagai sarana informasi dan pelaporan kebutuhan energi di lapangan.

Dengan dukungan BP BUMN dan koordinasi lintas perusahaan negara, Pertamina Patra Niaga memastikan distribusi energi tetap terjaga.

“Energi pulih, masyarakat bangkit,” tutup Dony.(*)