HEADLINE
Mahyeldi - Irman Sepakat Desak Status Bencana Nasional untuk Banjir dan Longsor Sumbar    
Sabtu, Desember 06, 2025

On Sabtu, Desember 06, 2025

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansyarullah menyatakan sepakat dan mendukung langkah Senator senior DPD RI Irman Gusman
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansyarullah menyatakan sepakat dan mendukung langkah Senator senior DPD RI Irman Gusman. 
BENTENGSUMBAR.COM
- Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansyarullah menyatakan sepakat dan mendukung langkah Senator senior DPD RI Irman Gusman untuk mendesak pemerintah pusat agar banjir, banjir bandang, dan tanah longsor yang melanda Sumatera Barat akhir November lalu segera ditetapkan sebagai bencana nasional.

“Saya setuju dengan langkah Pak Irman ini. Situasi di Sumbar memang tak semudah yang kita lihat, perlu penanganan serius dan terukur, lebih-lebih pada tahap recovery yang membutuhkan dana besar dan waktu panjang. Penanganannya harus terukur, dan itu hanya bisa dilakukan jika statusnya menjadi bencana nasional seperti yang disuarakan Pak Irman. Betul itu,” tegas Mahyeldi saat menerima Ketua DPD RI dua periode itu di Istana Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Sabtu (6/12/2025) siang.

Pertemuan sekitar 30 menit itu berlangsung dalam suasana serius. Mahyeldi mengaku terus mengikuti pernyataan dan langkah politik Irman Gusman sejak awal bencana terjadi. Menurutnya, inisiatif Irman sebagai senator yang memahami medan dan kompleksitas Sumbar adalah langkah yang tepat, cepat, dan harus dikawal bersama.

“Kerusakan infrastruktur vital, korban jiwa yang terus bertambah, wilayah yang terisolasi, serta lumpuhnya aktivitas masyarakat adalah alarm penting. Ini bukan bencana biasa. Sumbar sangat membutuhkan dukungan serius,” ujar Mahyeldi.

Ia menambahkan, skala bencana kali ini telah melumpuhkan berbagai kawasan di daerah ini. Banyak kampung hilang, banyak nyawa melayang, dan ratusan rumah rusak atau hanyut bersama lahannya. “Jika tidak segera dimobilisasi dengan kekuatan nasional, maka pemulihan akan memakan waktu sangat lama,” tegasnya.

Mahyeldi juga menyoroti kerusakan parah pada infrastruktur utama seperti Jalan Lembah Anai. Ia sepakat dengan Irman, bahwa solusinya tidak cukup dengan membangun ulang seperti semula, melainkan diperlukan jembatan layang permanen layaknya jalan tol. “Ini urat nadi utama ekonomi serta penghubung wilayah pantai dengan darek. Penyelesaiannya butuh dana triliunan rupiah,” ujarnya.

“Jalan ini baru tahun lalu selesai diperbaiki pasca banjir lahar dingin Gunung Marapi, namun kini hancur lagi dihantam galodo. Kalau diperbaiki di tempat semula, itu hanya solusi sementara,” tambah Mahyeldi.

Menurutnya, recovery pascabencana bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga pemulihan rumah warga, sawah, ladang, serta kondisi psikologis dan ekonomi masyarakat. “Itu jelas membutuhkan anggaran besar dan waktu panjang,” katanya.

Mahyeldi juga menyampaikan terima kasih atas perhatian serius Irman Gusman, juga pihak lainnya yang telah membantu. “Pak Irman juga banyak membantu ketika kita menghadapi bencana gempa besar tahun 2009,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Irman Gusman memaparkan langkah-langkah strategis yang tengah ia lakukan agar bencana di Sumbar, Sumatera Utara, dan Aceh ditetapkan sebagai bencana nasional. “Ini bencana lintas provinsi dan perlu penanganan satu komando dan dana puluhan triliun. Sebagai wakil daerah di pusat, saya sudah berteriak mengusulkan penetapan bencana nasional. Masyarakat dan pemerintah daerah tentu harus mendukung. Kita pahamlah kondisi fiskal daerah. Karena itu Pemda dan pemerintah tak perlu gengsi menetapkan peristiwa ini sebagai bencana nasional,” kata Irman.

Keduanya juga sepakat dengan estimasi nilai kerugian dan kebutuhan recovery yang dikemukakan sejumlah pengamat yang mencapai lebih dari Rp68 triliun untuk ketiga provinsi. “Untuk Sumbar saja, tidak mungkin diatasi hanya dengan Rp4 triliun saja,” kata Irman, yang diamini Mahyeldi.

Didukung LKAAM Sumbar


Sebelumnya, di tempat terpisah, Ketua LKAAM Sumatera Barat Prof. Fauzi Bahar juga menyatakan dukungan terhadap upaya Irman Gusman memperjuangkan status bencana nasional. 

Dukungan itu disampaikannya saat mendampingi Irman meninjau lokasi bencana di Ikur Koto, Koto Tangah, Kota Padang. 

“Kita punya pengalaman pahit pada gempa 2009 yang menghancurkan Kota Padang dan Padang Pariaman. Banjir dan galodo sekarang juga tak kalah dahsyatnya. Ia merusak kawasan padat penduduk dan bahkan merenggut serta menimbun satu kampung di Kabupaten Agam. Saya sangat sedih melihat kondisi di Palembayan itu,” ujar Fauzi sembari menegaskan bahwa perjuangan Irman Gusman perlu mendapat dukungan semua elemen di daerah ini. 

Walikota Padang dua periode itu menegaskan, apa yang diperjuangkan Irman Gusman memang upaya yang sangat strategis. Jika hanya diatasi dengan gerakan seperti sekarang, paling hanya merupakan gerakan penanganan sampai tiga bulan ke depan. Setelah itu, orang akan melupakan pemulihan bencana Sumatera Barat, Sumut dan Aceh. Padahal, pemulihan itu butuh waktu lama. “Itu kalau keadaan normal saja ke depannya. Bukan mendoakan, tapi bayangkan jiga esok terjadi peristiwa serupa di provinsi lain, pasti yang disini akan ditinggal,” ujar Fauzi sembari mengingatkan, jangan dikira penangan bencana NTB dan Cianjur sudah selesai. "Belum, belum selesai itu," tegasnya.  (*)

Warga Bersatu Bantu Korban Banjir Kota Padang    
Sabtu, Desember 06, 2025

On Sabtu, Desember 06, 2025

Warga Bersatu Bantu Korban Banjir Kota Padang
Bantuan yang disalurkan meliputi 52 dus air minum kemasan, sembako, dan pakaian layak pakai. 
BENTENGSUMBAR.COM-
Warga Padang menunjukkan kepedulian yang luar biasa terhadap korban banjir bandang dan longsor yang terjadi di daerah tersebut.

Seperti yang ditunjukkan keluarga besar Masjid Raya, TPQ/TQA, dan Wali Murid Jabal Rahmah Semen Padang yang menyalurkan bantuan kepada bencana terdampak.

Bantuan yang disalurkan meliputi 52 dus air minum kemasan, sembako, dan pakaian layak pakai. Bantuan ini diserahkan langsung ke posko utama penanganan bencana untuk didistribusikan kepada warga yang membutuhkan.

Kepala TPQ/TQA Jabal Rahmah Semen Padang, Riko Pebrianto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata solidaritas dan kepedulian terhadap masyarakat yang sedang mengalami musibah.

"Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban para korban dan menjadi motivasi bagi pihak lain untuk ikut berpartisipasi dalam pemulihan pascabencana," ujarnya.

Aksi kepedulian ini membuktikan bahwa sinergi antara masjid, lembaga pendidikan Al-Qur'an, dan wali murid mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama saat bencana terjadi. 

Banjir bandang dan longsor yang melanda Kota Padang beberapa hari lalu telah menyebabkan banyak kerugian dan kesulitan bagi warga. Namun, dengan kepedulian dan solidaritas dari berbagai pihak, diharapkan proses pemulihan dapat berjalan lancar dan warga dapat kembali menjalani kehidupan normal.

"Kami berharap agar warga Padang dapat segera pulih dari bencana ini dan dapat kembali menjalani kehidupan yang normal," harapnya. 

Dengan kepedulian dan solidaritas yang terus berlanjut, diharapkan proses pemulihan dapat berjalan lancar dan warga dapat kembali menjalani kehidupan normal dan Kota Padang dapat segera bangkit dari bencana ini. (Taufik)

Sembilan Pasar di Padang Aman dari Banjir Bandang    
Sabtu, Desember 06, 2025

On Sabtu, Desember 06, 2025

Sembilan Pasar di Padang Aman dari Banjir Bandang
Beruntung, pasar milik pemerintah tidak ikut terdampak. (Foto Istimewa). 
BENTENGSUMBAR.COM
- Banjir bandang yang menerjang Kota Padang pada pekan lalu telah meluluhlantakkan sejumlah kecamatan. 

Beruntung, pasar milik pemerintah tidak ikut terdampak. 

"Iya, seembilan pasar tidak satu pun yang terkena banjir," ucap Kepala Bidang Pengendalian Barang Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kota Padang, Edrian Edward, kepada Diskominfo, Sabtu (6/12/2025).

Kesembilan pasar itu yakni, Pasar Raya, Pasar Alai, Pasar Nanggalo, Pasar Ulak Karang, Pasar Tanah Kongsi, Pasar Sawahan, Pasar Belimbing, Pasar Bandar Buek, serta Pasar Lubuk Buaya. 

Sembilan pasar itu merupakan urat nadi perekonomian. 

"Di kesembilan pasar hanya ditemui genangan ketika itu. Tidak ada yang terendam banjir," ucap Edrian Edward.

Sisi lain, Edward menjelaskan bahwa pihaknya berencana untuk menggelar Pasar Murah.

Pasar Murah bertujuan untuk mengendalikan harga bahan pokok yang saat ini mengalami kenaikan. 

Apalagi sebentar lagi akan menghadapi natal dan tahun baru. (Charlie)

180 Siswa Kehilangan Baju Seragam Saat Bencana, Trauma Healing Diberikan    
Sabtu, Desember 06, 2025

On Sabtu, Desember 06, 2025

180 Siswa Kehilangan Baju Seragam Saat Bencana, Trauma Healing Diberikan
Traumatik terhadap banjir harus dihilangkan lewat trauma healing yang diberikan.
BENTENGSUMBAR.COM
- Ratusan siswa SDN 07 Gurun Laweh kehilangan pakaian seragam sekolah ketika bencana banjir bandang lalu. Traumatik terhadap banjir harus dihilangkan lewat trauma healing yang diberikan.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Nurfitri saat dihubungi menjelaskan bahwa 180 siswa di daerah terdampak bencana itu ke sekolah hanya menggunakan pakaian bebas. Mereka telah diberi dukungan pemulihan psikososial.

"Hampir 80 persen dari total peserta didik di wilayah itu belum memiliki seragam sekolah karena perlengkapan mereka hilang saat bencana, kita juga sudah memberikan Trauma Healing," terangnya, Sabtu (6/12/2025). 

UPTD Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusif (LDPI) mengembalikan keseimbangan emosi siswa didik di sekolah itu. Kemudian mengurangi kecemasan, mengembalikan rasa aman, serta memulihkan kembali semangat belajar peserta didik. 

"Kita mencoba memulihkan fungsi anak agar dapat beraktifitas normal kembali berupa menularkan kebahagiaan," terang Nurfitri.

Tim LDPI memberikan permainan yang menciptakan suasana positif, inklusif, dan ramah anak, sehingga setiap peserta didik dapat mengekspresikan perasaan kebahagiaan yang dipandu secara aman dan suportif.

Permainan yang diberikan yakni menggambar, yang bertujuan melihat psikologis anak. Kemudian permainan tepuk tangan saat bola melambung guna mengembalikan fokus, hingga permainan ular naga untuk mengeluarkan ekspresi bahagia dan membakar kembali semangat peserta didik.

"Menambah semangat dan keceriaan, anak-anak diberikan bingkisan atau hadiah berupa snack yabg disukai anak seperti susu, wafer, dan makanan ringan lainnya," sebut Sekdis Pendidikan dan Kebudayaan.

Nurfitri berharap Trauma Healing yang diberikan dapat membantu mempercepat proses pemulihan anak-anak serta memperkuat ketahanan psikologis anak untuk kembali beraktivitas di lingkungan sekolah.(Charlie)

Riyanda Putra Buka Secara Resmi “Era Baru Tennis Tournament Sawahlunto Kategori Beginner Only”    
Sabtu, Desember 06, 2025

On Sabtu, Desember 06, 2025

Riyanda Putra Buka Secara Resmi “Era Baru Tennis Tournament Sawahlunto Kategori Beginner Only”
“Era Baru Tennis Tournament Sawahlunto Kategori Beginner Only” yang digelar di Mining Town Tennis Club (MTTC) Sawahlunto.
BENTENGSUMBAR.COM
- Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, bersama Wakil Wali Kota Jeffry Hibatullah, secara resmi membuka “Era Baru Tennis Tournament Sawahlunto Kategori Beginner Only” yang digelar di Mining Town Tennis Club (MTTC) Sawahlunto.

Turnamen ini menjadi momentum penting bagi perkembangan olahraga tenis di Kota Sawahlunto.

Pasalnya, untuk pertama kalinya kompetisi khusus pemula digelar dengan konsep yang lebih inklusif dan ramah bagi para atlet muda maupun masyarakat yang baru menekuni olahraga tenis.

Kegiatan ini berhasil menarik antusiasme yang sangat tinggi, dibuktikan dengan jumlah peserta yang mencapai kurang lebih 144 orang dari berbagai daerah. 

Para peserta akan bertanding dalam suasana kompetitif namun tetap menjunjung sportivitas, sembari mendapatkan pengalaman bertanding yang sangat berharga.

Dalam sambutannya, Wali Kota Riyanda menyampaikan apresiasi kepada MTTC dan seluruh panitia yang telah menghadirkan turnamen dengan konsep segar, modern, dan memotivasi masyarakat untuk lebih aktif berolahraga.

Beliau juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Sawahlunto terus berkomitmen mendukung pengembangan kegiatan olahraga sebagai bagian dari upaya menciptakan masyarakat yang sehat, produktif, dan berdaya saing.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan komunitas olahraga, Era Baru Tennis Tournament Sawahlunto diharapkan menjadi salah satu ikon kegiatan olahraga yang memperkuat citra Sawahlunto sebagai kota yang aktif, sehat, dan penuh semangat kebersamaan.

Pewarta: Marjafri

Wawako Maigus Nasir Mendampingi Kunjungan Wabup Dharmasraya ke Sejumlah Titik Terdampak Banjir Bandang    
Sabtu, Desember 06, 2025

On Sabtu, Desember 06, 2025

Wawako Maigus Nasir
Wawako Maigus Nasir, mendampingi kunjungan Wabup Dharmasraya, Leli Arni, ke sejumlah titik terdampak banjir bandang di Kelurahan TBG Kecamatan Nanggalo. 
BENTENGSUMBAR.COM
- Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, mendampingi kunjungan Wakil Bupati (Wabup) Dharmasraya, Leli Arni, ke sejumlah titik terdampak banjir bandang di Kelurahan Tabing Banda Gadang (TBG), Kecamatan Nanggalo, Sabtu (6/12/2025).

Tabing Banda Gadang merupakan salah satu kawasan terparah dalam bencana hidrometeorogi yang melanda Kota Padang beberapa waktu lalu.

Wabup Leli Arni datang bersama rombongan yang terdiri dari sejumlah pimpinan OPD dan sekitar 50 relawan yang siap terjun langsung membantu proses pembersihan dan pemulihan kawasan terdampak.

Wawako Maigus Nasir menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas solidaritas yang dilihatkan Pemerintah Kabupaten Dharmasraya. Menurutnya, dukungan yang mengalir dari berbagai daerah menjadi energi penting bagi percepatan penanganan pasca bencana.

“Alhamdulillah, kita sangat berterima kasih atas kedatangan Ibu Wabup Dharmasraya dan rombongan. Kunjungan ini menambah semangat bagi kami untuk bangkit pascabencana,” ujar Maigus.

Lebih lanjut, Maigus menyampaikan bahwa Kota Padang saat ini sangat membutuhkan dukungan tenaga dan peralatan untuk percepatan pembersihan material lumpur yang menumpuk di rumah-rumah warga, jalan, dan fasilitas umum lainnya.

“Bantuan personel dari Dharmasraya ini sangat berarti. Karena saat ini kita juga fokus pada percepatan pembersihan material lumpur agar aktivitas warga dapat segera pulih,” tambahnya.

Sementara itu, Leli Arni menyampaikan rasa duka dan keprihatinan atas musibah yang menimpa Kota Padang. Ia menegaskan bahwa kedatangannya merupakan bentuk kepedulian dan instruksi langsung dari Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani, untuk memberikan dukungan nyata bagi Kota Padang.

“Kami datang bersama sekitar 50 personel untuk memberikan bantuan tenaga dalam proses pembersihan material lumpur di rumah warga, jalan umum, dan fasilitas publik lainnya. Semoga kolaborasi ini dapat meringankan beban warga Kota Padang serta mempercepat pemulihan pasca bencana," tukasnya. (*)

Wako Riyanda Putra Buka Iven Wali Kota Cup Binaraga dan Fitness Sawahlunto Heritage 2025    
Sabtu, Desember 06, 2025

On Sabtu, Desember 06, 2025

Wako Riyanda Putra Buka Iven Wali Kota Cup Binaraga dan Fitness Sawahlunto Heritage 2025
Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra didampingi Wakil Wali Kota Jeffry Hibatullah membuka Wali Kota Cup Binaraga & Fitness Sawahlunto Heritage 2025.
BENTENGSUMBAR.COM
- Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra didampingi Wakil Wali Kota Jeffry Hibatullah membuka Wali Kota Cup Binaraga & Fitness Sawahlunto Heritage 2025 di Meer Von Kandi, Sabtu, 06 Desember 2025.

Event sport tourism ini diikuti 75 peserta dari berbagai daerah di Sumatera Barat dengan kategori Super Beginner dan Men’s Beginner sebagai ruang pembinaan dan evaluasi bagi atlet pemula.

Riyanda menyatakan kejuaraan tersebut bukan hanya mendorong prestasi olahraga.

Tetapi juga memperkuat ekonomi lokal melalui meningkatnya aktivitas UMKM kuliner, jasa akomodasi, dan berbagai layanan pendukung lainnya.

Dikatakan Wali Kota Riyanda, sport tourism seperti ini merupakan peluang bagi Sawahlunto untuk memperluas daya tarik kota sekaligus membuka ruang partisipasi masyarakat melalui kegiatan produktif dan sehat.

Wali Kota Cup Binaraga & Fitness Sawahlunto Heritage 2025 juga menjadi momentum kepedulian sosial. 

Pasalnya, panitia membuka penggalangan donasi bagi korban bencana banjir dan longsor di berbagai daerah di Sumatera Barat.

Hasil penggalangan donasi ini akan digabung dengan donasi dari rangkaian event lain yang memeriahkan Hari Jadi Kota (HJK) ke-137.

Dan akan disalurkan secara resmi dan transparan oleh Pemko Sawahlunto kepada daerah dan warga terdampak bencana.

Pewarta: Marjafri

Universitas Paramadina Serukan Penguatan Dukungan Psiko-Sosial bagi Penyintas Bencana Sumatera    
Sabtu, Desember 06, 2025

On Sabtu, Desember 06, 2025

Universitas Paramadina Serukan Penguatan Dukungan Psiko-Sosial bagi Penyintas Bencana Sumatera
Associate Professor dan Psikolog Universitas Paramadina, Muhammad Iqbal, Ph.D.
BENTENGSUMBAR.COM
- Banjir bandang dan tanah longsor kembali melanda tiga provinsi di Sumatera—Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat—menyebabkan kerusakan besar pada rumah, fasilitas publik, serta infrastruktur. 

Ribuan rumah terendam, puluhan desa terisolasi, dan ribuan keluarga harus mengungsi. 

Selain kerugian fisik dan ekonomi, bencana kali ini juga menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan mental masyarakat.

Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa dampak psikologis para penyintas tidak kalah berat dibanding kerusakan fisik yang terjadi.

Banyak warga kehilangan anggota keluarga, harta benda, lahan, dan sumber penghasilan. 

Kondisi tersebut memicu tekanan mental yang mendalam, termasuk reaksi stres akut, kecemasan, gangguan duka berkepanjangan, hingga Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). 

Penelitian internasional menunjukkan bahwa 30–50% penyintas bencana besar mengalami gejala PTSD dalam tiga bulan pertama, sementara anak-anak dan lansia merupakan kelompok paling rentan terhadap dampak jangka panjang.

Associate Professor dan Psikolog Universitas Paramadina, Muhammad Iqbal, Ph.D., yang turut melakukan pengamatan langsung di lokasi bencana, menegaskan bahwa aspek psikologis harus menjadi perhatian utama pemerintah. 

Ia menjelaskan bahwa bencana menciptakan tekanan ekstrem yang melebihi kapasitas coping seseorang.

Ia juga menekankan bahwa trauma bukan sekadar memori menyakitkan, tetapi pengalaman emosional yang melekat dalam tubuh dan dapat muncul kembali melalui berbagai pemicu.

“Trauma bukan sekadar ingatan buruk, tetapi pengalaman emosional yang terekam dalam tubuh,” tegasnya.

Iqbal menambahkan bahwa pemulihan trauma harus dilihat sebagai bagian dari proses sosial yang melibatkan keluarga, komunitas, hingga kebijakan pemerintah. 

Oleh karena itu, dukungan psikososial perlu diberikan secara terstruktur dan komprehensif.

Dalam konteks penanganan pascabencana, pemerintah didorong untuk menguatkan layanan dukungan psikososial yang mampu menjangkau penyintas secara menyeluruh.

Salah satu pendekatan yang paling banyak digunakan secara global adalah Psychological First Aid (PFA), sebuah metode intervensi awal yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, relawan, guru, tokoh agama, hingga aparat lokal. Pendekatan ini mengutamakan tiga prinsip utama: protect, yakni memastikan keselamatan dan mengurangi paparan stres tambahan; connect, yaitu membangun hubungan, empati, serta dukungan sosial; dan empower, yang membantu penyintas mendapatkan kembali kendali dan rasa mampu atas hidupnya.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa PFA dapat menurunkan risiko trauma jangka panjang sekaligus meningkatkan ketahanan komunitas.

Iqbal menjelaskan bahwa dukungan psikososial perlu diterapkan secara berlapis.

Pada tingkat individu, masyarakat membutuhkan layanan seperti skrining stres, konseling sederhana, teknik grounding, manajemen emosi, serta dukungan spiritual untuk memaknai kehilangan. 

Pada tingkat keluarga, aktivitas seperti bercerita bersama, relaksasi, serta edukasi bagi orang tua mengenai respons stres anak sangat diperlukan untuk mengembalikan fungsi keluarga sebagai unit dukungan utama.

Pada tingkat komunitas, penyediaan ruang aman bagi anak dan lansia, kegiatan berbasis budaya lokal, serta kolaborasi puskesmas, sekolah, dan organisasi kemanusiaan dapat memperkuat pemulihan sosial. 

Sementara itu, pada tingkat kebijakan, pemerintah pusat dan daerah perlu mengintegrasikan layanan kesehatan mental ke dalam sistem penanggulangan bencana, memberikan pelatihan PFA untuk relawan dan guru, serta menyiapkan anggaran khusus rehabilitasi psikososial jangka panjang.

Selain pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, selimut, dan tempat tinggal sementara, Iqbal menegaskan bahwa penyintas memerlukan dukungan emosional, sosial, dan informasi yang memadai.

Intervensi tersebut bertujuan membangun resiliensi jangka panjang, agar masyarakat tidak hanya pulih sementara, tetapi benar-benar mampu bangkit dan membangun kembali kehidupan yang lebih kuat setelah bencana.

Dalam pernyataan penutupnya, Iqbal menegaskan pentingnya menjaga martabat serta harapan para penyintas.

“Bencana boleh merusak bangunan, tetapi jangan sampai meruntuhkan harapan dan martabat manusia,” tutupnya. (*) Universitas Paramadina Serukan Penguatan Dukungan Psiko-Sosial bagi Penyintas Bencana Sumatera

BENTENGSUMBAR.COM - Banjir bandang dan tanah longsor kembali melanda tiga provinsi di Sumatera—Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat—menyebabkan kerusakan besar pada rumah, fasilitas publik, serta infrastruktur. 

Ribuan rumah terendam, puluhan desa terisolasi, dan ribuan keluarga harus mengungsi. 

Selain kerugian fisik dan ekonomi, bencana kali ini juga menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan mental masyarakat.

Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa dampak psikologis para penyintas tidak kalah berat dibanding kerusakan fisik yang terjadi.

Banyak warga kehilangan anggota keluarga, harta benda, lahan, dan sumber penghasilan. 

Kondisi tersebut memicu tekanan mental yang mendalam, termasuk reaksi stres akut, kecemasan, gangguan duka berkepanjangan, hingga Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). 

Penelitian internasional menunjukkan bahwa 30–50% penyintas bencana besar mengalami gejala PTSD dalam tiga bulan pertama, sementara anak-anak dan lansia merupakan kelompok paling rentan terhadap dampak jangka panjang.

Associate Professor dan Psikolog Universitas Paramadina, Muhammad Iqbal, Ph.D., yang turut melakukan pengamatan langsung di lokasi bencana, menegaskan bahwa aspek psikologis harus menjadi perhatian utama pemerintah. 

Ia menjelaskan bahwa bencana menciptakan tekanan ekstrem yang melebihi kapasitas coping seseorang.

Ia juga menekankan bahwa trauma bukan sekadar memori menyakitkan, tetapi pengalaman emosional yang melekat dalam tubuh dan dapat muncul kembali melalui berbagai pemicu.

“Trauma bukan sekadar ingatan buruk, tetapi pengalaman emosional yang terekam dalam tubuh,” tegasnya.

Iqbal menambahkan bahwa pemulihan trauma harus dilihat sebagai bagian dari proses sosial yang melibatkan keluarga, komunitas, hingga kebijakan pemerintah. 

Oleh karena itu, dukungan psikososial perlu diberikan secara terstruktur dan komprehensif.

Dalam konteks penanganan pascabencana, pemerintah didorong untuk menguatkan layanan dukungan psikososial yang mampu menjangkau penyintas secara menyeluruh.

Salah satu pendekatan yang paling banyak digunakan secara global adalah Psychological First Aid (PFA), sebuah metode intervensi awal yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, relawan, guru, tokoh agama, hingga aparat lokal. Pendekatan ini mengutamakan tiga prinsip utama: protect, yakni memastikan keselamatan dan mengurangi paparan stres tambahan; connect, yaitu membangun hubungan, empati, serta dukungan sosial; dan empower, yang membantu penyintas mendapatkan kembali kendali dan rasa mampu atas hidupnya.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa PFA dapat menurunkan risiko trauma jangka panjang sekaligus meningkatkan ketahanan komunitas.

Iqbal menjelaskan bahwa dukungan psikososial perlu diterapkan secara berlapis.

Pada tingkat individu, masyarakat membutuhkan layanan seperti skrining stres, konseling sederhana, teknik grounding, manajemen emosi, serta dukungan spiritual untuk memaknai kehilangan. 

Pada tingkat keluarga, aktivitas seperti bercerita bersama, relaksasi, serta edukasi bagi orang tua mengenai respons stres anak sangat diperlukan untuk mengembalikan fungsi keluarga sebagai unit dukungan utama.

Pada tingkat komunitas, penyediaan ruang aman bagi anak dan lansia, kegiatan berbasis budaya lokal, serta kolaborasi puskesmas, sekolah, dan organisasi kemanusiaan dapat memperkuat pemulihan sosial. 

Sementara itu, pada tingkat kebijakan, pemerintah pusat dan daerah perlu mengintegrasikan layanan kesehatan mental ke dalam sistem penanggulangan bencana, memberikan pelatihan PFA untuk relawan dan guru, serta menyiapkan anggaran khusus rehabilitasi psikososial jangka panjang.

Selain pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, selimut, dan tempat tinggal sementara, Iqbal menegaskan bahwa penyintas memerlukan dukungan emosional, sosial, dan informasi yang memadai.

Intervensi tersebut bertujuan membangun resiliensi jangka panjang, agar masyarakat tidak hanya pulih sementara, tetapi benar-benar mampu bangkit dan membangun kembali kehidupan yang lebih kuat setelah bencana.

Dalam pernyataan penutupnya, Iqbal menegaskan pentingnya menjaga martabat serta harapan para penyintas.

“Bencana boleh merusak bangunan, tetapi jangan sampai meruntuhkan harapan dan martabat manusia,” tutupnya. (*)