BentengSumbar.com --- Prostitusi dikalangan pelajar di Kota Padang kian mengkhawatirkan banyak pihak. Salah satunya adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang. Jamasri Tanjung, Anggota Komisi IV DPRD Kota Padang mengakui kalau pihaknya telah mendapat informasi adanya siswi yang terjaring Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang.
"Saya memang telah mendapat informasi tentang itu. Saya sangat prihatin sekali, apatah lagi mereka masih berstatus pelajar. Namun saya tidak bisa menjelaskan pihak Dinas Pendidikan semata, tetapi semua unsur harus ikut bertanggungjawab tentang permasalahan ini," ujarnya ketika dihubungi via telepon selularnya, Jum'at malam (28/2/2014).
Dikatakan Jamasri, peran orang tua dalam mendidik anak-anak mereka lebih dominan ketimbang sekolah. Betapa tidak, anak-anak hanya berada di sekolah sekitar tujuh jam atau lebih, selebihnya mereka berada di rumah dan lingkungan pergaulan mereka.
"Makanya, pengawasan dari orang tua harus diperketat. Jika pengawasan dari orang tua lemah, beginilah akibatnya, Kita tidak bisa menyalahkan anak atau sekolah saja," cakapnya.
Peran ninik mamak juga sangat diperlukan dalam mengawasi anak kemenakannya. Sebab, sesuai dengan fungsi ninik mamak di Minangkabau, kemenakan merupakan tanggujawab ninik mamak, tidak hanya orang tua semata.
"Kita hidup di Minangkabau yang kental adat dan agamanya. Dalam agama memang benar peran orang tua dominan, tetapi di dalam adat kita peran ninik mamak lebih dominan dalam mendidik kemenakan, terutama melakukan pendidikan moral dan akhlak serta membentengi kemenakan dari pergaulan bebas yang menjurus ke arah maksiat atau prostitusi," ujarnya.
Demikian juga peran lingkungan, kata Jamasri lagi, sangat berperan melakukan pengawasan kepada anak. Jika ada anak yang sering pulang malam, maka lingkungan sudah patut mempertanyakannya kepada orang tua anak tersebut. Terutama tokoh masyarakat dan Rukun Tetangga (RT) setempat. (BY)
"Saya memang telah mendapat informasi tentang itu. Saya sangat prihatin sekali, apatah lagi mereka masih berstatus pelajar. Namun saya tidak bisa menjelaskan pihak Dinas Pendidikan semata, tetapi semua unsur harus ikut bertanggungjawab tentang permasalahan ini," ujarnya ketika dihubungi via telepon selularnya, Jum'at malam (28/2/2014).
Dikatakan Jamasri, peran orang tua dalam mendidik anak-anak mereka lebih dominan ketimbang sekolah. Betapa tidak, anak-anak hanya berada di sekolah sekitar tujuh jam atau lebih, selebihnya mereka berada di rumah dan lingkungan pergaulan mereka.
"Makanya, pengawasan dari orang tua harus diperketat. Jika pengawasan dari orang tua lemah, beginilah akibatnya, Kita tidak bisa menyalahkan anak atau sekolah saja," cakapnya.
Peran ninik mamak juga sangat diperlukan dalam mengawasi anak kemenakannya. Sebab, sesuai dengan fungsi ninik mamak di Minangkabau, kemenakan merupakan tanggujawab ninik mamak, tidak hanya orang tua semata.
"Kita hidup di Minangkabau yang kental adat dan agamanya. Dalam agama memang benar peran orang tua dominan, tetapi di dalam adat kita peran ninik mamak lebih dominan dalam mendidik kemenakan, terutama melakukan pendidikan moral dan akhlak serta membentengi kemenakan dari pergaulan bebas yang menjurus ke arah maksiat atau prostitusi," ujarnya.
Demikian juga peran lingkungan, kata Jamasri lagi, sangat berperan melakukan pengawasan kepada anak. Jika ada anak yang sering pulang malam, maka lingkungan sudah patut mempertanyakannya kepada orang tua anak tersebut. Terutama tokoh masyarakat dan Rukun Tetangga (RT) setempat. (BY)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
