![]() |
Pembuat Lambang Negara Burung Garuda dalah Sultan Syarif Abdul Hamid Alkadrie yang dikenal sebagai Sultan Abdul Hamid II dari Kesultanan Pontianak. |
TULISAN ini terinspirasi dari postingan Mas Alberto Mahaluby Miscionerry, yang sehari-hari merupakan anggota Polri, di akun jejaring sosial facebook. Tulisan yang cukup menohok sebagian kalangan yang memiliki keinginan kuat untuk mendirikan negara berdasarkan keyakinan (teokrasi) tertentu di Indonesia.
Bagi mereka, ideologi Pancasila sebagai pedoman hidup bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah ideologi bathil, sehingga mereka memberikan stigma Indonesia yang berideologi Pancasila sebagai negara thogut. Negara yang melanggar hukum Tuhan dan ideologinya tak selaras dengan kitab suci.
Pancasila merupakan kaidah dasar dalam bernegara yang dibangun dan dibuat oleh bapak bangsa ini berdasarkan warisan luhur bangsa Indonesia. Sebab, sebagai negara yang terdiri dari beragam suku, etnis, dan agama, tak mungkin Indonesia yang dicita-citakan dibangun atas dasar keyakinan tertentu.
Semua agama, suku, dan etnis dengan keragaman budayanya berhak hidup di negara Pancasila ini. Dan itu dijamin oleh UUD 45 sebagai staatfundamentalnorm bangsa ini. Negara ini menjamin kebebasan ummat beragama untuk melaksanakan keyakinannya masing-masing tanpa ada rasa takut dan ancaman dari pihak lain.
Agama-agama yang diakui dan dijamin kebebasannya dalam melaksanakan aktivitas beribadah bagi ummatnya adalah agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha. Pada saat Gusdur menjadi Presiden RI, ditambahkan satu keyakinan lagi, yaitu Kong Hucu.
Itulah Indonesia yang dicita-citakan bapak bangsa, sebuah negara yang mengakui keberagaman yang dibalut dengan pedoman bernegara ideologi Pancasila. Indonesia diyakini akan jaya jika dalam kehidupan bernegara tetap berpegang kepada Pancasila.
Pancasila merupakan saripati dari ajaran agama dan nilai luhur budaya bangsa Indonesia. Kelima butir dalam Pancasila sudah selaras dengan ajaran agama dan budaya bangsa ini.
Mas Alberto pada statusnya itu memberikan penjelasan yang bermakna dengan menyandingkan butir-butir Pancasila dan nilai-nilai ajaran Islam. Mari kita simak penjelasan beliau:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Dengan landasan pada butir pertama, Indonesia berasaskan pada keyakinan terhadap unsur Ketuhanan dan dalilnya-pun termaktub dalam kitab suci umat mayoritas di Indonesia.
إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۗ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus". (QS. Ali Imran 51)
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Perspektif sisi kemanusiaan, mengimplimintasikan hubungan manusia dengan sesama manusia agar bersikap adil dan menjadi manusia yang manusiawi.
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al Mumtahanah 8)
3. Persatuan Indonesia
Statement hakiki sekali, di mana Indonesia tercipta berbagai budaya suku dan keanekaragaman lireratur daerah serta persatuannya untuk saling kenal-mengenal.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat 13)
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Seingat saya ketika duduk di bangku SMP dulu dalam pemahaman demokrasi di Indonesia adalah berlandaskan pada Musyawarah Mufakat dengan sistem pemerintahan dari rakyat oleh (perwakilan) rakyat dan untuk kepentingan rakyat.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran 159)
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. As-Syura 38)
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Bersikap adil terhadap seluruh makhluk, terutama dalam kehidupan bermasyarakat-berbangsa-bernegara dalam sisi dan tatanan hukum yang berlaku di Indonesia.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Annisa 58)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Maidah 8)
Penjelasan yang gamblang dan sangat mudah dipahami dari seorang Mas Alberto. Semoga beliau selalu dilimpahi rahmat oleh Allah SWT. Wallahu'alambishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua Markas Daerah Laskar Merah Putih Provinsi Sumatera Barat
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »