![]() |
Amasrul, SH |
BentengSumbar.com --- Pemko Padang dipaksa 'ngebut' untuk pembebasan lahan pembangunan Bandar Lurus Maransi. Pasalnya, Dari 132.000 m² lahan tersebut, baru 33.876 m² yang berhasil dibebaskan. Padahal tenggat pembebasan tersebut tinggal tiga bulan ke depan saja.
"Meskipun kita menghadapi banyak hambatan dalam pembebasan tanah, namun dalam tenggat waktu tiga bulan ini sudah harus diselesaikan," kata Kepala Bagian Pertanahan Setda Kota Padang Amasrul di ruang kerjanya, Rabu (18/6).
Dikatakan Amasrul, masih terdapat sekitar 150 persil tanah yang harus dibebaskan, namun belum diketahui pemilik atau pemegang haknya. Selain itu, terdapat pula tanah yang sedang berperkara sehingga harus menunggu hasil proses dari pengadilan.
Amasrul menghimbau masyarakat yang merasa memegang hak atas tanah tersebut agar segera melapor ke Bagian Pertanahan Setda Kota Padang, dengan membawa bukti yang menegaskan bahwa tanah tersebut memang atas nama yang bersangkutan.
"Kami menghimbau agar warga yang merasa memiliki tanah di sepanjang proyek Bandar Lurus Maransi agar segera melapor dengan membawa bukti," kata Amasrul.
Lebih lanjut Amasrul menjelaskan, berdasarkan penilaian pihak independen (Tim Appreisal) nilai tanah yang ditetapkan yaitu Rp. 320 ribu per meter. "Harga ini ditentukan tim independen bukan ditetapkan oleh Pemko Padang,"ujarnya.
Adapun status tanah di sepanjang lahan proyek pembangunan Bandar Lurus Maransi merupakan Verponding 1794. "Status tanah di sepanjang lahan masih Verponding 1794. Artinya, tanah tersebut belum bisa disertifikatkan atas nama seseorang," imbuh Amasrul.
Sementara itu, warga Kota Padang khususnya di kawasan timur seperti Sungai Sapih, Aie Pacah, Kurao Pagang, Maransi dan Siteba sangat berharap pembangunan Bandar Lurus ini segera terealisasi. Bandar ini akan menjadi nadi aliran genangan air di kawasan ini sehingga banjir yang kerap melanda RSUD Rasyidin, SMP 27 Padang, Jalan By Pass, Maransi dan Kurao tidak terjadi lagi.
"Tentu kami sangat mengharapkan Bandar Lurus Maransi ini cepat selesai. Sebab, setiap hujan deras kami selalu kebanjiran," kata Muis (61) warga Sungai Sapih.
Muis menambahkan, miris melihat rumah sakit kebanjiran, anak sekolah tak belajar karena sekolahnya terendam, apalagi di sekitar Balaikota juga banjir."Kita miris melihat rumah sakit kebanjiran, sekolah terendam sehingga siswanya tak bisa belajar," katanya.
Harapan yang sama juga disampaikan Kepala SMPN 27 Padang Syafri Atmi."Kami mengharapkan pembangunan Bandar Lurus ini cepat terealisasi karena sekolah kami adalah langganan banjir yang mebuat terhambatnya proses belajar mengajar," katanya. (rel)
"Meskipun kita menghadapi banyak hambatan dalam pembebasan tanah, namun dalam tenggat waktu tiga bulan ini sudah harus diselesaikan," kata Kepala Bagian Pertanahan Setda Kota Padang Amasrul di ruang kerjanya, Rabu (18/6).
Dikatakan Amasrul, masih terdapat sekitar 150 persil tanah yang harus dibebaskan, namun belum diketahui pemilik atau pemegang haknya. Selain itu, terdapat pula tanah yang sedang berperkara sehingga harus menunggu hasil proses dari pengadilan.
Amasrul menghimbau masyarakat yang merasa memegang hak atas tanah tersebut agar segera melapor ke Bagian Pertanahan Setda Kota Padang, dengan membawa bukti yang menegaskan bahwa tanah tersebut memang atas nama yang bersangkutan.
"Kami menghimbau agar warga yang merasa memiliki tanah di sepanjang proyek Bandar Lurus Maransi agar segera melapor dengan membawa bukti," kata Amasrul.
Lebih lanjut Amasrul menjelaskan, berdasarkan penilaian pihak independen (Tim Appreisal) nilai tanah yang ditetapkan yaitu Rp. 320 ribu per meter. "Harga ini ditentukan tim independen bukan ditetapkan oleh Pemko Padang,"ujarnya.
Adapun status tanah di sepanjang lahan proyek pembangunan Bandar Lurus Maransi merupakan Verponding 1794. "Status tanah di sepanjang lahan masih Verponding 1794. Artinya, tanah tersebut belum bisa disertifikatkan atas nama seseorang," imbuh Amasrul.
Sementara itu, warga Kota Padang khususnya di kawasan timur seperti Sungai Sapih, Aie Pacah, Kurao Pagang, Maransi dan Siteba sangat berharap pembangunan Bandar Lurus ini segera terealisasi. Bandar ini akan menjadi nadi aliran genangan air di kawasan ini sehingga banjir yang kerap melanda RSUD Rasyidin, SMP 27 Padang, Jalan By Pass, Maransi dan Kurao tidak terjadi lagi.
"Tentu kami sangat mengharapkan Bandar Lurus Maransi ini cepat selesai. Sebab, setiap hujan deras kami selalu kebanjiran," kata Muis (61) warga Sungai Sapih.
Muis menambahkan, miris melihat rumah sakit kebanjiran, anak sekolah tak belajar karena sekolahnya terendam, apalagi di sekitar Balaikota juga banjir."Kita miris melihat rumah sakit kebanjiran, sekolah terendam sehingga siswanya tak bisa belajar," katanya.
Harapan yang sama juga disampaikan Kepala SMPN 27 Padang Syafri Atmi."Kami mengharapkan pembangunan Bandar Lurus ini cepat terealisasi karena sekolah kami adalah langganan banjir yang mebuat terhambatnya proses belajar mengajar," katanya. (rel)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »