YANG dilupakan banyak muslim saking sibuknya dengan aksesoris ke-muslimannya adalah kenapa Nabi Muhammad Saw diutus ke dunia.
”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR Bukhari)
Inilah inti sebenarnya dari Islam yang tenggelam karena umatnya terlalu hiruk pikuk saling berbantahan dengan manusia lainnya.
Kehilangan inti dari sebuah keyakinan menjadikan seseorang bingung tanpa pegangan. Mereka sibuk berenang di permukaan dengan riwayat-riwayat, tanpa mau menyelam di kedalaman makna.
Dari "alasan" Tuhan mengutus Nabi Saw ke dunia saja, kita banyak menemukan benturan logika dengan riwayat-riwayat bahwa Nabi bermuka masam, pedofilia, gila perang dan banyak hal yang difitnahkan kepada beliau.
Benturan logika ini mengakibatkan kebingungan di sebagian besar pengikut sunnah Nabi. Saking bingungnya, mereka berpegang pada siapa saja yang menurut mereka punya ilmu meski hanya sedikit di atas mereka. Bahkan mualaf yang baru belajar agama setahun dua tahun pun digelari ustad dan banyak diikuti fatwanya. Lucu, ya ?
Sibuk menilai orang lain, paranoid dengan agama orang lain, mengkafirkan orang lain, merendahkan, bangga diri yang berlebihan adalah ciri orang yang sedikit sekali memahami kenapa Islam ada di bumi ini. Mereka menjadi "seolah-olah" beragama atau beragama "seolah-olah".
Katanya kembali ke Alquran dan Sunnah, tapi kenapa perilaku malah kembali ke zaman jahiliyah ?
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (Al-Anbiya:107)
Kopi, brader ?
Ditulis Oleh: Denny Siregar, Pengamat Sosial, Politik, Budaya, dan Agama.
”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR Bukhari)
Inilah inti sebenarnya dari Islam yang tenggelam karena umatnya terlalu hiruk pikuk saling berbantahan dengan manusia lainnya.
Kehilangan inti dari sebuah keyakinan menjadikan seseorang bingung tanpa pegangan. Mereka sibuk berenang di permukaan dengan riwayat-riwayat, tanpa mau menyelam di kedalaman makna.
Dari "alasan" Tuhan mengutus Nabi Saw ke dunia saja, kita banyak menemukan benturan logika dengan riwayat-riwayat bahwa Nabi bermuka masam, pedofilia, gila perang dan banyak hal yang difitnahkan kepada beliau.
Benturan logika ini mengakibatkan kebingungan di sebagian besar pengikut sunnah Nabi. Saking bingungnya, mereka berpegang pada siapa saja yang menurut mereka punya ilmu meski hanya sedikit di atas mereka. Bahkan mualaf yang baru belajar agama setahun dua tahun pun digelari ustad dan banyak diikuti fatwanya. Lucu, ya ?
Sibuk menilai orang lain, paranoid dengan agama orang lain, mengkafirkan orang lain, merendahkan, bangga diri yang berlebihan adalah ciri orang yang sedikit sekali memahami kenapa Islam ada di bumi ini. Mereka menjadi "seolah-olah" beragama atau beragama "seolah-olah".
Katanya kembali ke Alquran dan Sunnah, tapi kenapa perilaku malah kembali ke zaman jahiliyah ?
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (Al-Anbiya:107)
Kopi, brader ?
Ditulis Oleh: Denny Siregar, Pengamat Sosial, Politik, Budaya, dan Agama.
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
