 |
| Iswandi Muchtar berdo'a di depan makam. |
BentengSumbar.com --- Ketua Yayasan Syech Umar Khalil Iswandi Muchtar melakukan ziarah ke makam Panglima Paderi Tuanku Imam Bonjol, beberapa waktu lalu, di di Desa Lotta Kecamatan Pineleng, Minahasa, Sulawesi Utara. Dari Manado, perjalanan hanya akan memakan waktu sekitar setengah jam dengan jarak tempuh 9 Km dari pusat Kota.
"Di sela-sela kunjungan kerja kami sebagai anggota DPRD Kota Padang, alhamdulillah saya berkesempatan untuk berziarah ke makam Tuanku Imam Bonjol. Beliau adalah ulama dan pahlawan bangsa kita," ungkap anggota Komisi IV DPRD Kota Padang ini.
Menurut Iswandi, Tuanku Imam Bonjol merupakan Panglima Paderi yang sangat ditakuti Belanda. Perjuangannya melawan pejajah Belanda dan menegakkan ajaran Islam, berhasil mempertahankan eksistensi ajaran Islam di Minangkabau.
Tuanku Imam Bonjol adalah pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang sangat ditakuti penjajah Belanda. Beliau dibuang ke Minahasa sampai akhir hayatnya tahun 1864. "Tuanku Imam Bonjol lahir pada tahun 1774 di Tanjung Bungo, Bonjol, Sumatera Barat. Wafat pada 6 November 1854 di Lota Minahasa dalam pengasingan Pemerintah Kolonial Belanda karena berperang menentang penjajahan untuk kemerdekaan Tanah Air, Bangsa dan Negara," ungkapnya.
Di salah satu dinding bangunan terdapat lukisan Tuanku Imam Bonjol berjubah putih dan sorban putih, sedang mengacungkan pedang di atas seekor kuda putih. Di samping berziarah ke makam Tuanku Imam Bonjol, pengunjung juga bisa melihat peninggalan Tuanku selama diasingkan oleh penjajah Belanda di Minahasa. Peninggalan utama Tuanku Imam Bonjol adalah tempat ibadah di bawah bangunan makam.
"Menuju tempat ibadah Tuanku Imam Bonjol, kita akan melewati pepohonan jati dan bambu yang rimbun, serta beberapa anak tangga. Bangunan Tempat Ibadah Tuanku Imam Bonjol terletak persis di sebelah aliran Sungai Malalayang yang jernih dengan bebatuan yang indah," cerita Iswandi. (malin sampono)
"Di sela-sela kunjungan kerja kami sebagai anggota DPRD Kota Padang, alhamdulillah saya berkesempatan untuk berziarah ke makam Tuanku Imam Bonjol. Beliau adalah ulama dan pahlawan bangsa kita," ungkap anggota Komisi IV DPRD Kota Padang ini.
Menurut Iswandi, Tuanku Imam Bonjol merupakan Panglima Paderi yang sangat ditakuti Belanda. Perjuangannya melawan pejajah Belanda dan menegakkan ajaran Islam, berhasil mempertahankan eksistensi ajaran Islam di Minangkabau.
Tuanku Imam Bonjol adalah pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang sangat ditakuti penjajah Belanda. Beliau dibuang ke Minahasa sampai akhir hayatnya tahun 1864. "Tuanku Imam Bonjol lahir pada tahun 1774 di Tanjung Bungo, Bonjol, Sumatera Barat. Wafat pada 6 November 1854 di Lota Minahasa dalam pengasingan Pemerintah Kolonial Belanda karena berperang menentang penjajahan untuk kemerdekaan Tanah Air, Bangsa dan Negara," ungkapnya.
Di salah satu dinding bangunan terdapat lukisan Tuanku Imam Bonjol berjubah putih dan sorban putih, sedang mengacungkan pedang di atas seekor kuda putih. Di samping berziarah ke makam Tuanku Imam Bonjol, pengunjung juga bisa melihat peninggalan Tuanku selama diasingkan oleh penjajah Belanda di Minahasa. Peninggalan utama Tuanku Imam Bonjol adalah tempat ibadah di bawah bangunan makam.
"Menuju tempat ibadah Tuanku Imam Bonjol, kita akan melewati pepohonan jati dan bambu yang rimbun, serta beberapa anak tangga. Bangunan Tempat Ibadah Tuanku Imam Bonjol terletak persis di sebelah aliran Sungai Malalayang yang jernih dengan bebatuan yang indah," cerita Iswandi. (malin sampono)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
