SEJAK Pilpres, saya condong mengamati gerak-gerik PKS. Saya menganalisa, ketika induknya yaitu Ikhwanul Muslimin dilarang pemerintah Mesir, mereka pasti mencari inang baru. Dan negara yang paling cocok adalah negara sekuler, dimana agama dan negara terpisah, juga menjalankan pemerintahan demokratis, yaitu Indonesia.
Benar saja, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. PKS melakukan permainan persepsi yang lihai. Isu Islam dimainkan sebagai senjata utama.
Di Mesir, Presiden mereka Mohammad Morsy, dipropagandakan mirip malaikat. Khatam Alquran, memimpin shalat dan sebagainya. Masyarakat Mesir yang mendambakan pemerintahan yang adil dan islami terpengaruh dan memilih Morsy. Ketika mereka sadar bahwa Morsy tak lebih dari seekor serigala, berontaklah mereka sehingga Mesir sempat chaos. Morsy dikudeta.
Di sini, ketika PKS berlindung dibalik KMP maka Prabowo adalah seorang muslim sejati, meski fakta berbicara bahwa ibu dan adiknya nasrani dan tidak pernah terlihat ia shalat. Pada waktu Jokowi tertangkap kamera sedang memimpin shalat, maka ia divonis riya', padahal mereka tidak pernah memvonis Morsy riya' saat diabadikan memimpin shalat.
Untungnya PKS kalah. Ini mungkin rahmat Tuhan yang tidak terhingga untuk bangsa Indonesia karena kita tidak mengalami kejadian yang sama seperti Mesir.
Tapi PKS tidak menyerah. Fitnah-fitnah terus ditebarkan. Kita melihat betapa mudahnya mereka memalsukan hasil lembaga survey mereka yang menunjuk Prabowo menang. Pejuang garis depannya seperti Fahri Hamzah dan Jonru si mualaf, terus membangun persepsi seperti yang mereka inginkan.
Sampai sekarang-pun isu-isu yang membawa Islam terus digencarkan. Mereka menggandeng FPI, FUUI dan lembaga-lembaga atau ormas Islam lain yang setujuan, meskipun dalam penerapan khilafah mereka berbeda. Tujuannya untuk men-diskreditkan pemerintahan sekarang yang tidak mereka sukai.
Mulai dari kolom agama yang di-isukan dihapus sampai yang terbaru Menteri BUMN melarang jilbab di BUMN. Meski sumber infonya hanya dari twitter yang tidak jelas, entah kenapa seorang senior PKS tiba-toba berteriak bahwa bu Menteri melanggar Undang-undang.
Biarpun belum terlihat hasil yang diinginkan, mereka tidak berhenti. Agenda mereka adalah agenda jangka panjang.
Sedih melihat beberapa teman yang dulu saya kenal terbuka, tiba-tiba menjadi berpikiran sempit. Mereka menjadi "sangat Islami", entah sejak kapan. Agama buat mereka adalah sesuatu yang harus dibanggakan dan menjadi begitu paranoidnya terhadap tindakan orang lain yang tidak sama dengan mereka.
Sedkit-sedikit bicara kristenisasi, ataupun pen-sekuleran negara ini. Memang sejak kapan negara ini tidak sekuler ? Arti sekuler pun mereka tidak paham. Permainan persepsi ini tidak akan berhenti sampai PKS meraih tujuan atau saat mereka dilarang di negara ini, seperti halnya Ikhwanul Muslimin, induknya.
Kita mungkin tertawa melihat fitnah mereka ataupun kebodohan mereka yang mempercayai fitnahnya. Tapi coba amati, setiap hari ada saja sahabat, teman, keluarga, tetangga kita yang menjadi "zombie". Otak mati karena hasad yang tinggi. Dari sini kita lihat keberhasilan PKS setahap demi setahap membangun agendanya.
Di Mesir, Ikhwanul Muslimin berhasil menumbangkan Hosni Mubarak melalui facebook, mendompleng kejahatannya dengan misi dibaliknya. Mereka ingin melakukan kesuksesan yang sama.
Jangan pernah letih melawan mereka. Persepsi mereka, kita adu dengan persepsi juga. Kita buktikan, siapa yang lebih gila.
Ditulis oleh : Denny Siregar, Pengamat Sosial dan Politik, tinggal di Jakarta.
Benar saja, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. PKS melakukan permainan persepsi yang lihai. Isu Islam dimainkan sebagai senjata utama.
Di Mesir, Presiden mereka Mohammad Morsy, dipropagandakan mirip malaikat. Khatam Alquran, memimpin shalat dan sebagainya. Masyarakat Mesir yang mendambakan pemerintahan yang adil dan islami terpengaruh dan memilih Morsy. Ketika mereka sadar bahwa Morsy tak lebih dari seekor serigala, berontaklah mereka sehingga Mesir sempat chaos. Morsy dikudeta.
Di sini, ketika PKS berlindung dibalik KMP maka Prabowo adalah seorang muslim sejati, meski fakta berbicara bahwa ibu dan adiknya nasrani dan tidak pernah terlihat ia shalat. Pada waktu Jokowi tertangkap kamera sedang memimpin shalat, maka ia divonis riya', padahal mereka tidak pernah memvonis Morsy riya' saat diabadikan memimpin shalat.
Untungnya PKS kalah. Ini mungkin rahmat Tuhan yang tidak terhingga untuk bangsa Indonesia karena kita tidak mengalami kejadian yang sama seperti Mesir.
Tapi PKS tidak menyerah. Fitnah-fitnah terus ditebarkan. Kita melihat betapa mudahnya mereka memalsukan hasil lembaga survey mereka yang menunjuk Prabowo menang. Pejuang garis depannya seperti Fahri Hamzah dan Jonru si mualaf, terus membangun persepsi seperti yang mereka inginkan.
Sampai sekarang-pun isu-isu yang membawa Islam terus digencarkan. Mereka menggandeng FPI, FUUI dan lembaga-lembaga atau ormas Islam lain yang setujuan, meskipun dalam penerapan khilafah mereka berbeda. Tujuannya untuk men-diskreditkan pemerintahan sekarang yang tidak mereka sukai.
Mulai dari kolom agama yang di-isukan dihapus sampai yang terbaru Menteri BUMN melarang jilbab di BUMN. Meski sumber infonya hanya dari twitter yang tidak jelas, entah kenapa seorang senior PKS tiba-toba berteriak bahwa bu Menteri melanggar Undang-undang.
Biarpun belum terlihat hasil yang diinginkan, mereka tidak berhenti. Agenda mereka adalah agenda jangka panjang.
Sedih melihat beberapa teman yang dulu saya kenal terbuka, tiba-tiba menjadi berpikiran sempit. Mereka menjadi "sangat Islami", entah sejak kapan. Agama buat mereka adalah sesuatu yang harus dibanggakan dan menjadi begitu paranoidnya terhadap tindakan orang lain yang tidak sama dengan mereka.
Sedkit-sedikit bicara kristenisasi, ataupun pen-sekuleran negara ini. Memang sejak kapan negara ini tidak sekuler ? Arti sekuler pun mereka tidak paham. Permainan persepsi ini tidak akan berhenti sampai PKS meraih tujuan atau saat mereka dilarang di negara ini, seperti halnya Ikhwanul Muslimin, induknya.
Kita mungkin tertawa melihat fitnah mereka ataupun kebodohan mereka yang mempercayai fitnahnya. Tapi coba amati, setiap hari ada saja sahabat, teman, keluarga, tetangga kita yang menjadi "zombie". Otak mati karena hasad yang tinggi. Dari sini kita lihat keberhasilan PKS setahap demi setahap membangun agendanya.
Di Mesir, Ikhwanul Muslimin berhasil menumbangkan Hosni Mubarak melalui facebook, mendompleng kejahatannya dengan misi dibaliknya. Mereka ingin melakukan kesuksesan yang sama.
Jangan pernah letih melawan mereka. Persepsi mereka, kita adu dengan persepsi juga. Kita buktikan, siapa yang lebih gila.
Ditulis oleh : Denny Siregar, Pengamat Sosial dan Politik, tinggal di Jakarta.
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »