MUNGKIN kalau tidak karena pemerintahan sekarang ini saya tidak mencari tahu apa kepanjangan RON dalam istilah BBM. RON atau Research Octane Number yaitu angka ketahanan minyak sebelum ia dinyalakan. Ah, tidak usahlah bahas teknisnya. Puyeng.
Indonesia berpuluh tahun menggunakan minyak dengan RON 88. Nah, ini yang aneh karena RON 88 itu sebenarnya sudah sangat kadaluarsa dan tidak lagi diproduksi. Dunia sejak lama menggunakan minyak dengan RON 92 ke atas.
Ternyata sejak lama kita dibohongi pemerintah sebelumnya melalui Pertamina dan Petral. Dikadali, istilah gaulnya.
Minyak yang kita impor dengan berpatokan pada harga beli dunia adalah dengan RON 92. Di Singapura, kita menurunkan angka itu menjadi 88 dengan mencampurnya. Pencampuran itu dilakukan di Singapura.
Kita menambah biaya sangat banyak hanya untuk menurunkan kualitas minyak. Aneh, kan ? Ibarat kita beli komputer yang Quadcore dan kita bayar lagi untuk menurunkannya supaya jadi Pentium.
Buat mafia di Petral itu tidak aneh. Berapa fee yang mereka dapat dari pembelian bahan kimia atau nafta uutuk mencampur, belum lagi sewa kilang di Singapura dan fee tetek sampe bengek lainnya. Belum lagi fee dari pembelian minyak impor.
Berapa triliun rupiah sudah kerugian negara yang masuk ke saku para oknum itu ? Anda bisa bayangkan ketika semua itu ditransaksikan dalam USD. Pantas saja banyak yang bernapsu jadi "pemerintah" karena fee hasil tipu-tipu itu sangat manis.
Seharusnya, selain tidak perlu menambah biaya lagi hanya untuk men-down grade kan minyak, kita juga untung karena pakai bensin berkualitas dengan harga yang sama. Pantas saja kendaraan di Indonesia banyak sekali yang rusak.
Saya curiga, bahwa bertahun-bertahun terjadi konspirasi antara pemerintah dan bengkel servis mobil motor.
Coba saya cek di google apakah Ibas juga buka servis kendaraan. Saya awali dengan keyword "Lengan Panjang Service Motor"..
Ditulis Oleh: Denny Siregar, Pengamat Sosial, Politik, Budaya, dan Agama.
Indonesia berpuluh tahun menggunakan minyak dengan RON 88. Nah, ini yang aneh karena RON 88 itu sebenarnya sudah sangat kadaluarsa dan tidak lagi diproduksi. Dunia sejak lama menggunakan minyak dengan RON 92 ke atas.
Ternyata sejak lama kita dibohongi pemerintah sebelumnya melalui Pertamina dan Petral. Dikadali, istilah gaulnya.
Minyak yang kita impor dengan berpatokan pada harga beli dunia adalah dengan RON 92. Di Singapura, kita menurunkan angka itu menjadi 88 dengan mencampurnya. Pencampuran itu dilakukan di Singapura.
Kita menambah biaya sangat banyak hanya untuk menurunkan kualitas minyak. Aneh, kan ? Ibarat kita beli komputer yang Quadcore dan kita bayar lagi untuk menurunkannya supaya jadi Pentium.
Buat mafia di Petral itu tidak aneh. Berapa fee yang mereka dapat dari pembelian bahan kimia atau nafta uutuk mencampur, belum lagi sewa kilang di Singapura dan fee tetek sampe bengek lainnya. Belum lagi fee dari pembelian minyak impor.
Berapa triliun rupiah sudah kerugian negara yang masuk ke saku para oknum itu ? Anda bisa bayangkan ketika semua itu ditransaksikan dalam USD. Pantas saja banyak yang bernapsu jadi "pemerintah" karena fee hasil tipu-tipu itu sangat manis.
Seharusnya, selain tidak perlu menambah biaya lagi hanya untuk men-down grade kan minyak, kita juga untung karena pakai bensin berkualitas dengan harga yang sama. Pantas saja kendaraan di Indonesia banyak sekali yang rusak.
Saya curiga, bahwa bertahun-bertahun terjadi konspirasi antara pemerintah dan bengkel servis mobil motor.
Coba saya cek di google apakah Ibas juga buka servis kendaraan. Saya awali dengan keyword "Lengan Panjang Service Motor"..
Ditulis Oleh: Denny Siregar, Pengamat Sosial, Politik, Budaya, dan Agama.
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
